Akan ada suatu masa dimana manusia berada pada titik terendahnya. Saat itu terjadi, barangkali ia tidak mau mengenal apapun dan siapapun. Ia hanya jatuh dan hilang. Ia sadar dan tahu bahwa kejatuhannya itu tidak lagi menjadi bahan perdebatan. Ada kecamuk dalam hatinya. Tapi ia seolah tak mampu untuk sekedar bangun, atau sadar.
Perlahan, masa itu pun akan hilang, jika ia memang benar-benar mau kembali bangun dan menjenguk mentari seperti sedia kala. Dalam masa hidup itu, akan datang pula seseorang yang akan membantu mengangkat bebanmu dan memperlihatkanmu bahwa dunia itu tak seburuk yang kau kira. Entah itu keluarga, teman, atau mereka yang masih peduli padamu.
Aku tau itu, saat kakiku menginjakkan selasar bangunan megah ini, lalu mataku menyapu semua sudut tanpa sisa. Menatap orang yang lalu lalang. Tebaran karpet merah nan lembut dibawah kaki membawa nuansa berbeda, bak sebuah istana khas khalifah. Aku terduduk, khusyuk mendengarkan lantunan ayat suci. Aku dulu pernah merasai rasa ini, dulu, mungkin 3 atau 4 tahun lalu saat mimpi dan asa itu berasa begitu besar-besarnya. Saat kejayaan selalu jadi pembicaraan sehari-hari. Ya, dulu, dan kini sisa-sisa itu masih ada, aku kira.
Aku menundukkan kepala, dan tak dapat disangka, mataku meleleh sendirinya. Antara bahagia dan campur aduk rasa lainnya. Begitu lama dan berbeda kini yang terjadi, dan aku ingin merasakannya kembali, saat dimana aku bisa begitu dekat dengan sang Empunya, dan menikmati damainya kehidupan. Ohh Tuhan. Namamu terlintas dalam pikiranku, dan tak ada lain yang aku pikirkan selain bagaimana pun aku harus membaik. Demi tanggung jawab yang kan kupikul sampai akhir hayat, ya aku hanya mau lebih baik. Setidaknya seperti dulu saat damai itu berasa begitu dekat di dalam sini.
Aku memintamu untuk memakluminya, karena setiap manusia ada sisi gelap dan masa lalunya. Pun setiap manusia pernah terjatuh dan katamu, jika selama kita mau bersama untuk terus bangkit, itu sudah cukup bagimu kan. Aku meminta pertolonganmu untuk membantuku, belajar lagi tentang masa keemasan dulu. Kembali membuka lembaran baru tentang sebuah kehidupan yang sesungguhnya, yang meski kadang tak seperti yang kita kira tapi selama tangan kita saling menggenggam, semua kan baik-baik saja.
Untukmu yang akan menemaniku.
-Catatan Perjalanan Hidup-
terima kasih infonya gan.....
BalasHapusinfonya sangat bermamfaat dan enak dibaca......
salam kenal dan salam sukses....
mantap...
infonya sangat menarik,,
BalasHapusmantap.