Saya baru saja menyelesaikan buku karya Angela Duckworth yang berjudul "Grit : The Power of Passion & Preseverance". Saya melihat video beliau ini berbicara di forum TEDX dan membahas secara singkat dan padat tentang Grit. Storytelling beliau sangat mempesona, seperti kebanyakan pembicara di TEDX yang lain. Lalu di website Periplus, toko buku online, muncul buku Grit sebagai salah satu best seller. Tanpa pikir panjang, saya pun membelinya.
Saya cukup tertarik dengan apa yang beliau sampaikan karena cukup mewakili apa yang saya alami dan rasakan. Saya tidak tau apakah ada kata dalam Bahasa Indonesia yang tepat untuk mewakili"Grit". Grit dalam Bahasa Inggris artinya adalah gabungan antara daya tahan untuk memperjuangkan sesuatu dan kecintaan terhadap apa yang ia lakukan. Bukan cuma tentang usaha, atau hanya "passion" saja tapi gabungan antara keduanya. Dan, kenapa mewakili saya?. Karena saya yakin benar dari sejak saya kuliah dulu bahwa kita bisa menjadi dan meraih apapun jika kita memang berusaha. Benar apa yang beliau paparkan ditulisannya, berdasrakan riset yang beliau lakukan sendiri, kesuksesan seseorang bukan tergantung dari talent atau potensinya, melainkan lebih banyak disebabkan karena "effort" atau usaha yang terus menerus dalam jangka panjang. Saya meyakini ini dari dulu, dan buku ini membuktikannya secara ilmiah.
Apa yang saya alami saat ini mungkin sebagai salah satu contohnya. Setiap orang pasti akan mengernyitkan dahi ketika tahu latar belakang jurusan saya. Saya adalah alumni jurusan perikanan yang bekerja sebagai seorang praktisi di dunia HRD. Pun demikian, saya mampu menunjukan kinerja dan kontribusi positif kepada pekerjaan, tim, dan perusahaan dimana saya bekerja. Kenapa jurusan dan pekerjaan saya gak nyambung sama sekali?. Apa yang membuat saya bisa "nyemplung" di pekerjaaan saya saat ini?. Apa yang memotivasi saya untuk serius di bidang HR?. Membaca buku itu, membuat saya manggut-manggut setuju, karena itu yang saya rasakan.
Ibu Angela bilang ada 4 faktor untuk menumbuhkan Grit dari dalam diri kita :
1. Interest.
Yes, ketertarikan adalah awal mula kenapa saya pengen berkarir di dunia HR. Saat aktif di dunia organisasi dan menghabiskan banyak waktu berkegiatan serta mengisi pelatihan mahasiswa, saya merasa hidup saya terasa lebih hidup. Saya menemukan kesenangan, kehidupan, dan kebahagiaan. Bahkan dulu adek-adek kelas saya sempat ada yang meledek, kalau saya sudah ngomong atau ngisi training suka lupa waktu. Ya karena saya suka, jadi waktu tak terasa berlalu begitu cepat. Nah ketertarikan tentang "People", "Development", "Training", "Mengajar" membawa saya pada keyakinan bahwa saya ingin berada pada pusat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan itu semua. Saya suka mengajar dan senang melihat orang tumbuh karena penjelasan saya. I like to see others people grow. Saya sih dulu belum kepikiran tentang ini, tapi entah saya dulu merasa punya kompas/tujuan sehingga saya tau apa saya harus pergi dan menggapai apa. Makanya dulu saya pengen jadi dosen/pengajar, mendaftarlah saya di Indonesia Mengajar. Saya merasa hidup begitu hidup selama jadi Pengajar Muda. Selesai disitu, saya ingin S2 lalu jadi dosen, tapi saya gagal di seleksi beasiswa Australia Award Scholarship 2014 lalu, saya gagal di tahap akhir (interview). Tapi saya gak patang arang, (nah saya baru tahu, inilah namanya Grit-gak pantang menyerah mencapai apa yang kita inginkan), kalau gak bisa kuliah dan jadi dosen, maka bekerja di area yang berhubungan dengan manusia dan mengajar ya jadi orang HR. Karena itulah, saya magang di Devisi Organizational Learning BNI, lalu apply sana sini yang penting jadi orang HR. Dan benar saja, saya diterima bekerja di HR meski banyak sesi interview saya alami sebelumnya dan selalu mempertanyakan melencengnya jurusan saya dengan bidang yang saya inginkan. Bagi saya, IPK itu menunjukan keseriusan kita selama study, dan itu cuma kunci saja menuju profesi yang kita inginkan. Jurusan pun sama. Saya terus berusaha hingga ada perusahaan yang menerima saya sebagai seorang HR staff. Dan woila, sampailah saya disini, seorang praktisi HR. Yup, saya suka dengan pekerjaan saya.
2. Practice
Yang bikin Grit kita naik adalah kareka kita berlatih. Latihan yang serius untuk meningkatkan keahlian kita, mengalahkan versi diri kita yang sebelumnya. Athlete misalnya, tidak mungkin menjadi juara di turnamen atau kejuaraan Olimpiade sekalipun tanpa ada proses latihan. Latihan yang sungguh-sungguh, artinya ada target yang harus dicapai. Selama target itu belum tercapai maka latihan terus diulang dan diulang lagi. Kata Andrea Pirlo, seorang maestro sepakbola Italia "Don't practice until you get it right, practice until you can't get it wrong". Ya betul, practice makes perfect!. Disini kita butuh mentor, orang lain yang lebih jago dari kita untuk terus mendampingi, memotivasi, dan mendorong kita untuk terus berlatih dan berlatih. Konsep berlatih sangat dekat dengan dunia atlit sepertinya ya, tapi menurut saya semua bidang pun perlu nilai-nilai latihan. Misalnya dalam dunia kerja dan profesi seperti saya, saya bukan atlit, tapi latihan agar bisa mahir dan menjadi profesional yang handal dibidang pekerjaan saya membutuhkan latihan terus menerus. Dalam dunia kerja, latihan untuk meningkatkan kualitas diri saya, saya lakukan dengan : 1) membaca buku, artikel, menonton video tentang subject ilmu pekerjaan saya, 2)Mentoring: belajar dari bos, rekan kerja, dan tim ahli dibidangnya. Saya mengkopi apa yang saya lihat, dengar, putuskan, analisa, dll dari ahlinya. 3) Melakukannya pekerjaan sendiri, turun tangan langsung dan ini yang paling berasa sangat membantu dalam meningkatkan kompetensi dan kepercayaan diri kita.
3. Purpose
Purpose adalah value yang kita dapat dari apa yang kita lakukan, melebihi dari sekedar tujuan duniawi. Purpose kaitannya dengan kepuasaan batin, dan kebermanfaatan yang orang lain rasakan dari aktifitas kita. Seorang yang hanya bekerja dari pagi sampai malam, tanpa mampu menghubungkan apa yang ia kerjakan dengan manfaat hidup yang lebih besar, bisa jadi kering dalam hal "purpose" ini. Purpose membuat apa yang dilakukan seseorang menambah semangat, gairah, dan nilai diri. Purpose adalah salah satu bahan bakar grit. Kunci untuk meningkatkan "purpose" kita adalah kebermanfaatan untuk kehidupan dan orang lain. Saya sangat bahagia dan senang berbagi ilmu/ngajar, ketika saya mengajar orang lain dan ada pertanyaan, diskusi, sehingga dapat membantu orang lain menemukan insight, ilmu, dan keahlian baru membuat saya merasa "lebih hidup". Karena itulah saya suka mengisi training, saya suka belajar, dan saya suka membantu orang lain untuk berkembang. Ketika orang lain berkembang karena sedikit kontribusi saya, well saya sungguh bahagia. Itulah purpose saya, point dimana Grit dibidang pekerjaan saya ini masih bisa terus berkembang dan bertambah.
Penelitian pun membuktikan, orang yang bekerja di perusahaan yang diminta untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk orang lain dari keahlian mereka memiliki indeks produktifitas yang lebih baik. Jadi ketika apa yang kita lakukan berguna bagi orang lain, maka kita justru akan lebih bersemangat.
Purpose adalah value yang kita dapat dari apa yang kita lakukan, melebihi dari sekedar tujuan duniawi. Purpose kaitannya dengan kepuasaan batin, dan kebermanfaatan yang orang lain rasakan dari aktifitas kita. Seorang yang hanya bekerja dari pagi sampai malam, tanpa mampu menghubungkan apa yang ia kerjakan dengan manfaat hidup yang lebih besar, bisa jadi kering dalam hal "purpose" ini. Purpose membuat apa yang dilakukan seseorang menambah semangat, gairah, dan nilai diri. Purpose adalah salah satu bahan bakar grit. Kunci untuk meningkatkan "purpose" kita adalah kebermanfaatan untuk kehidupan dan orang lain. Saya sangat bahagia dan senang berbagi ilmu/ngajar, ketika saya mengajar orang lain dan ada pertanyaan, diskusi, sehingga dapat membantu orang lain menemukan insight, ilmu, dan keahlian baru membuat saya merasa "lebih hidup". Karena itulah saya suka mengisi training, saya suka belajar, dan saya suka membantu orang lain untuk berkembang. Ketika orang lain berkembang karena sedikit kontribusi saya, well saya sungguh bahagia. Itulah purpose saya, point dimana Grit dibidang pekerjaan saya ini masih bisa terus berkembang dan bertambah.
Penelitian pun membuktikan, orang yang bekerja di perusahaan yang diminta untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk orang lain dari keahlian mereka memiliki indeks produktifitas yang lebih baik. Jadi ketika apa yang kita lakukan berguna bagi orang lain, maka kita justru akan lebih bersemangat.
4. Hope
Hope adalah kita berharap bahwa apa yang kita lakukan akan berhasil atau menuai keberhasilan suatu ketika nanti. Jika Anda berlatih alat musik, Anda berharap suatu saat Anda akan mahir dan bisa memainkan alat musik itu dengan baik. Jika saya bekerja di dunia HR seperti saat ini, saya berharap suatu saat saya bisa memberi dampak lebih besar bagi orang lain, team saya, dan organisasi saya. Harapan adalah bahan bakar untuk tetap menjaga api semangat tetap menyala.
So?
Jika kita ingin menumbuhkan Grit dalam diri kita, tingkatkan 4 point tersebut.
Dan sebelum saya tutup ingat rumus ini :
Talent X Effort : Skill
Skill X Effort : Achievement
Jadi effort dihitung 2 kali, so intinya kalau memang ingin sukses dan mendapatkan keberhasilan, berusaha tanpa henti dan pantang menyerah adalah kuncinya.
Ketika sekarang misalnya kamu belum meraih apa yang kami inginkan, well mungkin jawabannya sederhana : kamu belum cukup berusaha.
-Catatan Perjalanan Hidup-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar