Sudah kubuka lembaran kertas ini, entah mengapa butuh waktu beberapa lama bagi jariku menulis kata kata didalamnya. Aku ingin membuai diri dalam kata kata seperti sajak dalam buku, atau puisi puisi romantis pujangga, sehingga tak malu aku bertemu denganmu. Karena aku ingin menghadiahkan sebuah untaian kata kata indah untukmu. Anganku tentang kata - kata indah itu nampaknya akan jadi angan saja, karena butuh waktu lama bagiku menulis kata kata indah, dan ternyata kata kata itu tak seindah puisi atau sajak yang sering kau baca. Aku tak mampu, atau mungkin aku tak punya bakat menulis kata kata indah. Kata-kata ku adalah kata biasa, dari seorang yang biasa dan tanpa bakat istimewa. Sesederhana itu, memang.
Ya ini lah lembaran yang sederhana, menceritakan tentang sebuah cerita biasa tentang anak manusia kebanyakan seperti yang lainnya. Tentang kelahiran, tentang penghidupan, tentang cinta, tentang gejolak-gejolak, dan tentang senja di ujung sana. Ohya dan juga tentang harapan dan kekhawatiran. Dalam setiap hari di setiap fajar, terselip untaian kata-kata dalam doa-doa. Jika manusia hanya diberi satu kekuatan, kekuatan terbesar dalam diri manusia adalah harapan. Dan harapan itu adalah doa. Doa mewakili harapan. Harapan tentang kehidupan yang biasa di dalam sebuah cerita biasa, untuk anak manusia yang punya harapan biasa biasa saja. Menjalani hidup dengan ceria, dan menerima setiap lembaran lembaran tulisan ini dengan lapang dada dengan tanpa henti memunajat harapan tentang hidup yang berpelangi.
Ku harap kamu tak kecewa, semua dalam cerita ini adalah cerita biasa. Bukan penuh dengan bunga-bunga apalagi puja-puja. Semua sangat sederhana, tapi dibalik ke-biasa-an itu, ada namamu dalam setiap jengkal langkah kakinya.
-Catatan Perjalanan Hidup-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar