Sabtu, 02 April 2011
Persiapan International Street Fair
Bismillihirrohmanirrohim,
Kembali aku tuliskan goresan rangkaian tinta dari perjalanan hidup ini, tinta muncul, digerakan, dan akan dibaca oleh dan dengan hati. Satu minggu ini ada satu topic diskusi dengan teman-teman yang sama mencintai mendokumentasikan aktifitasnya disini. Yang pada akhirnya, aku menyepakati bahwa menulis adalah satu satu cara untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan sewajarnya, meski ada pepatah mengatakan “sebuah gambar, sejuta kata-kata”. Menulis adalah aktifitas yang membutuhkan daya pikir, kemampuan merangkai kata, dan diksi. Tidak mudah mungkin, meskipun bukan tulisan yang r’ibet’ seperti essay yang diajarkan Prof. Chrisman. Tulisan, kiranya akan jadi penyambung lidahku, bukan foto atau gambar. Begitulah kesimpulan yang bisa aku ambil dan yakini.
Hari ini Sabtu, 02 April 2011, kota Blacksburg akan menyelenggarakan acara akbar. Acara akbar itu adalah International Street Fair, yaitu semacam acara Dugderan di Semarang, atau Sekatenan di Yogyakarta. Event tahunan di kota Blaksburg ini nantinya akan menampilkan kesenian daerah dari berbagai Negara di dunia, makanan dari berbagai dunia, baju daerah, alat music daerah, dan aksesoris khas daerah dari Negara – Negara di dunia. Acara ini diselenggarakan di dalam gedung Student Squere Center Virginia Tech University. Aku tidak tahu pastinya tujuan dari event ini, aku belum pernah membaca artikel atau website yang berhubungan dengan event akbar International Street Fair. Event ini semacam acara untuk memperkenalkan kebudayaan dari berbagai Negara didunia, karena banyak mahasiswa Virginia Tech adalah mahasiswa internasional, dan banyak juga penduduk kota Blacksburg yang berasal dari berbagai Negara. Selain untuk memperkenalkan, aku pikir, event ini jadi acara penting untuk saling memahami dan menghargai perbedaan kebudayaan, bahasa, busana, dan makanan dari berbagai Negara. Ada beberapa orang asli Indonesia yang kuliah di kota Blacksburg, ada yang masih S1,atau bahkan S3. Mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Amerika mempunyai wadah organisasi namanya PERMIAS (Perkumpulan Mahasiswa Indonesia Amerika Serikat). Permias akan menjual sate di acara International Street Fair, dan kami (IESLP Cohort 8) akan menampilan kesenian daerah Indonesia di acara tersebut. Dalam rangka menjual sate itulah, selama 2 hari yang lalu kami dimintai tolong oleh Permias (yang jumlahnya tidak terlalu banyak) untuk membantu membuat sate. Dua hari kemarin menjadi moment yang menyenangkan, karena dapat berkumpul dengan saudara – saudara satu Negara. Kami memotong daging ayam dan sapi, member bumbu, menusuk daging menjadi sate yang siap untuk dibakar. Dua hari ini, kami juga sibuk mempersiapkan kesenian yang akan kami tampilkan.
Kami adalah representasi dari Indonesia diacara International Street Fair, jadi harus sebagus mungkin nanti tampilnya, hehe. Kami akan menampilkan beberapa gabungan kesenian daerah, yaitu dengan menampilan baju adat daerah masing – masing, menari sajojo dari Papua, memainkan alat music angklung dari Jawa Barat dan menyanyi lagu nasional. Kami sudah berlatih selama kurang lebih 1 minggu yang lalu untuk acara ini. Kebanyakan dari kami, sudah sangat menantikan acara International Street Fair ini, karena kami bisa memamerkan indentitas kebudayaan Indonesia kepada orang lain dari Negara lain. Setiap hari kami berlatih di Student Squere Center, diruang Cardinal, dari jam 03 sampai jam 5 pm. Kami berlatih memainkan alat music angklung, berlatih menyanyi dan berjalan selayaknya model di atas catwalk.hihi. Kemarin kami sudah gladi kotor untuk persiapan pementasan kami, dan pagi ini sebelum kami akan tampil didepan orang banyak jam 1 pm, kami mengadakan persiapan final alias gladi bersih. Aku akan memakai baju adat jawa yang sudah aku persiapkan dari rumah sebelumnya. Aku juga akan membawa beberapa baju dan souvenir yang bisa aku jual di acara ini, lumayan lah siapa tau laku dan dapet untung, hehe. Baiklah begitu sedikit kira – kira persiapan kami untuk tampil di acara International Street Fair..kami akan jadi artis internasioanl sehari saja, hihi
Selain sibuk dengan persiapan pentas hari ini, kami juga membantu mas – mas dan mbak – mbak dari Permias, membantu membuat sate. Hari kamis yang lalu kami berbondong – bonding datang ke gedung Carnwell International Center sebagai pusat persiapan acara International Street Fair. Setelah latihan pentas seni, kami dijemput mas Khairul, mahasiswa S3 di Teknik Industri VT, ketua pelaksana penjualan sate. Sudah ada beberapa orang Indonesia di TKP. Kami akan memotong daging sapid an ayam menjadi potongan – potongan kecil seukuran daging untuk sate, tapi jangan dibayangkan ukuran daging sate di sini sama dengan ukuran daging sate di Indonesia. Karena ukurannya lebih besar disini. Sebelum memulai pekerjaan, kami memakai (entahlah apa namanya) semacam lemek yang menutupi dada, perut, sampai setengah kaki. Kami memakai hairset : penutup kepala, dan sarung tangan plastic, eiit sebelumnya cuci tangan dulu ya. Sanitasi disini benar – benar diperhatikan, semua alat harus bersih, daging ayam dan sapi harus dikerjakan terpisah, dan ada orang amerika yang mengawasi langsung dan kadang mengecek pekerjaan kami. Sembari memotong daging, kami saling mengobrol dengan orang Indonesia yang lain, bercanda dan terkadang tertawa sehingga membuat seisi ruangan jadi rame. Sangat menyenangkan berada diantara mereka, aku semakin merasa di Indonesia, hehe..Setelah semua daging terpotong dan dimasukan kedalam box, bumbu – bumbu sate mulai dimasukan. Aku gak tahu pasti bumbunya apa saja, yang jelas ada kecap. Aku membantu mengaduk bumbu dan daging agar menyatu. Cukup lama aku mengaduk, lumayan pegel si…dan akhirnya setelah adonan daging dan bumbu tercampur rata, kami membawa box kedalam container, truk besar sebagai tempat penyimpananbahan makanan segar. Kami memulai acara memotong daging sekitar jam 5 dan berakhir sekitar jam 7.30. setelah selesai dan memasukan daging kedalam box dan container, kami makan bersama di ruang sebelah. Kami makan masakan khas Indonesia yang sudah dibuat oleh ibu – ibu dari Indonesia. Ada bakwan, nasi, mie, dan telur. Meskipun makanan malem itu pedas, tapi rasa indonesianya dapet banget, kerasa banget makan di negeri sendiri..jadi kangen makanan Indonesia…lebay ya, padahal belum ada satu bulan disini. Aku pulang diantar mas adi, mahasiswa S3 di VT. Kami diantar menggunakan mobil bersama istri dan anaknya Aurel yang masih sangat kecil dan imut.
Singkat cerita, hari beganti dan sore sampai malam Jumat ini kami akan menusuk daging yang sudah dibumbui itu dengan tusukan sate. Lebih banyak lagi orang Indonesia yang dateng hari itu, meskipun memang tidak banyak namun setidaknya bisa menjadi pemeriah suasana. Kebanyakan pada ibu – ibu Indonesia disini adalah istri dari suami mereka yang sedang kuliah di sini. Dan bersama anak – anak mereka. Acara tusuk menusuk daging pun terjadi. Aku menusuk daging ayam dan merangkai 5 potong daging ayam itu menjadi sate yang siap dipanggang dan dimakan. Seperti biasa acara tusuk menusuk menjadi sangat meriah diiringi oleh canda tawa kami, hehe. Ada juga 2 cewek Indonesia yang sedang kulah undergraduate di VT yang datang pada acara tusuk menusuk ini, dan ditambah cowok blesteran Indonesia amerika..makin seru acaranya. Selesai menusuk daging dan mengantarnya ke Squere, kami makan malam lagi bareng – bareng.
Dua hari ini, terasa benar di rumah sendiri, bercanda, mengobrol pakek bahsa sendiri, dan nuansa kekeluargaannya benar – benar kerasa banget. Memang benar, ketemu saudara dirantau terasa jadi keluarga sendiri. Banyak juga orang jawa disini, jadi waktu ngobrol pakek bahasa jawa, haha, dasar jauh jauh ke sini malah ngomongnya bahasa jawa…^^. Indonesia tanah airku, tidak akan pernah kulupa sepanjang masa.
Salam,
Panca DP
Keenwood Dr, 1105, Blacksburg, VA
07.03 pm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar