Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 17 Juni 2011

"Masih Aja Nyampah"

Ada hal yang sangat menggelitik sekaligus menggeramkan terjadi tepat setelah acara senam dan jalan sehat dalam rangka Car Free Day yang diselenggarakan Universitas Diponegoro hari ini. Peristiwa ini terjadi padaku, salah satu peserta dalam acara ini dan mungkin tidak menggelitik dan tidak menggeramkan bagi orang lain, hehe. Acara yang diadakan dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup ini memang cukup meriah. Jumlah peserta lumayan banyak, ada pembagian kaos dan payung gratis, senam, stand jualan para mahasiswa, dan pameran desain rumah.

Kampus Undip pagi ini memang senyap dan sunyi, karena tidak ada motor atau mobil yang seliweran seperti biasanya di jalan utama kampus.

Setelah jalan santai selesai, yang dimulai dari bunderan pintu gerbang kampus menuju lapangan Widya Puraya. Aku memposisikan diri untuk mengikuti sesi selanjutnya, yaitu senam sehat. Ya, seperti acara senam pagi setiap hari jumat di instansi pemerintah lah, sesi senam berlangsung dengan meriah, panas, dan semangat. Senam selesai, seperti biasa, Bapak Rektor tercinta menutup acara pagi ini sekaligus dilanjutkan dengan sosialisasi metode biopori, dan tentu saja pembagian snack ringan. Semua peserta mulai berduyun-duyun menuju ke meja panitia untuk mengambil bungkusan kardus kecil berisi air dan jajanan ringan.

Aku duduk bersama dengan beberapa teman dari BEM KM UNDIP, sembari ngobrol santai sana sini, tidak terasa acara makan-makan pun selesai. Jelas selesai, karena sudah tidak ada lagi jajanan tersisa didalam kardus yang kami punya. Beberapa peserta lain sudah meninggalkan arena, hanya beberapa mahasiswa dan sepertinya pegawai kampus yang duduk-duduk di sudut-sudut tempat acara.

Aku memandangi sekitar, dan betapa terkejutnya aku melihat tumpukan kardus, botol air mineral, dan plastik berserakan dimana-mana. Seketika itu juga, dalam hatiku bertanya-tanya, ini sebenarnya acara peringatan hari lingkungan atau konser dangdut si?pikirku. Hari peringatan lingkungan yang seharusnya menjadi ajang untuk menyadarkan peserta dan masyarakat untuk lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan--setidaknya ditunjukan dengan kepedulian tidak membuang sampah sembarangan--ternyata (sepertinya) perlu ditinjau kembali efektifitasnya. Ada beberapa penyebab aku merasa geli dan geram melihat realita ini tepat setelah acara peringatan hari lingkungan. Apanya yang cinta lingkungan kalau begini (dalam hatiku):

>>>Mengherankan, sebelum acara ditutup, Bapak Rektor sudah mengatakan untuk tidak membuang sampah sembarangan setelah acara makan nantinya. Ehhh, kata-kata memang tidak lagi cukup untuk menyadarkan orang (terutama orang Indonesia). Masih saja sampah berserakan dimana-mana.

>>>Lebih mengherankan lagi, seharusnya setelah acara itu peserta lebih sadar dan mencintai lingkungannya. Ini juga adalah tujuan dari diselenggarakannya Car Free Day, agar mahasiswa, dosen, dan pegawai mulai untuk meninggalkan atau mengurangi penggunaan motor berbahan bakar fosil untuk mengurangi polusi, dst. Tapi, menggelikan, acara itu sepertinya tidak berbekas apapun kepada peserta (apalagi masyarakat), alih-alih untuk mencintai lingkungannya, peserta tetep aja buang sampah seenaknya. (neskipun aku yakin gak semua peserta seperti itu). Terus apa gunanya event seperti ini dong?

>>>Terlebih mengherankan lagi, ini adalah lingkungan kampus man, kumpulan orang-orang terpelajar, berpendidikan tinggi, kaum intelektual, kandangnya calon pemimpin bangsa, eehhh...perilaku yang ditunjukan justru sangat memperihatinkan. Bukannya dari universitas lah akan lahir para pemikir untuk bangsa ini?dan Bukannya seharusnya orang-orang yang ada didalam lingkungan ini menjadi orang-orang yang tercerahkan?tercerahkan secara pemikirannya dan juga hatinya bukan?Tapi kok yaa masih sama aja ya. Bahkan, orang-orang melihat tumpukan sampah berserakan itu dengan cuek..mengherankan benar..

Apa yang terjadi sebenarnya di negara ini. Tempat-tempat yang seharusnya menjadi kawah candradimuka bagi para pemudanya, generasi penerusnya, justru masih sama saja dibandingkan dengan orang lain yang tidak berada dalam lingkungan yang tercerahkan ini. Acara seperti itu apakah hanya untuk sekedar peringatan saja, atau hanya untuk meningkatkan gengsi dengan mengundang banyak berita di media?Entahlah, sampai kapan negara ini akan benar-benar 'tercerahkan'.

Apakah juga membuang sampah yang berserakan itu harus menunggu petugas kebersihan datang, kemudian mengumpulkannya dan membuangnya ke tempat sampah???Hingga dengan gampangnya, seolah-olah tanpa beban dan dosa, membuang sampah sembarang. Seandainya, semua orang sadar akan hal itu, pasti kampus dan negara ini akan bersih dengan sampah berserakan. Benar-banar menggelitik dan tentu membuat geram melihat realita dan fakta ini. Mari tersenyum getir setelah mengetahuinya.

Minggu, 12 Juni 2011

Tolong Jangan Tilang Saya Pak Polisi

Aku bangun terburu - buru pagi ini. Terdengar dengan jelas, seperti biasa, alarm dari hanphone Samsung-ku. Ya, aku ada janji untuk menemui dan bersilaturahmi dengan temanku di Solo. Segera saja, aku bergegas keluar kamar untuk mengambil ari wudhu. Sholat subuh, kemudian mandi. Selesai merapikan diri, berbusana rapi, dan siaplah aku untuk pergi hari ini. Ingin sekali meminta teman sebelas kamar untuk sekedar mengantarkanku ke tempat biasanya bus berhenti, atau sms teman atau adek kelas untuk mengantar diriku. Namun kata hati berkata "jangan", "tidak, ini kan hari minggu". Dorongan itu semakin kuat ketika melihat deretan di kamar kosku masih gelap (kalian tahu maksudnya kan?^^).

Segera saja aku berjalan keluar pagar--yang Alhamdullilah sudah ada yang membuka sepagi ini--untuk menuju jalur angkutan umum. Berganti angkutan umum dua kali akhirnya sampailah aku di tempat pemberhentian bus Semarang--Solo terdekat. Tidak seperti bus jurusan Semarang --Purworejo (kampung halamanku) yang seringnya sangat susah ditemui, bus Semarang-Solo sangat gampang dijumpai. Kamu gak harus nunggu hingga bermenit-menit. Seketika turun dari angkutan umum, aku langsung naik ke dalam bus yang aku cari. Bus hijau ber-AC yang masih sepi penumpang.

Tiba di kota Solo, aku disambut oleh kedua orang temanku. Teman lama yang pernah menjadi teman seperjuangan dan seperjalanan dulu saat 2 bulan lebih sedikit kami merantau di negeri orang. Hari ini, kami bertemu kembali. Mengharukan sekaligus menyenangkan. Meski belum lama kami berpisah, namun kerinduan itu sudah nyata terasa dalam hatiku. Mereka adalah orang-orang hebat yang pernah aku kenal. Setelah berbasi-basi bertanya kabar dan membicarakan banyak hal, akhirnya aku dan salah satu temanku yang belum pernah ke Solo memutuskan untuk segera pergi.

Dengan modal pinjaman motor salah satu teman beserta STNK-nya, kami pergi ke Kampung Batik Laweyan untuk mengantar foto. Aku kebetulan memang sedang tidak membawa SIM-C karena sengaja aku tinggal di Rektorat sebagai jaminan LPJ kegiatanku tempo dulu. Kami putuskan aku yang membawa motor, karena aku sudah cukup lumayan tahu jalan-jalan di kota ini dibandingkan temanku yang belum tahu benar. Dengan menampik perkataan temanku untuk berhati-hati karena siapa tahu nanti ada razia polisi, aku melenggang biasa saja tanpa merasa ada sesuatu yang akan terjadi.

"Ini STNK dan kuncinya". kata temanku, "bawa SIM kan?", tanyanya.
"Enggak, SIM ku ada di rektorat ig. Sante aja ya, emang biasanya ada razia to?" kataku santai.
"Yaaa, enggak juga si. Siapa tahu ada razia. Kalau nanti ada razia, kalian buru-buru tukeran aja ya?" temanku memberikan saran.
"Sippppp"

Aku sudah lumayan hafal memang menelusuri jalan kota Solo. Berbelok kekanan saat melihat tugu di tengah jalan, lurus terus hingga aku melihat tulisan di gapura "kampung laweyan". Tiba sudah aku di gerai batik yang aku tuju. Setelah selesai dengan semua hal yang kami perlukan, kami putuskan untuk makan siang. Melewati jalan utama, pusat kota Solo, kami menuju tempat makan di dekat jembatan di depan Balai Kota Solo. Selesai makan, kami bergegas menuju ke Masjid Agung Surakarta untuk sholat dzuhur. Kami melewati alun-alun keraton, menelusuri jalan didepan keraton yang disamping kiri kanannya adalah tembok tinggi. Mungkin jaman dulu ini adalah benteng pertahanan, aku pikir. Jalan berbelok ke kanan dengan tajam, tanpa sedikitpun aku bisa tahu ada apa di ujung jalan itu karena tertutup oleh benteng raksasa di kananku. Tiba-tiba.

"Ohhh, *******, polisi. Mampus, kenapa di saat-saat begini" didalam hati aku berkata. Aku mencoba bersikap tenang sebisa mungkin. Menyembunyikan kekhawatiran bahwa uangku akan melayang hari ini dengan sia-sia. Seorang polisi menyuruh kami berhenti. Berjubel motor didepanku antri menunggu pemeriksaan. Orang-orang berdiri sambil mengambil dompet mereka, menunjukan surat-surat yang diminta polisi. Terlihat kesibukan jalan dimana-mana. Pengendara motor sibuk berbicara dengan sang polis. Tapi, tak sedikitpun bisa aku dengar. Aku hanya bisa mendengar ribuan kalimat didalam otaku yang tidak jelas maksudnya apa. Aku berusaha untuk segera berganti posisi dengan temanku, karena dia yang membawa SIM. Tapi terlambat, seorang polisi segera menyadarinya.

"Mau ke mana Mas?". Tidak aku jawab, karena aku tahu ini hanya pertanyaan basa-basi yang sudah sering aku dengar dari polisi yang sedang bertugas.
"STNK dan SIM nya mas?" mimik mukanya tampak dibuat ramah. Keramahan palsu, aku pikir. Gugup dan grogi sudah seluruh tubuhku, hatiku semakin tidak karuan. Namun seperti polisi ini, aku berpura-pura tersenyum dengan ramah. Keramahan palsu, sekali lagi. Kekhawatiranku semakin bertambah, kalian tahu, hanya tersisa 70 ribu saja didalam dompetku. Getir dan runyam akan jadinya. Sesegera mungkin aku tampik perasaan itu, karena saat itu juga, hanya satu yang aku pikirkan dan inginkan: Enyah dari hadapan orang-orang ini.
"Saya tidak bawa SIM pak", sambil menyerahkan STNK motor pinjamanku setelah si polisi bertanya mana SIM-nya.
"KTP?", si polisi bertanya kemudian.
"Ada pak, ini , silakan" dengan mimik muka seramah mungkin meski sulit dengan menahan amarah dan khawatir didalam hati (hehe).
Aku digelandang (seperti buronan) ke pinggir jalan, menuju sebuah mobil patroli polisi yang disesaki dengan orang-orang yang jelas bermasalah (mungkin tidak membawa STNK atau SIM, atau bahkan keduanya). Terdengar suara ribut saling saut menyaut, suara angkat dimana-mana, suara wanita yang sedang melakukan pembelaan, suara polisi laki-laki yang sok tegas, dan suara orang-orang disekelilingku yang semakin membuatku segera ingin hengkang dari tempat itu. Aku memang selalu berharap kalau diriku ini tidak berurusan dengan polisi atau pegawai pemerintahan. Sangat rumit, menjenuhkan, dan seringnya menyebalkan. Aku hanya ingin segera urusan itu cepat selesai. Aku hanya berdiri diam saja, aku males untuk berbicara, aku pun tidak akan pernah beralasan karena tidak ada guna, sampai seorang polisi bertanya berapa nomer plat nomer motor yang aku bawa.

"6489" aku jawab dengan enteng. Aku tahu dari hasil percakapan polisi dengan banyak orang di sekelilingku, kalau ingin barang yang mereka sita segera dikembalikan, mereka harus membayar 50 ribu. Sudah terbayang uang 50 ribu yang aku bawa akan segera melayang. Aku tahu kalau aku salah, aku pasrah.

"Ini STNK dan KTP kamu". Sesegera mungkin setalah aku pegang kedua barang itu, aku langsung mengeluarkan uang 50 ribu dari dalam dompet dan segera menaruhnya diatas buku si polisi.

"Terima kasih pak, semoga harimu menyenangkan" kalimat terakhir dan aku pun segera berlalu.

Segera aku ambil motorku kembali dan segeralah aku hengkang dari pemandangan yang tidak ingin lagi aku lihat. Kondisi dan suasana yang tidak ingin lagi aku alami, berurusan dengan pelayanan pemerintah adalah hal yang mungkin tidak sangat aku inginkan.

Beberapa hal yang bisa dijadikan pelajaran :
>>> Jangan pernah menyepelekan surat-surat kelengkapan kendaraan bermotor anda, bawalah selalu dimanapun dan kapanpun anda pergi..hoho.Karena jika anda lalai sedikit saja, anda akan mudah jadi mangsa empuk polisi..hehe

>>>Kalau jelas bersalah, gak perlu lah nyari alasan untuk berkelit. Ndak ada manfaatnya. Aku memang salah, melanggar peraturan pemerintah. Tidak perlu lah orang yang jelas sudah salah berkilah tidak bersalah. Tidak perlu juga melakukan pembelaan diri dengan berkata dengan ribuan kata kalau jelas sudah bersalah. Itu tidak akan mengubah apapun.

>>>Sampaikan terima kasih kepada polisi Indonesia yang telah berhasil membuat pengguna jalan semakin was-was dan waspada, jikalau tiba-tiba ada razia.

>>>Satu pelajaran lagi, jika ingin dihargai oleh masyarakat, oleh orang lain, maka hargailah masyarakat dan orang lain. Jangan mengharap penghargaan dari orang lain, jika pelayanan kepada orang lain sebagai tanggung jawab kerjanya (melayani masyarakat) tidak dilakukan dengan sebenarnya. Kalian pasti bisa menilai sebaik apa pelayanan publik di negeri ini bukan?

Wallohualam.

Panca DP

Minggu, 05 Juni 2011

My Personaly Award for You, Thanks

Assalamualaikumwrwb,

Semoga kesehatan dan keselamatan selalu tercurah kepada kalian siapapun yang membaca tulisan ini...


(Tulisan sebagai realisasi kata "janji", hehe)

Yee, akhirnya gak kerasa ya, aku sudah semester 8. Bentar lagi sepertinya mau lulus (sepertinya lho, ya semoga cepet lulus lah....amiinnn^^). Selama perjalanan sampai ke semester 8 ini tentunya telah banyak yang aku (dan kita pastinya) lalui, seperti lagunya "Ninja Hatori" lah yang bunyinya gini "mendaki gunung lewati lembah,sungai mengalir indah ke samudera....dst" (hehe). Perjalanan ku boleh dikata seperti itu, melewati rintangan sebesar gunung, pernah merasa putus asa sampai lembah terdalam, dan pernah terombang-ambing seperti sedang berlayar diatas gelombang samudera--bukan partai lho ya, hoho--(mantab dah ni kalimatnya). Tidak pantas rasanya jika aku lantas berpuas diri dan mengangkat dada untuk semua hal yang telah aku lalui..(ciahhh, bahasanya, gaya nian..)-->>>;Menyebutkan nikmat yang telah IA berikan kepada kita kepada orang lain ternyata salah satu bentuk rasa syukur dan menjauhkan kita dari sifat kufur lho teman2 (Kalo yg ini sih, kata Ustadz Imron Hamzah, S.Psi, gak percaya?? tanya tu si Rico).

Masih bertahannya aku hingga semester 8 ini tentu tidak bisa aku lakukan tanpa dorongan, tarikan, dampingan, dan dukungan semua orang (orang tua, keluarga, teman, kakak, adek2, dosen, dll). Tapi sebelumnya, karena aku ingin menyesuaikan dengan format tulisan (out of record), maka aku ingin menyebutkan 5 aja hal menarik tentang diriku (to be honest loohh). Krena namaku Panca, yang artinya lima, maka cukup lima hal saja ya, biar terasa filosofis gitu.....^^Nah, kelima hal menarik about me adalah :

1). Aku adalah anak kelima (yach, semuanya juga tau kalee, tapi tenang penekanannya bukan pada yang ini) dari enam bersaudara. Kakak pertamaku cowok, ketiga kakakku yang lain cewek, dan adikku cewek juga. Jadi, mau tau rahasia???aku adalah cowok yang diapit oleh para cewek-cewek, hoho.Nah, pas aku kecil, semua pekerjaan rumah dikerjakan sama kakak2 cewekku, makanya sampai sekarang ini (this is really my secret) aku belum pernah sama sekali masak nasi sendiri (caranya aja aku gak tau, hehe).

2). Belum lama ini, aku ikut acara Gathering Scholars Pertamina Foundation di Bogor. Acara itu isinya full dengan pelatihan. Salah satu yang aku suka adalah saat materinya Mas Iwan Setyawan penulis novel 9 Summers dan 10 Autums yang pernah masuk Kick Andy itu loohh. Beliau anak supir angkot yang berhasil jadi manajer di perusahaan multinasional di New York City. Dan beliau mampu memutus garis kemiskinan keluarganya loh, keren banget emang dirinya (Sekedar intermezo buat nambah ilmu, hoho). Satu lagi yang menarik adalah saat materinya Mbak Rama tentang kekuatan dan kelemahan diri. Sebelumnya kami diminta mengisi lembar isian seperti psikotest gitu lah, dan setelah keluar hasilnya.......urutan pertama sebagai kekuatannku adalah FUTURISTIC..jadi orang2 yang mempunyai tipe ini tu punya mimpi dan visi yang kuat, panjang, dan pokoke visioner..(hehe), dan kekuatanku yang kedua adalah CONEDTEDNESS...yang artinya senang menghubungkan segala sesuatunya kepada Tuhan, tipikal orang alim (haha, peace)..cukup dua dulu ya, yang lain nyusul...

3). Hemm, entah kenapa aku gak ngerti, sejak masuk ke Jurusan Perikanan UNDIP, aku jadi suka membaca buku....padahal sebelumnya aku gak pernah terlalu suka baca buku...sampai sekarang aku sudah beli dan ngoleksi banyak buku, sampek kamar kosku cuma dipenuhi dengan buku, tapi untungnya...kalau lagi ada adek ato temen maen ke kos, mereka pasti pada minjem...terus jarang deh yang baliknya cepet....hehe. Sedikit mengurangi penumpukan buku.

4). Makin lama makin gak penting ya...hehe. Point empat ini malah tambah gak penting lagi...hoho, aku sering banget berantem sama kakak ke-empatku dulu waktu aku kecil. Jarak umur kita 6 tahun. Jadi pas aku masih SD, kakak ku itu sudah SMA...nah justru disitulah puncak2nya aku sering berantem ma dia. Sampek Ibuku pernah marah2in aku gara-gara aku nendang ember sampek pecah karena saking sebelnya ma kakakku itu...(masa anak-anak yang runyam, hehe)...tapi sekarang sebaliknya, aku sama semua kakakku full respect lah...Jadi saudara yang tentram dan damai...

5). Yang ini makin gak penting...aku suka maen games. Sebab musabab aku pakek kacamata sekarang ini adalah karena aku maniak playstation dulu pas aku di SMP dan SMK....parah banget pokoknya, tiada hari tanpa maen PS. dan Setiap hari pulalah, Bapakku selalu menjewer kupingku karena kerjaannya cuma nongkrong didepan televisi sambil maenan PS di rumah teman...sekarang juga masih suka maenan games si, tpi dah gak terlalu sering...(^^)

Baiklah, sekarang saatnya aku ucapkan rasa terimakasih dan penghargaan setinggiginya kepada semua orang yang telah memberikan pengaruh besar terhadap perubahan hidupku kearah yang lebih baik......

>>>Kepada Ustad dan Ustadzah FPIK yang sudah banyak membantuku menemukan jalan yang terang. Aku sebut satu demi satu deh.....mulai dari yang ustadzah nya dulu: Mbak Siti (makasih sudah bantu saat registrasi mahasiswa baru), Mbak Desi (makasih atas motivasi dan perhatiannya), Mbak Tora, dan Mbak2 yang lain....Matur nuwun bt Al ustad Badi, Bachtiar, Fadli, Nico...dan tentu untuk Mas RIzaldi yg sudah ngasih banyak pencerahan waktu pertama sering ngumpul2 dulu di mushola...(hehe).

>>> Imam Purnama Sidi, makasih buat segala inspirasinya Pak, ente adalah salah satu orang yang benar-bener memberi banyak inspirasi dan kedewasaan dalam menyikapi hidup...tetap semangat dan terus berjuang Pak...education is the key to see brighter future (baca novel 9 summers and 10 autums Pak)....

>>>Angga Andhika, aku gak pernah nyangka Bro, ente bakal pindah jurusan...meski aku bersikap biasa aja, tapi aku ngrasa kehilangan sangat. But, it all happened, you have choosen your best way...Kamu adalah sosok prestatif luar biasa, ulet dan pantang putus asa...

>>> Rico Hendrawan, bersama grup 'kritis' kita menjadi kelompok paling disegani di FPIK Bro, hahaha....senang mengenang masa dulu......sosok penuh perjuangan, meski banyak beban, tapi kamu selalu tersenyum dan lebay Co, that's I love from you...kamu selalu menjadi Rico, bukan orang lain....

>>>Tomy Octavian yang sekarang sudah punya anak 1...imut deh..Aku banyak belajar tentang agama dan dunia dari kamu Tom...

>>> Aditya Eka Sutanti, meski pun kamu sering banget marah-marahin aku...dan emang sukanya marah-marah ke siapa aja..hehe..tapi aku sering melihat sisi luar biasa dalam dirimu:kerja keras tiada batas. Makasih sudah jadi bagian kisah luar biasa dalam perjalanan hidupku..

>>>Rinay Tyta Febriana,(mau ngasih award apa ya?^^), aku suka ketika ngeliat kamu diskusi sama anak-anak di Sekre, kamu pasti nanti bakal jadi ibu lembut penuh kasih kepada anak2nya.....(Terimakasih)

>>>Deti Kurniasari, (gaya AGJ) yang gw suka dari lo adalah "suara lo yang keras menggetarkan bumi itu loh"...selalu bisa bikin rame suasana kalo ada lo. Meski kadang kalo lagi di forum kayak orang gi marah-marah, tapi tetep seru dan lucu..hahaha.. (Det, jemurannya tuh di angkat, hehe)

>>>Ari Giri, punten teh, nuhun nyak, abdi kurang lancar bahasa sundanya...hehe, jadi pakek Bahasa Nasional aja ya....teman terlucu yang pernah aku punya, bisa bkin ketwa tanpa harus berkata-kata...Mahasiswi aktifis dengan IPK selangit....(salut saya)

>>> Adhith Kurniawan, makasih Dit atas semua loyalitas dan kontribusi kamu selama ini di BEM FPIK......kalo ada penobatan orang terloyal di BEM ya jawabnya adalah Adhith Kurniawan,

>>>Renaldi Bahri Tambunan, Pak Ustadz syukron ya atas semua bantuan dan supportnya...sekarang sudah jadi pejabat, jangan lupain rakyat2nya ya pak...hehe....

>>>Ahlan Zulfakri, aku belajar banyak tentang makna kata sabar, ikhlas, dan care...gak salah lah kalo ente harusnya dinobatkan jadi "pria idaman para wanita" (seperti yang sering ente bilang, hoho, peace mamen)....


Terimakasih atas semuanya kawan-kawan....yang tidak bisa saya sebut satu demi satu...
Tidak lupa untuk teman2 BEM KM UNDIP 2011 (banyak belajar tentang profesionalisme), KAKPN, Pertamina Foundation, TPC, PPKPI, Formasi, UNDIP, angkatan 2007....dll...

Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan....

Wassalamualaikumwrwb,
By: Panca DP

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu