Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 29 Maret 2013

Berbaktilah Kepada Mereka Sebelum Terlambat

"Berbaktilah kepada mereka sebelum terlambat". Itu adalah kata-kata yang aku ingat tadi malam saat aku punya kesempatan berbincang-bincang dengan seseorang. Berada jauh dari orangtua, dan mengetahui orangtua sekarang hidup berdua saja, membuatku sering kangen ingin melihat langsung bagaimana kondisi mereka. Tapi apa daya, ruang dan waktu serta sinyal menghalangi. Apa yang bisa aku lakukan akhirnya berusaha mendengar dan mengetahui kabar mereka via telefon sesering mungkin dengan sumber daya yang ada. 

Orangtua. Bagiku adalah orang nomor satu yang harus dimuliakan. Seperti kearifan Jawa yang mengatakan "mikul dhuwur mendhem jero". Aku termasuk yang memegang teguh filosofi budaya Jawa ini, yang mana sebagai seorang anak, kita harus memuliakan orangtua setinggi-tingginya dan tidak pernah mengungkit-ungkit keburukan orangtua. Bagaimana tidak begitu?. Mereka berdualah yang merawat dan membesarkan kita. Darah yang mengalir di tubuh kita adalah bagian dari darah mereka. Lewat mereka berdualah kita hadir di muka bumi ini. 

Ya Tuhan, apalagi kalau aku mengingat betapa kerasnya mereka bekerja untuk memastikan pendidikanku. Aku teringat ketika dulu saat aku masih di kelas 3 dan bilang ke Ibu kalau aku ingin kuliah. Aku kira beliau tidak akan mengijinkan. Tapi justru, aku liat sorot bahagia dari kedua bola matanya. Semenjak itu, mereka selalu memenuhi kebutuhan pendidikanku tanpa cela. Apapun itu, tak pernah kurang suatu apapun. 


Rasa tidak enak hati selalu membelit saat masih kuliah dulu. Menjadi anak yang sudah dewasa, tapi belum mandiri itu memang menyakitkan. 

Akhirnya kemandirian itu datang juga. Sekarang aku sudah mandiri. Tak lagi menyodorkan tangan pada orangtua. Aku selalu membayangkan, betapa aku tak akan pernah bisa membalas dengan sebanyak apapun materi yang aku berikan atas semua jasa dan kebaikan mereka. Tidak akan pernah bisa. Kebaikan mereka terlalu besar kepadaku. 

Mengingat itu, aku takut jika waktu untuk menumpuk "balas budi" itu tidak lah cukup. Karenanya, aku ingin selalu berpacu untuk memuliakan mereka. 

Menjadi mandiri seperti sekarang ini pada ujungnya membuat sumber daya untuk membahagiakan dan memuliakan mereka jauh lebih besar dari sebelumnya. Sekarang waktunya untuk lebih memuliakan mereka. 

Ya, sebelum terlambat, buatlah mereka mulia dan bahagia. Kalau tidak sekarang, kapan lagi?. Semoga, aku berdoa, ALLAH selalu memberikan kesehatan kepada orangtuaku. Kesehatan dan rezeki kepadaku untuk menumpuk kemuliaan dan bakti pada orangtua, setinggi mungkin. Sampai akhir hayat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu