Aku berangkat dari kos jam 9.15
dengan sebelumnya melakukan persiapan yang tidak optimal, dipenuhi ketergesaan,
ketidakteraturan, dan ketidaknyamanan. Namun semua itu cukup terobati setelah
aku tiba dibandara Ahmad Yani jam 09.35. Dua koper beratku aku angkat dari
bagasi taksi Blue bird seharga 50 ribu yang mengantarku dari kos sampai
airport. Aku mengambi l trolly, berjalan ke pintu masuk, dan berjalan menuju
pemeriksaan barang, dan bertemulah aku dengan dua orang bajingan pengais rezeki
dari membohongi orang. Kenapa aku katakana seperti itu?lihat saja dua orang
berseragam yang bertugas dibagian pengecekan berat bagasi. Aku sangat yakin
mereka menipuku dengan tarif bagasi. Setelah melihat aku dengan 2 koper besar
itu, aku dipanggil dan bla bla bla, yang intinya bagasi tidak boleh lebih dari
23 kg, dan selebihnya dikenakan charge/biaya. Masing-masing koperku setelah
ditimbang beratnya 20 kg dan 23 kg. Aku tidak begitu paham memang dengan aturan
ini, apalagi dengan tariff charge per kilogramnya. Disitulah aku benar-benar
merasa ditipu, mereka memintaku membayar jumlah berat bagasi 17 kg, dan setelah
dihitung oleh mereka aku kena charge 215.000. Aku tercekat kaget, busyettt,
belum apa2 kok sudah membayar sebegini banyaknya….Ya Rabb ampuni aku,
Kemudian aku diantar ke tempat
chek in, dan dari situ aku mulai curiga:dia meminta tiket ku, lalu
memberikannya kepada seseorang lelaku petugas di belakang meja check in.Sembari
menunggu, dia menyampaikan kepadaku bahwa harga charge bagasi tadi lebih murah
karena kenal denganorang dalam, hemmm, dari penyampaiannya itu aku semakin
bertambah aneh dan curiga kalau dia memang benar-benar bangsat, lagaknya
menolong tapi sejatinya dia dan teman-temannya tidak lebih dari bajingan busuk
yang kerjaannya meipu orang. Semoga laknat Allah menimpanya. Setelah beberapa
saat laki-laki itu membawa tiket pesawatku lengkap dengan tempelan pengembilan
bagasi. Kemudian tanpa aku minta, dia membawa tiketku ke arah loket boarding
pass, jelas-jelas tanpa aku minta, padahal aku sudah tahu. Dia tetap saja
berdiri didepan loket boarding pas setelah tiket diberikan kepadaku dan aku membayar tax untuk boarding
pass. Aku yakin dia meminta upah dari apa yang sudah tadi dia lakukan (meski
tanpa aku minta tolong). Dia pasti merasa layak diberi imbalan, karena
seolah-olah dia sudah membantuku. Kenapa di Indonesia, khususnya
ditempat-tempat pelayanan transportasi umum, banyak sekali orang yang seperti
ini?Menipu orang, meminta upah dari hal yang sudah dikerjakan tanpa dimintai
tolong. Sudah bukan barang baru lagi memang, tapi miris sekali melihat hal itu
sering terjadi dimanapun tempatnya, sudah sangat sebegitu buruknya kah perangai
orang-orang Indonesia?busuk!bangsat!bajingan!, aku doakan laknat yang dia
terima, laknat bagi siapa saja yang kerjaannya menipu dan memanfaatkan orang.
Apakah orang-orang yang seperti ini tidak berpikir tentang keluarganya,
halalkah makanan yang masuk kedalam perutnya, istrinya, dan anak-anaknya?
Orang-orang ini hanya akan
melahirkan para koruptor2 dimasa mendatang dari hasil pekerjaannya yang
dijadikan nafkah bagi anak-anaknya.
Masuk kedalam pesawat dikursi 5E,
kursi yang berada di tengah diantara 3 kursi. Aku mendapat kenalan baru, dia
orang keturunan Cina, umur 29 tahun, seorang director perusahaan properti di Semarang.
Tiba di Bandara Soekarno-Hatta jam 11.00. Setelah menunggu 2 koperku yang
sangat berat keluar dari pintu bagasi 4, aku berjalan dengan membawanya melalui
petugas penjaga pengambilan begasi. Aku bertanya terlebih dahulu dimana
seharusnya aku menunggu bus shuttle pengantar penumpang di bandara. Aku
berbelok kekanan, mendorong trolly kearah tempat dimana biasanya bis kuning itu
berhenti. Aku menunggu lumayan lama, mungkin sekitar 15 menit. Sembari itu, aku
menelefon Bapaku, memberikan kabar bahwa aku sudah sampai di Soekarno-Hatta.
Aku naik bis kuning itu,
menyusuri jalan penghubung ke terminal 2, tempat dimana Jakarta Airport Hotel
Berada. Sejujurnya, aku tidak tahu dimana letak hotel itu, ahhh masa bodoh, aku
ngikut bis aja, pasti juga nanti ketahuan hotelnya. Namun, ternyata bus tidak
berhenti tepat didepan hotel, aku jadinya berhenti ditempat yang lumayan agak
jauh dari pintu hotel. AKu turunkan dua koperku, mengambil trolly, dan mulai
mendorongnya ke arah petunjuk hotel. Setelah chek in dan bla bla bla, yang
melelahkan akhirnya aku sampai juga didalam kamar.
Siang harinya, kakakku datang
membawa barang-barang yang aku minta. Kakak perempuanku menatakan ulang
barang-barang ku didalam tas, sehingga kini aku hanya membawa 1 koper besar
(berkisar 23 kilo) dan 1 tas kecil yang bisa aku naikan ke kabin pesawat, serta
tentunya 1 tas punggung dan 1 tas pinggang. Cukup lega sekarang.
Aku menghabiskan waktuku di Hotel
dan berjalan-jalan disekitar terminal 2 Bandara Internasioanl Soekarno-Hatta.
Besok adalah hari yang
meneganggkan….semoga semuanya lancar Ya Rabb. Amin.
Kamis, 10 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar