RPP: sangat asing awalnya. Makin
lama, kata ini sangat akrab di telinga karena hampir setiap hari, kata ini
disebut dalam training. RPP sudah jadi seperti sahabat karib sekarang ini.
Sehari-hari di pelatihan kata RPP berseliweran terdengar diantara teman-teman,
apalagi minggu ini kami harus mempersiapkan diri untuk berlatih mengajar.
Setiap malam, tiada henti kami berkutat dengan RPP.
Oh ya, apa si RPP?. RPP adalah
kepanjangan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang berisikan tentang
panduan lengkap berupa metode mengajar mata pelajaran tertentu. Didalamnya
terdapat informasi mengenai nama mata pelajaran, topik pelajaran, lama jam
pelajaran, banyaknya pertemuan, materi pokok, jenis ketrampilan, alat dan bahan
yang digunakan, dan berisikan rincian kegiatan yang akan diajarkan guru kepada
siswanya secara rinci. Rencana metode mengajar yang akan dipakai diterjemahkan
dalam 3 bagian yakni 1) kegiatan awal (apersepsi) yang dapat berisi pertanyaan,
cerita, gambar, dll untuk memancing keingintahuan dan perhatian siswa; 2)
kegiatan inti yakni berupa rincian kegiatan utama dalam proses belajar
mengajar; 3) kegiatan penutup yakni rincian kegiatan yang ditujukan untuk
menyimpulkan semua kegiatan yang telah dilakukan agar siswa dapat menarik inti
sari dari materi yang diajarkan. Refleksi guru berupa pertanyaan kepada diri
sendiri juga tercantum di RPP sehingga guru dapat mengevaluasi sejauh mana
materi mereka dipahami oleh siswa.
RPP adalah panduan rinci seorang
guru dalam mengajar. RPP akan sangat
membantu seorang guru untuk mengajar secara maksimal karena materi pelajaran
yang akan diajarkan telah dipersiapkan sedetail mungkin. RPP adalah langkah
konkret penjabaran proses belajar mengajar. Ibarat mau berangkat perang, RPP
adalah senjatanya.
RPP adalah turunan
paling rendah dari silabus, rencana tahunan dan semester, kurikulum, dan
standar nasional. RPP dibuat berdasarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi
Dasar (KD), dan Indikator KD. Indikator berisi poin-poin konkret tentang
hal-hal yang harus dikuasai oleh siswa setelah belajar tentang topik tertentu.
Contoh, IPA kelas I semester 1
dengan materi tentang Makhluk Hidup dan Pola Kehidupan, SK-nya adalah Mengenal
anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya dan KD-nya adalah (1.1)
Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya. KD
diturunkan lagi kedalam indikator. Nah, indikator itulah yang akan dijadikan
rujukan dalam membuat RPP.
Seorang Guru harus membuat indikator sendiri dari rincian Kompetensi
Dasar tersebut. Indikator ini lah yang nantinya akan digunakan untuk membuat
RPP. Satu KD bisa berisi beberapa indikator tergantung dari target capaian guru
dan kondisi murid. Misalkan satu KD berisi 2 indikator, dan 1 RPP dibuat untuk
1 indikator maka dapat dibayangkan berapa puluh RPP yang harus dibuat untuk
satu kelas selama 2 semester.
Aku pun akhirnya semakin tahu, jika pekerjaan seorang guru ternyata
cukup berat. Yang cukup memusingkan buatku dalam menyusun RPP adalah ketika
sebelumnya harus membuat indikatornya terlebih dahulu dan memikirkan tentang
metode mengajar yang bertumpu pada siswa secara kreatif. Aku harus memikirkan
alat dan bahan sederhana apa yang bisa aku pakai dan bagaimana memaksimalkan
keterlibatan siswa sehingga konstruk siswa dapat tercapai. Konstruk artinya
siswa dapat mengambil kesimpulan sendiri selama aktifitas belajar mengajar
berlangsung dengan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang difasilitasi oleh guru.
Itu yang aku rasai cukup membuat aku sering memutar otak, apalagi ditambah
kenyataaan bahwa aku belum pernah belajar tentang hal seperti ini. Aku bahkan
belum pernah membaca buku tentang mengajar. So, aku harus belajar dan bekerja
lebih giat untuk mengejar ketertinggalan pemahaman tentang dunia keguruan dan
pendidikan. Namun demikian, seperti kata Pak Anies, mendidik itu adalah
tugasnya semua orang terdidik, tidak peduli dari background studi apapun. Aku cukup bisa bernafas lega karena toh
seorang guru juga seorang pembelajar.
Semua perangkat itu tidak boleh dibuat asal-asalan oleh seorang guru, karena
itu berhubungan dengan masa depan seorang anak manusia. Seorang guru harus
dituntut secara profesional membuat perangkat pembelajarannya dengan baik dan
benar sehingga dapat mendukung tercapainya potensi anak secara maksimal.
Seorang guru memang jangan sampai berpuas diri dan berhenti belajar. Sejatinya
seorang guru harus terus berproses menjadi lebih dan lebih.
Aku memang belum tahu pasti faktanya, namun cukup sering aku dengar, ada
guru yang cukup meng-copy paste
perangkat pembelajaran karena tidak mau repot atau mungkin malah tidak mau belajar.
Ya, akhirnya munculah jual beli RPP dan sebagainya. Atau guru yang membuat
perangkat pembelajaran siswa dengan seadanya atau asal-asalan. Bahkan sempat
saat berkunjung ke salah satu SD, aku mendengar sendiri seorang guru yang
mengatakan jika kurikulum sekarang membuat guru semakin repot, karena itu
beliau bilang lebih enak kurikulum yang dulu. Nah lhoo!!?.
Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diperlakukan
saat ini memberikan hak kepada sekolah untuk membuat kurikulumnya sendiri.
Jadilah guru harus mandiri membuat perangkatnya. Pada ujungnya kesiapan dan
kemandirian guru dalam menjalankan sistem baru ini menjadi penting artinya
karena guru sendiri yang akan melaksanakannya.
Namun disisi lain, seiring dengan semakin mengerti betapa ribet-nya seorang guru dalam
mempersiapkan materi mengajar, aku jadi semakin salut dengan tugas dan peran
guru. Ditengah kesibukannya mengurusi hal-hal yang bersifat dokumentasi dan
administrasi, ia pun juga dituntut untuk mampu mengajar siswanya dengan
sempurna. Memang, menjadi guru tidak mudah bukan?.
Hormat dan doaku untuk seluruh guru di Indonesia, terutama bagi semua
guru-guruku dari TK sampai perguruan tinggi. Pahala terbaik dari Tuhan dan
tempat terindah di sisi Tuhan untuk mereka semua.
Senin, 01 Oktober 2012
-Catatan Perjalanan Hidup-
An suka dengan kalimat ini, "Seorang guru memang jangan sampai berpuas diri dan berhenti belajar. Sejatinya seorang guru harus terus berproses menjadi lebih dan lebih."
BalasHapusRPP sebetulnya tidak sulit, Ca. Setiap materi yang dijelaskan tidak melulu soal materi yang berhubungan dengan teori, namun hal yang lebih penting lainnya adalah memberikan aplikasi (contoh konkret) dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah dipahami oleh anak didik. ^^
iya an, aku smakin tahu kalo nyiapin perangkat buat ngajar gak semdah yg dibayangin. Apalagi pas ngajar, weeewww ckup rmpong. Tapi bagaimanapun, tugas guru itu mulia. Salut dah buat bapak2 ibu2 guru di sluruh dunia..
Hapusrempong, Pak Guru? hihi..
Hapusistilahnya ada-ada aja, ni..
siip,
selamat karena berkesempatan menjadi guru..
manfaatkanlah sebaik-baiknya karena tak semua orang bisa menikmati profesi mulia itu ^___^
terimakasih an, :-D
Hapus