Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Sabtu, 11 Mei 2013

Bintang Lebih Terang Disini


Aku tak pernah bisa memotret taburan bintang, karena mungkin jaraknya terlalu jauh.
 Hanya terangnya sinar bulan ini yang bisa aku abadikan. 
Ada satu hal yang paling aku kagumi setiap kali malam datang. Dia lah sang bintang-bintang yang bertabur bak emas di langit malam. Milyaran, mungkin, aku tak pernah berusaha untuk menghitungnya. Karena aku tahu, itu mustahil. Yang pasti, mereka, bintang-bintang terang itu banyak nian jumlahnya. Setiap malam, tak pernah ia lupa menampakan dirinya yang indah bercahaya itu di atas kepalaku. Aku selalu mengagumi mereka, iya, selalu kagum.

Seumur hidupku, aku baru tahu ada langit yang bertabur cahaya bintang seindah ini. Aku belum pernah melihatnya dalam periode hidupku yang lalu. Saat aku disini, aku merasa bintang di bagian langit ditempatku berada sekarang bercahaya lebih terang. Tidak hanya cahayanya yang lebih terang, jumlahnya pun aku rasa lebih banyak, dan formasinya lebih indah. Semuanya tentang bintang ini, disini, begitu menawan. Padahal ditempatku dulu pun ada bintang-bintang, namun aku tak terlalu suka memandanginya. Makanya aku heran, apakah iya bintang disini lebih indah? atau hanya perasaanku saja?. Apakah mereka bintang-bintang yang berbeda?.

Malam selalu sama disini. Gelap dan sunyi. Hanya terdengar sesekali deru mesin genset dan sayup-sayup musik dangdut di kejauhan. Suara burung malam terkadang terdengar melengking di sela-sela pepohonan dan rimbun hutan bakau. Suara seranggga menambah syahdunya harmoni malam. Racikan komposer alam ini selalu nyaman terdengar telinga. Membuat malam-malamku terasa seperti masa bertapa seorang empu.


Empu yang duduk bersemedi di tengah hutan, sendirian, bertemankan gelap dan sunyi. Selesai bertapa, para empu akan keluar hutan dengan ilmu jiwa berlipat-lipat. Bertapa, bagi empu adalah masa menempa kesabaran dan kebijaksanaan diri. Mereka mengasah mata batin. Aku pun berharap begitu, seperti para empu jaman lalu, masaku disini dapat menempa kepekaan batin, kesabaran dan kebijaksanaan diri.

Malam disini memang adalah saat yang paling tepat untuk merenung, berkontemplasi. Aku selalu bisa menerawang jauh ke masa laluku. Masuk kedalam labirin-labirin memori masa lalu yang sudah lewat. Pun dengan masa datang yang aku impikan. Berimajinasi tentang apa yang akan aku lakukan satu tahun, dua, hingga 10 tahun mendatang. Terkenang akan keluarga, teman-teman, dan orang-orang terdekat. Aku menyelami pikiran-pikiranku sendiri, jauh hingga ke dalam, hingga tanpa sadar terkadang air meleleh dari sudut-sutu mataku.

Keluar dari rumah, bintang gemintang nan bercahaya di langit sana akan jadi temanku bercerita. Aku akan memandangi mereka, sembari terkadang terheran-heran bagaimana bisa mereka tersusun seindah itu. Kuning bercahaya, terhambur bebas, tanpa susunan baku, namun tetap sedap dipandang mata. Seperti butiran emas yang ditebar begitu saja. Berkerlap-kerlip. Ada bintang yang nampak bercahaya lebih terang dibandingkan yang lain. Mereka seperti menggerombol dalam satu kelompok, dengan kerapatan yang berbeda-beda. Ada yang berdekatan, ada juga yang berjauhan.

Aku tak pernah bosan menikmati malamku disini, salah satunya karena kehadiran mereka. Tuhan, sebagai satu-satunya zat yang aku selalu kagumi seketika aku memandangi bintang-bintang diangkasa, nampaknya tau betul menempatkan bintang-bintang indah itu sebagai penghibur malamku. IA menghadiahiku malam-malam yang indah bertabur gemerlap bintang disini.

Kata temanku, bintang-bitang diangkasa dapat membentuk suatu formasi tertentu. Namanya adalah rasi bintang. Aku hanya sekejap lalu mendengarnya, tak ada keinginan untuk mengetahuinya lebih jauh. Temanku itu kan belajar astronomi, wajar ia tahu banyak tentang rasi bintang. Apa gunanya buat aku? pikirku dulu. Namun sekarang, aku merasa keliru.  Sedikit atau banyak ilmu astronomi tentang rasi-rasi bintang rasa-rasanya akan sangat membantuku mengenal lebih dekat siapa sebenarnya bintang-bintang gemerlap yang sering aku pandangi setiap malam hari disini. Aku belum bisa mengetahui makna atau pun sesuatu yang dapat aku gali dari milyaran bintang-bintang di angkasa. Bagiku, mereka hanya bertebaran tanpa maksud. Mereka hanya sekedar benda tanpa nyawa. Aku tak mengenali sedikitpun arti dibalik susunan menawan bintang-bintang itu.

Kemudian, ada sebuah software menarik untuk membantu mengenali rasi-rasi bintang. Aku memperolehnya dari seorang teman di jejaring sosial. Stellarium nama software-nya. Aku pun meng-install program itu di laptopku. Aku banyak belajar mengenali susunan rasi bintang dari sana. Bintang-bintang ini ternyata mempunyai susunan yang unik dan istimewa. Setiap susunan dinamai berbeda-beda. Kebanyakan nama rasi bintang ini diambil dari nama-nama legenda Yunani kuno. Ah, bintang ini memangnya hanya milik orang-orang Yunani?. Bukankah bintang bersinar disetiap jengkal kolong langit bumi ini?. Harusnya setiap orang, setiap peradaban, punya hak untuk menamai bintang-bintang sesuka mereka, bukan?.

Iya, bintang-bintang ini punya nama ternyata. Mereka dianggap bukan hanya benda langit tanpa nyawa. Mereka dianggap mempunyai nyawa dan memberi tanda akan sesuatu. Bahkan, bagi beberapa orang, kemunculan rasi bintang tertentu dijadikan simbol diri dan keberuntungan.

Aku terpana memandangi uniknya rasi-rasi bintang lewat layar monitor-ku. Mereka nampak nyata. Aku mencoba merekam baik-baik keunikan sekaligus nama setiap rasi bintang. Agar aku nantinya dapat mencarinya dan mengenalinya ketika aku menatap taburan bintang-bintang yang sebenarnya. Rasi-rasi bintang itu diibaratkan seperti tokoh-tokoh dalam cerita legenda Yunani kuno. Susunan bintang yang menyerupai kalajengking dinamai Scorpio. Orion, adalah rasi bintang yang susunan bintangnya menyerupai tokoh pahlawan Yunani kuno, Orion yang sedang menggenggam pedang ditangan kanan dan kepala singa ditangan kiri. Rasi bintang yang bentuknya seperti timbangan—logo keadilan—dinamai Lybra. Ada yang dinamai Pegasus, Perseus, Hercules, Draco, dan banyak lagi. Aku belum hafal. Diantara nama-nama rasi bintang ini, namanya persis seperti nama ‘bintang’ manusia yang didasarkan pada bulan lahirnya.

Gemini, Aquarius, Leo, Pisces, dan seterusnya. Kalau tidak salah jumlahnya ada 12. Namanya persis sama dengan nama ‘bintang’ yang dulu sering aku baca di majalah atau koran yang memuat ramalan tentangnya. Aku lupa kapan pastinya aku tidak lagi gemar membaca ramalan ‘bintang’. Mungkin 4 atau 5 tahun lalu. Sekarang, aku tidak lagi mempercayai ralaman ‘bintang’. Hanya kalau ditanya “Kamu bintangnya apa?”, aku akan tetap menjawab “Aquarius”.

Setelah sering memelototi stellarium di sela-sela waktu luangku disini, aku berusaha menebak-nebak nama rasi bintang setiap kali aku memandang taburan bintang-bitang diangkasa. Aku menjadi penasaran, adakah nama rasi bintang yang bisa aku kenali?. Meskipun seringnya aku gagal, tapi aku tetap suka memandangi mereka.

Aku bisa membayangkan betapa senangnya jika dapat mengenali nama rasi bintang satu per satu. Kamu bisa mengajak teman atau mungkin anak muridmu duduk disampingmu saat malam hari, lalu kamu bisa menunjuk salah satu rasi bintang dan berkata “Hei lihat, itu namanya Orion!”. Lalu kami akan menerangkan banyak hal tentang rasi bintang itu, mulai dari ciri khas formasi hingga cerita mistis dibalik rasi bintangnya. Atau ketika sendiri, kamu bisa mengagumi uniknya susunan bintang-bintang itu dalam hati sembari membisikkan nama rasi bintangnya. Seperti tokoh utama film Jepang “Change” yang gemar sekali memandang bintang dan dapat mengenalinya satu per satu. Aku memang tidak semaniak itu dalam menyukai bintang atau pun astronomi (mungkin juga belum), tapi semenjak disini, aku suka kepada mereka.

Meskipun, jujur saja, aku belum bisa mengidentifikasi dan mengenali dengan baik nama-nama rasi bintang. Tapi, damai dan syahdu yang meresap dalam diri setiap kali melihat mereka, rasanya sudah cukup bagiku. Bagaikan dua orang manusia yang kian mengenal dengan seringnya mereka bertemu, seperti juga aku dan bintang-bintang disini. Aku akan makin mengenali mereka seiring rutinnya aku bersua dengannya, setiap malam disini sekarang.

Indah, damai, sejuk. Bintang-bintang di bawah langit tempatku hidup sekarang seolah menyihirku untuk merasai suasana itu. Aku telah jatuh cinta pada mereka dan tidak pernah bosan duduk dibawah kaki langit menatap angkasa demi sensasi tak ternilai dari menatapi bintang-bintang itu. Duduk di dermaga desa sambil memandangi angkasa, menikmati indahnya taburan bintang seraya bersyukur kepada Tuhan atas hidup yang berkecukupan ini.

-Catatan Perjalanan Hidup-
Desa Waya, 04 Mei 2013

3 komentar:

  1. pas banget buku yang kubaca sekarang, Ca.
    judulnya Kinanthi, buah karya Tasaro GK.
    Tiap judul sub-bab bukunya bernama rasi bintang: "Virgo, Cancer, Leo, Lyra, Crux, Sagitta, Vulpeculla, Pavo, Aquarius, Columba, Cirnicus, Orion, Pegasus, Cepheus, Bootes, Vela, Ara, Perseus."
    hyum, cerita novelnya sangat apik!
    *mewakili perasaan bintang-bintang

    BalasHapus
  2. Kalo sudah selesai boleh pinjam tuh, bagus gk ceritanya?

    BalasHapus
  3. belum khatam, Ca. Ntar kalo udah selesai, kupaketin kalo mau...

    BalasHapus

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu