Selamat pagi :-)
Ini adalah tulisan pertama saya, setelah 12 hari, di tahun 2016 di blog ini.
2015 telah berlalu, dan tidak terasa, satu tahun berjalan begitu cepat. Baiklah, saya ingin mengulas sedikit tahun 2015 yang lalu untuk sekedar menemukan arti rasa syukur dan ikhlas saya kepada Tuhan.
Yahh, ada keinginan-keinginan yang tidak terpenuhi. Saya yakin, bakal ada skenario lain. Meski bagian itu cukup mengecewakan, meski tidak sebegitunya juga, namun keterlaluan rasanya jika hanya karena itu saya mengutuki hidup. Belum ada banyak hal yang bisa dibanggakan di tahun 2015 memang, namun kesibukan saya di dalam pekerjaan terkadang membuat saya begitu bangga menjalani hidup. Hidup sebagai seorang lelaki. Hahaha. Mungkin terkesan sedikit sexies, tapi setidaknya begitulah kehidupan lelaki yang saya pahami dan lihat sendiri dari bagaimana tekunnya Bapak dan Kakak laki laki pertama saya dalam bekerja. Mereka bekerja tanpa lelah. Begitulah akhirnya saya mengilhami hidup sebagai seorang laki laki, dan tentunya suami untuk istri saya kelak.
Saya senang, atau lebih tepatnya puas, dapat bekerja dengan sebegitunya, pagi sampai malam, berpeluh, hingga badan terasa capek. Saya bangga melihat diri saya seperti itu, meski tak jarang lelah tiba tiba melanda dan ingin sebentar istirahat saja. Ya, tahun 2015 lalu, I totaly gave my best for my jobs and somehow it gave you another chance to move forward. Menjadi reliable person, atau orang yang dapat dipercaya memang tidak mudah. Bukan itu juga si yang saya mau, namun bekerja dengan sebaik mungkin dengan totalitas, akan membawa kita pada level yang berbeda. Beberapa tanggung jawab pun berdatangan, meski saya akui tidak semua dapat saya kerjakan dengan baik. Alhamdulilah-nya, pengalaman berorganisasi dan sebagai guru atau trainer, sangat membantu saya dalam menghadapi dinamika team dan hubungan profesional maupun personal dengan kelompok.
Satu hal lain yang baik di tahun 2015 adalah- *saya menulis ini sembari membayangkan memasang emoticon monyet sedang menutup dua matanya*- tentang perasaan. Ini ada kaitannya dengan ke-galau-an masa muda. Galau sepertinya sudah jadi salah satu fase hidup wajib seorang anak muda masa kini. Setelah lahir, remaja, dewasa, ia akan jadi galau dulu sebelum akhirnya benar-benar dewasa. Hahaha. Setelah mengarungi samudra kegalauan, akhirnya saya bisa juga berkomitmen dalam satu hubungan yang pasti muaranya. Kami saling mendukung dan bertanggung jawab, dalam arti kami punya tujuan yang sama. Perlahan tapi pasti, muara itu mulai terlihat.
Hilangnya rasa galau, dan diganti dengan rasa "pasti" membuat suasana hidup terasa lebih tenang. Memang. Ya, tahun 2015 adalah tahun rasa "pasti" itu bermula dan bertahan, hingga kini. Yang dari awalnya belum kepikiran, belum berani, belum siap, akhirnya ada "klik" yang membuat saya yakin dan berpikir " oke, ayo!!!". Ini adalah proses, dan butuh waktu memang.
Tidak banyak kan, tapi yang sedikit itu nampaknya dampaknya akan dasyat bagi kehidupan saya. Peristiwa sederhana yang mengubah kehidupan.
Terimakasih 2015, selamat jalan kenangan.
Welcome 2016, semoga tahun ini akan lebih baik. Yang pasti, saya ingin sekolah lagi *tetep dan punya keluarga kecil yang bahagia. Hehehehe.
-Catatan Perjalanan Hidup-
Aamiin
BalasHapusAaamin. Setiap hari, selalu ada harapan menuju ke arah yg lebih baik. Ya, lebih baik dibanding kemarin, itulah doa kita semua. Sukses Selalu Mas Panca.
BalasHapus