Selasa, 15 Maret 2011
Holiday Inn Hotel, Blacsburg City, Virginia
Setelah tidur jam 02 dini hari tadi, aku bangun jam 05, aku hanya tidur sekitar 3 jam, itupun aku paksa untuk bisa tidur. Aku tidak tahu pasti kenapa susah sekali tidur malam ini, mungkin karena tubuhku belum terbiasa dengan waktu di USA, atau biasanya banyak yang bilang namanya Jetlack. Tubuhku baru menyesuaikan dengan perbedaan waktu yang sangat jauh dengan Indonesia. Perbedaan waktu antara Indonesia dan amerika adalah 12 jam, kalau di amerika jam 02 pagi, di Indonesia jam 02 sore. Menginap dan Tidur di hotel mewah memang agak repot, karena banyak peralatan yang tidak aku mengerti bagaimana penggunaannya. Alat – alat disini terlalu canggih awalnya buat aku yang hanya dari desa ini, hehe, lebay. Aku pelajari cara penggunaannya satu demi satu. Di pojok ruangan ada pemenas yang sangat besar, dimusim dingin seperti sekarang, alat itu berfungsi sebagai pemanas, namun kalau musim panas, bisa disetting jadi alat pendingin ruangan. Di dinding didepan tempat tidur ada televisi layar datar yang sangat besar, merk tv nya LG. Aku tekan tombol power di remote control, tapi aku coba beberapa chanelnya kok gak bisa, hemm, lalu aku mulai mencari – cari bagaimana caranya agar ada gambar dan suara dari TV itu. Aku lihat ada kotak semacam vcd di lemari, dibawah tv. Aku nyalakan, dan keluar gambar dan suara di tv, ohhh, baru tahu aku, ternyata itu tv kabel, pakek satelit, bukan antenna seperti di Indonesia. Dan setelah lama, baru aku tahu semua tv di Amerika, menggunakan satelit, dan chanel pilihannya banyak sekali, lebih dari 200 chanel. Kamar mandi atau bathroom / rest room juga sangat modern, berbeda sekali dengan toilet di Indonesia. Hotel mewah, meski Cuma 1 lantai saja, namun tetap terkesan modern, rapi, dan sangat bersih. Aku kemudian berjalan – jalan keluar kamar, melihat – lihat situasi dibagian lain hotel mewah ini. Aku sampai di loby hotel, dan melihat ada seorang bule yang mengambil kopi. Aku pun meniru mereka mengambil kopi dengan botol minum yang sudah tersedia disana, seperti layaknya film amerika. Rasa kopinya sedikit aneh.
Aku kembali kekamar kemudian mandi. Setelah mandi aku dengan temanku pergi menuju restaurant di hotel itu. Seorang waitress ramah menyapa kami, dan menujjukan tempat duduk kepada kami. Menawari menu makan, dan mau minum apa?katanya, dengan aksen berat khas amerika. Kami baca menu makanan di restaurant itu satu demi satu dengan sangat teliti, kami takut kalau makanan di restaurant ini mengandung babi atau sejenisnya. Setiap kata pork, ham, backen, atau apapun yang mencurigakan langsung aku eleminasi. Agar amannya, aku memilih sereal gandum dan beras, serta susu. Minumnya air putih. Aman sudah. Hehe. Aku harus mulai membiasakan diri dengan kondisi seperti ini, artinya harus benar benar hati hati dengan semua jenis makanan di amerika. Kalau ragu mending gak usah di makan.
Jam 10.30 kami sudah harus chek out dari hotel. Setelah mengumpulkan semua abrang bawaan kami di loby hotel, beberapa dari kami pergi keluar hotel untuk melihat – lihat dan tentu berfoto ria. Ini pertama kalinya, kami keluar hotel, dan berfoto bersama. Aku memakai jaket, kaos tangan, syal, dan penutup kepala. Ada dua pintu keluar hotel, dan itu otomatis. Pintu terakhir terbuka dan wusssss, hawa dingin langsung menyergap semua tubuh, sampai menembus kedalam baju yang aku pakai terutama celana, meski aku selalu memakai jeans. Keluar dari hotel, lalu melihat suasana kota blacsburg dan kampus Virginia Tech sungguh sensasi yang sangat luar biasa. Aku membayangkan kalau sekarang ini seperti di dalam film yang menggambarkan kehidupan di wilayah eropa atau amerika. Aku menginjakan kaki di amerika mamen. Ada dua ruas jalan besar yang sangat rapid an bersih. Mobil melaju dengan pelan dan sangat teratur, tidak ada sedikitpun suara klakson. Blacsburg hanyalah kota kecil di Virginia dan tidak mempunyai banyak penduduk. Kota yang sangat bersih dan teratur. Aku masih heran bagaimana menciptakan tata kota seperti ini. Ingin tahu aku caranya agar bisa aku jadikan ilmu di Negara asal. Aku berjalan jalan di samping hotel, terlihat jajaran pohon – pohon yang tidak aku tahu namanya yang meranggas tidak mempunyai daun, mungkin karena sebelumnya adalah musim salju. Pohon – pohon itu tampak seperti hutan. Disampingnya ada lahan luas yang diaspal dan ditata sangat rapai. Diatasnya tertata mobil – mobil berbagai bentuk dengan lagi lagi sangat rapi. Aku mengambil foto beberapa sebagai kenangan. Mengagumkan. Aku kagum dengan arsitektur gedung dan tata kota disini. Selesai berfoto ria dan melihat sekeliling, kami masuk kembali kedalam hotel.
Tidak lama kemudian Tim dan Amanda menjemput kami, mereka membawa dua mobil besar. Barang bawaan kami masukan kedalam mobil. Dia bilang kami akan segera ke VTLCI dan mendapatkan sedikit orientasi disana. Karena mobil yang terbatas, maka kami dijemput berganti gentian dengan abrang bawaan kami. Aku mendapatkan giliran terakhir.
Dikampus VTLCI (Virginia Tech Language and Culture Institute)
Kami tiba didepan kampus VTLCI. Aku masuk kedalam gedung yang lumayan kecil itu. Hemm, suasana didalamnya si khas layaknya ruang ruangan di amerika. Aku mengikuti Amanda menuju ruangan di lantai dua. Bersih dan rapi ruangan, jalan, dan semuanya di gedung ini. Sebelum memulai orientasi mereka meminta kami berkumpul diruang makan. Sepi, karena memang masih libur. Amanda membagi bagikan makanan kepada kami. Bungkusan kardus coklat berisi makanan turkey. Besar sekali ukurannya. Bentuknya seperti burger dengan isi sayur dan daging. Daging kalkun atau sejenisnya. Aku makan, namun tidak habis karena terlalu besar ukurannya.
Selesai makan, akhirnya go to the class. Dimulailah orientasi program kami. Presentator pertama adalah Amanda, asisten director VTLCI. Beliau menerangkan mengenai bagaiman belajar di VTLCI dan apa yang seharusnya kami lakukan dan tidak semasa kuliah di VTLCI. Presentasi kemudian dilanjutkan oleh Cris, director IIE di USA. Orangnya sangat lucu, dan sangat lebay, aku pikir. Dia menceritakan tentang IIE, hubungan kerjanya dengan US Departmen of State, IIEF, Virginia Tech, dan sebagainya. Dia juga menjelaskan tentang kewajiban kami sebagai peserta program dan apa saja yang akan kami dapatkan. Setelah presentasi, kami diberi banyak sekali dokumen kertas yang aku lupa apa saja kegunaanya. Yang jelas, kertas – kertas itu harus diisi dan dikumpulkan kembali. Aku tidak perlu khawati karena Amanda akan membantu.
Tim memberitahukan kepada kami bahwa kami akan bertemu dengan host family kami sore ini. Mereka akan menjemput kami di kampus. Sudah ada beberapa yang dijemput oleh orang tua mereka, dan langsung saja heboh saat ada orang amerika datang dan member salam. Teman temanku teriak histeris saking senengnya. Giliranku tiba, seorang amerika tinggi berwajah masih muda menyalamiku. Namanya Mason Connell. Aku mengikuti langkahnya keluar kampus, mengambil koperku, dan memasukannya kedalam mobil yang dia bawa. Aku bersama dengan Ansar, menjadi teman satu rumah. Ternyata di mengajak temannya, namanya Melisa krena truk yang dia bawa hanya muat untuk 2 orang saja. Aku duduk disamping Mason dan mulai bercerita banyak hal. Bahsa inggris yang aku gunakan alhamdulilah banyak dimenerti olehnya, bahkan dia bilang kamu belajar bahsa inggris dimana?, bahasa inggrismu bagus. Aku agak tidak percaya dia bilang begitu, padahal aku ngrasa omonganku tadi belepotan. Haha…
Sampai dirumahnya, kami masuk. Mason mempunyai anjing besar, Ivan namanya. Kami kemudian berbicang mengenai hal – hal apa yang seharusnya kami lakukan dan tidak, Mason orang yang sangat menghargai perbedaan. Dia bertanya jenis makanan apa yang kami makan, dan yang tidak, bagimana dengan anjing dan sebagainya. Dia full understanding. Kami juga ditunjukan jalur bus yang membawa kami sampai kekampus. Kemudian teman Mason, Cris namanya mahasiswa VT satu tingkat dibawah Mason datang. Kami berbicara mengenai Indonesia dan kebudayaannya. Mereka sangat tertarik sekali. Aku merasa jadi cultural ambassdaro, hehe, karena setiap orang amerika pasti akan aku beritahu mengenai Idnonesia dan keindahannya. Lalu kami Makan malam dengan teman – temannya Mason di hokaido restaurant, makanan asia. Mereka adalah Melisa, yang ikut menjemput kami di kampus, dan seorang lagi bertubuh besar dan berat suaranya, Patrick. AKu semakin tahu, bahwa semua orang Amerika mempunyai porsi makan yang sangat besar jauh dari orang asia seperti kami. Dan, waktunya pulang kemudian tidur…..kamar yang aku tempati lumayan besar, ada satu kasur empuk, satu meja belajar, meja kecil, rak buku, dan rak pakaian…hemm, nyaman sekali didalam sini..sudah lah, istirahat dulu….mataku sudah sangat berat..
Ciri tim Solid
-
Bagaimana sebuah tim terbentuk? Bagaimana membuat tim menjadi solid?
Bagaimana proses tahapan pembentukan tim hingga akhirnya tim dapat menjadi
tim yang ku...
1 minggu yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar