Oleh:
Panca Dias Purnomo *)
GAMBARAN UMUM
Setiap perguruan tinggi di Indonesia mempunyai 3 peran utama, yaitu sebagai lembaga: pendidikan (education), penelitian (research), dan pengabdian masyrakat (public service). Ketiga fungsi dan peran utama perguruan tinggi ini tertuang didalam tri dharma perguruan tinggi, tidak terkecuali: Universitas Diponegoro. Pendidikan tidak hanya sebatas transfer pengetahuan dari dosen kepada mahasiswanya dikelas ataupun praktikum dan pembuatan laporan. Pendidikan maknanya luas, seperti apa yang dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan tidak sekedar belajar-membaca menulis-,melainkan juga berhubungan dengan olah mental, hati, dan tubuh (fisik). Apa-apa yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan pikiran, mental, dan hati, serta kebugaran disebut dengan pendidikan. Selanjutnya, universitas bertugas sebagai lembaga keilmiahan, yang menemukan, meneliti, dan mentelaah secara ilmiah berbagai fenomena yang ada di masyarakat dan lingkungan. Research berguna untuk menyediakan data sebagai dasar pengambilan kebijakan. Selain kedua fungsi utama tersebut, fungsi selanjutnya dari perguruan tinggi adalah pengabdian masyarakat. Perguruan tinggi adalah lembaga yang berisikan orang-orang yang tercerahkan, berwawasan luas, dan berpikiran maju, sehingga sumber daya teramat besar yang dimiliki perguruan tinggi ini harus disebar luaskan kepada masyarakat sekitar. Pengabdian masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, misalnya bakti sosial, pelatihan, penyuluhan, workshop, seminar, pembinaan langsung kepada masyarakat, dll. Fungsi ini yang akan berguna sebagai penyambung antara menara ilmu pengetahuan di perguruan tinggi kepada masyarakat dilevel bawah. Ketiga fungsi ini lah yang menempatkan perguruan tinggi di Indonesia menjadi salah satu bagian terpenting didalam proses pembangunan nasional. Dari rahim perguruan tinggi pula lah lahir berbagai tokoh dan figure nasional yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap arah pembangunan bangsa. Kader perguruan tinggi adalah garda terdepan, pemikir utama, dan tenaga terbesar pendorong kemajuan bangsa ini. Tidak berlebihan jika perguruan tinggi adalah ‘kawah candradimuka’ pembentuk kader pembangunan bangsa.
APA YANG SEBENARNYA ANDA CARI DENGAN MENGIKUTI ORGANISASI KAMPUS?
Ketiga fungsi yang sudah penulis paparkan diatas harus benar-benar dipahami dan diresapi oleh seluruh mahasiswa sebagai nafas gerak dan berpikir dimanapun mahasiswa berada. Setiap mahasiwa, berangkat dari pemahaman tentang tri dharma perguruan tinggi diatas, pun dituntut untuk memiliki karakter dan jiwa ketiga fungsi dan peran serta nilai tri dharma perguruan tinggi. Mahasiswa harus menjadi pembelajar (learner) dan “pendidik (educator)”. Peran ini adalah pengamalan nilai perguruan tinggi sebagai lembaga “pendidikan (education”). Mahasiswa harus menjadi penemu, peneliti, dan pemecah masalah (problem solver) dari berbagai persoalan bangsa sebagai bentuk pengamalan nilai “penelitian (research)”. Mahasiswa pun harus dituntut mampu mentransfer dan mengejawantahkan ilmu yang mereka miliki kepada masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga harus peka dan mempunyai sensitifitas terhadap berbagai isu dan permasalahan yang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Ini lah bentuk pengamalan nilai “pengadian masyarakat”. Seluruh mahasiswa seharusnya mempunyai dan mampu mengamalkan nilai tri dharma perguruan tinggi ini. Nilai-nilai ini haruslah menyatu, seimbang, sinergi, dan menjadi jiwa setiap mahasiswa di perguruan tinggi.
Tidak terkecuali organisasi mahasiswa, ketiga fungsi ini pula lah yang menjadi nafas gerak atau mainstream dari setiap organisasi mahasiswa di perguruan tinggi. Ambil contoh peran dan fungsi BEM. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) adalah organisasi mahasiswa yang memiliki ketiga fungsi dan nilai tersebut. BEM sebagai organisasi atau tempat mahasiswa untuk belajar: belajar menjadi lebih dewasa, belajar menjadi pemimpin yang baik, belajar berbicara dengan baik, belajar membuat surat yang baik, belajar melek politik, dan masih banyak belajar yang lainnya. Yang pada intinya, BEM berandil dalam peningkatan kapasitas dan kemampuan mahasiswa dalam berbagai hal terutama softskill. Disinilah letak peran BEM sebagai lembaga pendididkan dan pembelajaran, tidak hanya untuk anggotanya namun juga untuk seluruh mahasiswa dibawah naungannya. BEM berfungsi untuk mendidik mahasiswa. BEM juga sebagai lembaga penelitian. Penelitian erat kaitannya dengan karya tulis ilmiah, lomba debat ilmiah, atau pun penulisan skripsi. Setiap mahasiswa harus mempunyai kemampuan untuk itu, sehingga BEM harus lah mempunyai devisi di bidang keilmiahan, sehingga devisi ini mampu dengan khusus mendidik dan mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam bidang keilmiahan sesuai nilai tri dharma perguruan tinggi. BEM juga mempunyai peran sebagai lembaga pelayanan kepada masyarakat. Salah jika orientasi BEM hanya sebatas pada masyarakat kampus, atau bahkan malah diam dan tidak mau tahu dengan realita di masyarakat. Oleh karena itu, BEM harus juga berorientasi terhadap kondisi kekinian masyarakat, sumber daya apa yang mahasiswa dan BEM miliki, itulah yang bisa diberikan kepada masyarakat. Seperti uraian sebelumnya, bahwa kampus adalah surga ilmu pengetahuan, berisikan orang-orang berwawasan luas, kritis, dan maju, sehingga harus mampu menyumbangkan karyanya untuk menyelesaikan atau pun mengurangi permasalahan masyarakat. BEM adalah lembaga pendidikan dan pembelajaran (Semua Departemen/bidang), lembaga ilmiah (RISET), dan lembaga pengadian masyarakat (DIMAS). Mahasiswa harus bisa mengambil dan memiliki nilai-nilai itu didalam organisasi yang mereka ikuti, selain bertanggung jawab untuk menerapkan nilai-nilai tersebut kedalam organisasi mereka sendiri. Karenanya, tidak benar jika aktifis BEM hanya mengejar IPK tinggi, namun minim prestasi ilmiah. Tidak benar juga jika aktifis BEM hanya senang aksi turun ke jalan dan malah mengabaikan IPK.
Universitas Diponegoro mempunyai visi membentuk mahasiswa dengan standar kompetensi “COMPLETE” atau dalam bahasa Indonesia berarti “SEMPURNA”. Standar kompetensi yang jika benar diterapkan dan dimiliki oleh semua mahasiswa UNDIP, maka mahasiswanya pun akan menjadi manusia yang ‘SEMPURNA’, luar biasa. COMPLETE atau kepanjangan dari “Communicator, Profesional, Leader, Entrepreneur, Thinker, Educator” tidak dapat dinafikan dicapai dengan berorganisasi. Realita bahwa pendidikan yang diberikan dikampus melalui proses perkuliahan dan praktikum, nyata-nyata hanya sebatas pendidikan hardskill semata. Sedangkan kalau dilihat dari kepanjangan kata COMPLETE, sebagian besar adalah bagian dari softskill. Oleh karena itu, jelaslah bahwa organisasi mahasiswa sebagai tempat dan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya mahasiswa melalui pengembangan softskill serta emosional mempunyai peran yang sangat vital dan strategis dalam membantu tercapainya standar kompetensi mahasiswa UNDIP. Posisi organisasi mahasiswa sebagai bagian terpenting dalam menggapai visi kompetensi yang luhur tersebut harus menjadi semangat, motivasi, serta renungan bagi semua pihak, terutama mahasiswa yang tergabung dalam organisasi kemahasiswaan, untuk secara sadar selalu meningkatkan kualitas kinerja dan SDM organisasi masing-masing karena secara langsung maupun tidak, organisasi mahasiswa akan berpengaruh nyata terhadap mutu mahasiswa dan institusinya. Terutama organisasi seperti BEM yang tidak hanya bertanggungjawab terhadap anggotanya, namun juga terhadap seluruh mahasiswa yang berada di bawah pemerintahannya. Kualitas mahasiswa tergantung pula dari kualitas organisasi mahasiswanya.
Menyadari fungsi dan peran organisasi mahasiswa di UNDIP untuk turut membantu tercapainya visi kompetensi tersebut, kemudian memunculkan pertanyaan “Apa yang ingin Anda cari atau peroleh dari organisasi mahasiswa?”. Memutuskan bergabung dengan organisasi mahasiswa, terutama BEM, barangkali akan membawa dampak perubahan dan konsekuensi yang sangat BERAT. Tidak pula berlebihan, jika BEM, adalah lembaga pelayanan selain lembaga pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Tugas BEM sangat berat. Tidak sembarang orang bisa memikul amanah itu. Sehingga, harus menjadi kesadaran dan konsekuensi yang harus ditanggung oleh semua mahasiswa yang memutuskan untuk bergabung dalam BEM untuk menjalankan amanah yang berat tersebut. Namun, tanggung jawab besar, konsekuensi yang harus dipikul, tekanan berat yang dirasakan, tidak akan pernah sebanding dengan hasil yang nantinya akan diperoleh setelah masanya berakhir. Karena BEM adalah sumber energinya, pusat pembelajaran menjadi pribadi mahasiswa yang COMPLETE (SEMPURNA). Penting dan vitalnya posisi BEM di UNDIP, seharusnyalah kemudian membawa KOMITMEN dan TANGGUNGJAWAB tinggi terhadap setiap amanah yang diemban.
KONSEKUENSINYA TERASA BERAT
Keputusan untuk bergabung dengan BEM barangkali adalah keputusan yang sangat serius. Bergabung dengan BEM berarti telah dengan sadar untuk menanggung segala konsekuensinya. Beratnya amanah yang diemban oleh BEM sebagai sumber energi dan sumber pembelajaran bagi mahasiswa, membawa konsekuensi dan dampak yang sangat berat bagi mahasiswa yang tergabung didalamnya. Bergabung didalam organisasi manapun pasti juga akan membawa konsekuensi tersendiri. Apalagi mengingat tugas utama kita di kampus adalah untuk belajar dan lulus meraih gelar sarjana. Menurut pengalaman penulis, konsekuensi berat yang harus ditanggung antara lain:
1) Waktu. Waktu untuk berkumpul dan bermain dengan teman-teman menjadi berkurang, karenasering rapat dan amanah organisasi yang lain. Waktu untuk belajar, membuat laporan, membuat tugas, dlsb. pun tidak sebanyak mahasiswa lain yang tidak mengikuti organisasi. Semakin sibuk karena ikut organisasi, padahal sudah disibukan dengan tugas, kuliah, dan praktikum, serta laporan. Belum lagi kalau akhir pekan harus ada acara organisasi, padahal ada juga praktikum.
2) Energi dan pikiran. Tenaga yang dikeluarkan untuk menjadi semakin besar, karena mobilitas semakin tinggi. Sering dalam satu hari bisa berpindah tempat lebih dari 10 kali hanya untuk survey lokasi kegiatan. Tidak hanya berat memikirkan tugas, praktikum, dan laporan yang belum di-acc, pikiran untuk mengurus organisasi pun semakin memberatkan.
3) Uang. Tidak dapat dipungkiri seringkali kita harus berkorban uang pribadi untuk mengganti atau menutup terlebih dahulu setiap kebutuhan kegiatan yang akan dilaksanakan.
4) Emosional dan hati. Tidak jarang juga, kita temui ada beberapa anggota organisasi yang tidak cocok dan saling berselisih karena mungkin tidak ‘srek’ dengan gaya kerja teman atau sebab yang lain. Hal itu pun masih kemudian terbawa sampai ke kehidupan sehari-hari. Enggan bertegur sapa, masa bodoh, dsb.
5) Meninggalkan kuliah. Karena kesibukan semakin banyak, dan juga jadwal event organisasi bertabrakan dengan jadwal kuliah, sehingga kuliah pun harus rela dikorbankan.
AGAR SUKSES BERORGANISASI
Ada bebarapa hal yang harus Anda perhatikan sebagai bahan pertimbangan setelah Anda dinyatakan diterima dalam suatu organisasi. Beroganisasi dapat menjadi sarana belajar mengenai segala-galanya (dunia dan akhirat, softskill dan hardskill, konseptual dan teknis, dll), jika Anda tahu bagaimana mengambil sumber daya yang ada didalam organisasi menjadi sumber ilmu dalam pengembangan diri dan kapasitas Anda. Berorganisasi selama dikampus berarti telah membekali diri dengan bahan bakar luar biasa untuk suatu saat nanti lulus dan terjun kedalam masyarakat sesungguhnya. Dari Organisasi kita dapat belajar semuanya. Kecepatan berkembang seseorang didalam organisasi ditentukan oleh tingkat kesadaran orang tersebut untuk terus selalu belajar. Keinginan belajar lah yang menentukan tingkat perkembangan seseorang berorganisasi. Ada 3 hal pokok yang harus Anda kembangkan selama Anda tergabung dalam organisasi, yaitu: Knowledge, Skill, dan Attitude. Ketiga pokok pengembangan diri ini harus selalu sinergis dan terpadu.
Sedangkan menurut Goleman (1999), ketrampilan sosial dan emosional yang dapat dipelajari agar sukses dalam lingkungan organisasi diantaranya adalah:
1) Kesadaran emosional. Mengenali emosi diri sendiri, orang lain, dan sekelilingnya. Kemampuan ini berhubungan juga dengan pemahaman mengenai kekuatan dan kelemahan diri sendiri, sehingga dengan sadar mengetahui batas-batas kemampuan kerja didalam berorganisasi, bagian mana yang harus diperbaiki, atau tahu harus bekerja dengan siapa agar kekurangan bisa tertutupi. Memahami potensi diri.
2) Kepercayaan diri. Kesadaran yang kuat akan kemampuan diri sendiri. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam hal ini sering kali berimbas pada mandeknya kinerja seseorang karena ia hanya sebatas menunggu perintah atau komando atasan karena takut salah. Yakinilah bahwa setiap kita adalah orang hebat dan special. Rendahnya kepercayaan diri berakibat juga pada seringnya kondisi rapat yang pasif, searah, dan monoton. Karena takut mengutarakan pendapat atau takut salah berbicara.
3) Pengendalian diri. Menjaga agar emosi tidak meledak-ledak sehingga berakibat buruk pada hubungan antar personal didalam organisasi. Kendalikan emosi Anda, jangan terpancing emosi karena sesuatu terjadi tidak sesuai kehendak Anda. Bicarakan baik-baik. Membantu Anda untuk berpikir jernih dan tenang.
4) Dapat dipercaya dan bersungguh-sungguh. Kemampuan ini membantu seseorang untuk selalu memenuhi komitmen dan mematuhi janji. Terorganisasi dan cermat dalam bekerja.
5) Inovasi dan adaptabilitas. Selalu mencari gagasan atau ide baru dari berbagai sumber untuk memperbaiki paten yang telah ada. Hal ini terkait pula dengan keinginan untuk belajar, dari membaca buku, diskusi dengan orang lain, atau dari pengalaman orang lain. Setiap anggota organisasi harus bisa menemukan gagasan baru agar kinerja organisasi semakin baik, tidak stagnan bahkan mati.
6) Dorongan untuk berprestasi. Upaya untuk terus meningkatkan kualitas diri atau memenuhi standar keunggulan. Selalu bersemangat, bedaya juang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar. Mencari informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber guna mencari cara yang lebih baik. Terus belajar untuk meningkatkan kinerja. “Mereka yang terdorong oleh kebutuhan untuk meraih prestasi selalu mencari jalan unutk menemukan sukses mereka”
7) Komitmen. Menyelaraskan diri dengan sasaran atau tujuan organisasi/kelompok. Orang dengan kecakapan ini akan rela berkorban demi memenuhi sasaran organisasi yang lebih penting. Merasakan dorongan semangat. Aktif mencari peluang dan solusi demi organisasi. Esensi komitmen adalah menjadikan sasaran kita dan sasaran oeganisasi satu dan sama. Komitmen bernuansa emosi: kita merasakan keterikatan dengan sasaran organisasi yang sangat mengikat apabila itu sangat selaras dengan sasaran kita
8) Inisiatif dan optimisme. Kerabat dekat optimisme adalah harapan: mengetahui langkah-langkah yang diperlukan untuk meraih sasaran dan memiliki semangat serta energi unutk menyelesaikan langkah tersebut. Harapan adalah daya pemotivasi utama.
9) Memahami orang lain. Pahamilah rekan kerja Anda dalam organisasi dengan bertumpu pada kelebihan, ciri khas karakternya, bukan pada kelemahan dan kejelekannya. Setiap orang diciptakan berbeda, berbeda kelebihan dan karakternya. Hubungan kerja akan terasa indah, jika semuanya saling memahami karakter masing-masing. Perbedaan membuat kita saling melengkapi, bukan saling menyalahkan karena perbedaan sikap dengan kita.
KENDALA YANG SERING DITEMUI DALAM BERORGANISASI
Banyak sekali kendala yang sering dialami oleh kita selama kita mengikuti organisasi. Menurut pengalaman penulis bergelut dengan BEM, dapat penulis paparkan beberapa kendala yang sering ditemui dalam berorganisasi, antara lain:
- Ketidakpahaman tentang tugas atau jobdesk masing-masing
- Tidak ada waktu karena banyak laporan, tugas, praktikum, dan kuliah
- Orang tua meminta untuk segera lulus dan fokus untuk kuliah
- Amanah yang diberikan seringnya tidak jalan
- Sering tidak tepat waktu
- Salah dalam membuat proposal dan surat
- Susah mencari sumber pendanaan
- Tidak ada fasilitas yang memadai, seperti komputer, printer, almari, dll
- Tidak lancarnya komunikasi antar personal dan departemen/bidang
- Rasa kekeluargaan dan saling mengenal diantara anggota rendah
- Program kerja yang sudah dirancang banyak yang tidak jalan
- Manajemen kepanitian yang buruk
- Tidak ada figure panutan yang bisa dicontoh
- Lemahnya kepemimpinan dan tauladan dari atasan
- Tidak adanya SDM yang memadai, baik kualitas dan kuantitas
- Manajemen organisasi yang masih buruk
- Rapat yang panjang, molor, tidak efektif dan efisien
- Anggota merasa tidak mendapatkan ilmu apa-apa dari organisasi
- Kegiatan seringnya tidak sesuai jadwal rencana yang sudah dibuat
- Permasalahan personal akibat konflik individu yang sering berimbas pada buruknya kinerja organisasi
- Tidak cocok dengan rekan kerja (vertical/horizontal)
- Pressure atau tekanan yang kadang membuat stress, dll
Mari, diskusikan apa kiranya solusi dari beberapa kendala diatas. Apakah Anda mempunyai solusinya?
Berorganisasi adalah cara untuk membentuk kepribadian dan kedewasaan yang sangat baik dengan segala dinamisasi yang terjadi didalamnya. Organisasi membantu kita untuk terus berpikir, bertindak, dan belajar memecahkan masalah. Dengan kendala yang sering muncul, masalah silih berganti, menuntut kita menjadi pribadi yang semakin dewasa, matang, dan berwawasan agar bisa menangani dinamisasi yang muncul. Masalah membuat kualitas kepemimpinan dan wawasan kita semakin bertambah. Kapasitas diri pun semakin meningkat.
MENUMBUHKAN CINTA, KEBANGGAAN, DAN KOMITMEN
BEM adalah organisasi yang tidak dapat berbicara, tidak dapat merasakan, tidak dapat mendengar seperti kita, manusia. Namun bayangkan, jika BEM adalah manusia seperti kita, apakah kira-kira dia akan berterimakasih kepada kita atas semua kinerja dan jerih payah kita?atau justru ia menangis sakit karena telah tersakiti dan terdzolimi oleh ulah kita yang tidak amanah ini?ulah kita yang dengan seenaknya melalaikan tanggungjawab?ulah kita yang dengan mudahnya mengabaikan tugas sehingga merugikan orang lain?RENUNGKANLAH. Apakah Anda tega melihat BEM selalu menangis karena sakit dan terdzolimi oleh orang-orang yang dengan sengaja berucap kata sumpah setia saat dilantik dulu?Mana janji sumpah manis mereka saat pelantikan?Mana? BEM tidak akan pernah berubah kalau kita tidak mengubahnya. BEM tidak akan pernah menjadi baik, kalau kita tidak membuatnya baik. RENUNGKANLAH.
Cinta akan menumbuhkan segalanya. Anda pasti akan rela berkorban dan melakukan apapun kepada wanita atau pria yang Anda cintai dan sayangi bukan?dan juga, Anda pasti akan melakukan apa saja untuk selalu melihat kekasih kesayangan Anda bahagia dan tersenyum bukan?Ya, dari cintalah semuanya bermula:rasa bangga, rela berkorban, dan optimisme. Rasa cinta kepada umatnya yang kemudian membuat Rasullullah SAW rela mengganjal perutnya dengan batu-batu kerikil agar tidak merepotkan sahabat-sahabatnya untuk membawakan makanan kepadanya. Contoh bukti pengorbanan karena cinta yang luar biasa.
Tumbuhkanlah rasa cinta kepada organisasi yang Anda ikuti, bayangkan selalu bahwa organisasi yang Anda ikuti itu adalah teman Anda, sahabat Anda, yang akan tersenyum bahagia setiap kali Ia mendapat sokongan kontribusi dari Anda. Begitu juga sebaliknya, Ia akan menangis sedih setiap kali Anda tinggalkan. Ingat, karena suatu saat organisasi Anda akan membantu Anda semakin mengenal diri dan potensi Anda, kemudian membawa Anda menuju jalan yang masa depan yang semakin cerah. Berorganisasi sekarang ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Sarana belajar terbaik untuk menjadi pribadi yang ‘COMPLETE’. Pengorbanan Anda sekarang ini adalah investasi dan tabungan di masa depan yang menjamin Anda mendapatkan balasan yang jauh lebih baik. Komitmen akan selalu ada dan terus akan membara jika Anda yakin dan percaya bahwa organisasi yang Anda ikuti akan membawa Anda pada cita-cita dan sasaran yang Anda impikan. Teruslah berimpi dan berharap, karena mimpi dan harapan adalah sumber motivasi pertama seseorang untuk terus bergerak. Selamat belajar dan berkontribusi.
Karena Aku Cinta UNDIP
Terimakasih
REFERENSI
Goleman, D. 1999. Working With Emotional Intelligenci Kecerdasan Emosi untuk Meraih Puncak Prestasi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
ikhlas berkontribusi ^^
BalasHapus