Sabtu, 19 Maret 2011
Homework at the Weekends
Keenwood Dr 1105, Blacksburg, VA, 08.35 p.m.
Bismillahirohmanirohim…. Aku mulai menulis sepenggal kisah hidupku di negeri orang dengan menyebut nama ALLAH SWT, Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan jalan kepada salah satu hamba Nya untuk melihat luasnya dunia. Allahurabbi.
Baiklah kawan, yang ingin aku ceritakan kali ini bukan lah sebuah rangkain cerita mengenai hari ku, melainkan cerita tentang rumah yang aku tinggali dan lingkungan di sekelilingnya.Baiklah, namun sebelumnya, ada hal menarik tentang kebudayaan di amerika yang perlu aku share ke teman-teman, yaitu tentang budaya weekends. Perlu kalian tahu, orang amerika sangat senang menyambut datangnya weekends, yaitu hari Jumat, karena itu artinya sudah tiba waktu untuk berlibur dan having fun. Sampai ada istilah yang terkenal di Amerika yang disingkat TGIF (Thanks God It Is Friday). Weekends, hari dimana mereka akan menghabiskan waktu untuk bersenang – senang meninggalkan semua rutinitas keseharian mereka. Semua orang amerika seperti itu, pekerja, dosen, mahasiswa, semua berperilaku sama. Aku tidak tahu kenapa mereka sangat senang sekali menyambut weekends, entah karena mereka pekerja holic, sangat senang bekerja sehingga membuat mereka sibuk dan hanya di akhir pekanlah mereka bisa relaks, entahlah, aku belum menanyakan akan hal itu. Bahkan, semua professorku pun setelah selesai kelas, tidak pernah ada yang lupa mengucapkan “have nice weekends”. Kebanyakan dari orang amerika akan mengisi weekends mereka dengan pergi berwisata bersama keluarga, pesta, mengunjungi keluarga, dan kegiatan fun laiinnya. Termasuk saudara amerikaku, Mason, dia pergi ke Florida berlibur bersama pacarnya.
Sebenarnya, weekends ini aku tidak mempunyai rencana khusus untuk pergi kesuatu tempat istimewa, hanya saja aku dan teman – teman Indonesiaku mempunyai janji dengan orang Indonesia yang tinggal di Blacksburg untuk berkumpul bersama dan sedikit berpesta makanan khas Indonesia. Kami akan berkumpul sabtu sore ini.
Sekedar informasi saja, weekends ku akan jadi akhir pekan penuh dengan homework, karena semua professor yang mengajar di kelasku memberikan homework yang sangat banyak, apalagi kelas reading dan wrtingku. Beliau bilang, selamat berakhir pekan bersama tugas – tugasnya, ohhhhh man. Tertawa getir aku mendengarnya. Jadi, aku tidak mempunyai terlalu banyak waktu bermain :-( karena masih banyak pekerjaan yang segera butuh penyelesaian. Kadang aku merasa kalau kuliahku di LCI hampir seperti saat aku belajar di sekolah menengah atau tingkat atas, karena setiap hari guruku memberikan tugas atau bahasa kerennya PR…hehe….tapi pekerjaan rumah dan nuansa kelasku sekarang jauh berbeda dengan yang dulu pernah aku alami semasa sekolah (ya e ya lah ^^). Jadi, this be my first weekends with full homework.^^.. pasti akan menyenangkan.....Let we see.
Aku tinggal di sebuah rumah kecil yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus Virginia Tech dan kampus Language and Culture Institute, tepatnya di jalan Kenwood Drive, 1105, Blacksburg. Aku tinggal bersama pasangan entah pacar atau suami istri (jangan heran, karena aku juga tidak tahu dan aku belum berani menanyakannya), yaitu Mason Conwell dan Leanna. Mereka tinggal dalam satu kamar yang sama. Mason sedang dalam proses menyelesaikan gelar masternya, sedangkan Leanna setahuku dia focus bekerja di sebuah perusahaan farmasi. Oke, akan aku sedikit ceritakan tentang rumah dan keluarga baruku disini. Rumah yang aku tinggali sangat kecil dan sederhana dibandingkan dengan rumah orang amerika kebanyakan. Ada 3 kamar didalam rumah ini, satu ruang tamu, dapur dan tempat makan, sedikit ruangan di belakan dapur, dan ruangan yang lumayan luas di bawah lantai (basemen). Namun, dibelakang rumah, ada lahan kosong tertutup rumput yang cukup luas. Lahan ini menurut Mason sering digunakan untuk tempat bermain bola, dan menjadi tempat bermain dia dengan anjing kesayangannya. Di lahan belakang juga ada semacam rumah kecil, aku belum tahu digunakan untuk apa. Rumah mungil yang aku tempati ini meski tidak mewah, namun untuk ukuran orang Indonesia lumayan wahh, karena semua peralatan rumahnya sangat cukup modern (aku belum pernah melihat yang seperti itu di Indonesia, apalagi rumahku, hehe). Kamar mandi model amerika, sangat jauh berbeda dengan kamar mandi di Indonesia. Lantainya menggunakan kayu. Kulkas besar berisi banyak sekali makanan. Kompor yang sangat canggih. Semua peralatan disini benar – benar canggih, keluaran terbaru abad 21. Meski rumah seoerti ini menurut orang amerika adalah rumah yang sangat sederhana dan biasa. Standar kemakmuran kita memang berbeda.
Aku tinggal di kamar tersendiri dengan Ansar. Kamarku cukup luas, ada satu tempat tidur, meja komputer, meja kecil tempat lampu, rak buku, beralaskan karpet, dan satu buah tray untuk tempat baju kotor. Kamar yang sangat nyaman. Aku harus berbagi kamar mandi (biasa orang amerika sebut dengan rest room) dengan temanku. Kamar mandi tepat berada di samping kamar kami. Disetiap ruangan ada alat pemanas dan pendingin ruangan otomatis. Jika cuaca sedang dingin, makan alat tersebut akan membuat seisi rumah menjadi hangat, begitu sebaliknya. Didalam rumah terasa lebih hangat dibandingkan dengan diluar rumah. Rumah yang aku tinggali ini bagian luarnya tidak dicat atau dilapisi dengan semen. Hanya batu bata saja, sederhana, namun tetap indah dipandang. Begitu juga kebanyakan rumah di daerah ini, hanya menggunakan tumpukan batu bata merah saja. Kalian bisa melihat foto rumahku…yups, begitulah kira – kira bentuknya.
Oya, aku belum menceritakan detail tentang anjing dirumahku, namanya Ivan. Ukuran tubuhnya sangat besar bagi ukuran anjing peliharaan. Pernah melihat anjing pelacak?nahh, ukurannya segitu. Bentuk Ivan seperti serigala, tipe anjing penjaga. Aku tidak tahu pasti dari jenis apa dia. Warn punggung dan bagian atas hitam, sedangkan bawah berwarna putih. Kata Mason dia baru berumur 1 tahunan, ya remaja katanya. Dia anjing jantang yang baik. Namun, karena aku tidak terbiasa dengan anjing, bahkan melihat atau didekati saja aku sudah takut, maka aku meminta kepadanya untuk menjauhkan dari kami. Dia sangat mengerti akan hal itu, dan semua perbedaan yang kami miliki dia selalu memahaminya dengan sangat baik. Setiap aku dirumah, Ivan pasti di letakan di luar rumah, atau dia jaga agar tidak mendekati kami dengan tali dileher Ivan. Aku agak sedikit risih sebenarnya. Yaa, satu satunya yang membuat aku agak sungkan berada dirumah adalah karena Ivan. Aku tahu dia Cuma ingin mendekat dan menyapa, berkenalan, tapi gak tahu, aku benar-benar takut. Setiap kali dia mau mendekat, aku langsung menyingkir. Jadi kalau si Ivan sedang dilepas, aku lebih baik didalam kamar saja. Amannn..
Disekeliling rumahku berderet rumah – rumah dengan tipe dan mode yang sama. Banyak sekali rumah, namun tetap tertata rapi dan bersih. Disetiap depan rumah, seperti di film buatan amerika, terparkir mobil berbagai warna dan jenis. Semua keluarga di Blacksburg pasti mempunyai mobil. Mobil bagaikan kacang goreng disini. Ada jalan besar, mulus, dan rapi didepan rumahku. Banyak sekali perempatan dan persimpangan jalan didaerah rumahku, semacam perumahan begitulah. Meskipun banyak rumah dan jalan, namun taman yang dipenuhi pohon – pohon besar masih sangat banyak aku jumpai disini. Bahkan disetiap rumah baik didepan maupun disamping ditumbuhi pohon – pohon besar. Suasananya jadi terasa sangat asri. Karena sekarang masih akan memasuki musim spring, maka setiap pohon yang aku lihat tidak mempunyai daun sama sekali, hanya dahan dan batangnya saja. Aku tidak sabar melihat pohon – pohon ini bermekaran, kata Mason itu sangat indah. Selain nuansa rumah dan perumahan yang sangat asri, sejuk, dan nyaman (tidak berisik dan bising), di daerahku tinggal banyak aku temui hewan – hewan liar berkeliaran, seperti tupai (banyak sekali disini), burung gagak (lebih besar dari yang di Indonesia), dan berbagai macam burung berwarna warni. Seperti hidup di kebun binatang, hehe. Aku heran dan kagum masyarakat disini tetap bisa menjaga lingkungannya dengan baik, hidup dialam tanpa terlalu membuatnya menderita. Aku juga sangat kagum dengan kebersihan di kota dan perumahanku, tidak akan pernah kalian temui sedikitpun sampah berceceran di sini. Semuanya sangat bersih. Ada tempat sampah besar didepan rumah, dan setiap sampah rumah tannga pasti akan diletakan disitu, tidak dibuang disembarang tempat. Masyarakat disekitar rumahku sangat memperhatikan kebun mereka, setiap rumah yang aku lewati mempunyai taman didepan rumah yang sangat rapi dan indah, ditumbuhi berbagai macam jenis bunga dan pohon.
Alhamdulilah cuaca di kota Blacksbur makin hari makin hangat, meski setiap pagi aku berangkat kekampus masih sedikit terasa dingin. Tidak seperti saat aku baru saja datang kesini, luarr biasa dingin. Aku gak tahan berlama – lama di luar ruangan, aku harus memakai syal, jaket, dan kaos tangan diawal aku berada di kota ini. Angin yang bertiup apalagi sangat dingin, membuat wajah dan bibir terasa sangat kering. Perlahan, cuaca disini menghangat, terasa layaknya cuaca di Indonesia. Awan membiru cerah setiap hari. Matahari bersinar menghangati tubuh. Setiap sudut kota ini memang indah dan rapi, ditambah dengan cuacanya yang bersahabat, wooo indah nian. Satu lagi yang unik di sini, pertama kali aku datang, matahari baru terlihat sekitar jam 10 pagi, dan baru tenggelam jam 9 malam. Saat pertama aku bangun pagi, aku lihat jam, sudah subuh ternyata, namun saat aku lihat keluar rumah, lhooo kok masih gelap. Hehe, unik. Dan, jangan heran melihat jam 7 malem, justru banyak anak – anak bermain diluar rumah, bermain bola basket atau bersepeda. Yaa, jam 7 malem, karena jam segitu matahari masih bersinar dan belum gelap sedikitpun. Lama penyinaran matahari di daerah empat musim memang berbeda, jadi jangan heran. Namun kalau kamu baru pertama kali melihatnya, pasti sangat terkagum – kagum. Perbedaan waktu itulah juga yang membuat jadwal sholat lima waktu di kota Blacksburg sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. Aku baru sholat subuh sekita jam 06 pagi, sedangkan sholat dzuhur sekitar jam 02 siang. Aku juga masih harus menyesuaikan dengan waktu solat disini, karena masih sering kepikiran waktu solat di Indonesia.
Bailah, itu sedikit cerita kondisi lingkungan dan rumah yang aku tempati. Rumah kecil bersama saudaraku Mason dan Leanna yang sangat baik hati…yaa benar, mereka sangat baik…
Aku masih harus menyelesaikan homework yang banyak ini, semoga dapat aku selesaikan dengan baik dan benar tepat pada waktunya. Salah satu strategi mahasiswa baru yang belajar di perguruan tinggi amerika adalah : time management, belajar membagi pekerjaan berdasarkan prioritas. Time is money (lhoo…) yang aku maksud waktu adalah ilmu.
Salam,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar