Ada seorang teman yang bercerita kepada saya bahwa ia ingin mengajukan permohonan rotasi kepada atasannya. Saya tanya kenapa?. Jawabannya simpel; ia tidak cocok dengan atasannya. Tidak cocoknya karena apanya, saya balik tanya. Karena kepribadian atasannya yang ia tidak sukai. Contohnya itu atasannya serius, kaku, keras, dan jarang ngajak ngobrol, lalu katanya suka nembak langsung kesalahan didepan umum saat rapat. Rekan saya ini ingin lepas dari tim atasannya dan pindah ke tim yang lain, yang menurutnya leader di tim itu lebih bisa mengayomi dan ramah.
Pernah gak merasakan hal seperti ini?. Well, saran saya kepada teman saya ini adalah fokuslah pada faktor yang bisa kita kontrol. Faktor external yang tidak bisa kinta kendalikan, lupakan saja. Faktor yg tidak bisa kita kendalikan itu adalah kepribadian orang lain. Jelas kita tidak mungkin meminta orang lain berperilaku persis seperti yang kita inginkan, tapi kita bisa membuat orang lain memperlakukan kita seperti yang kita harapkan caranya?. Perlakukanlah orang lain seperti harapan mereka ingin diperlakukan.
Setiap leader pasti punya tipe pendekatan sendiri dalam mengelola tim dan personilnya. Mereka punya ekspetasi, cara komunikasi, cara pengendalian, dan cara mengevaluasi. Nah, tugas kita sebagai bawahan, dan ini faktor yg bisa kita kendalikan, adalah memenuhi ekspektasi atasan kita.
Terlepas dari kemampuan kepemimpinan dan pengelolaan tim seorang atasan, fokuslah pada kemampuan diri sendiri untuk menangani berbagai macam situasi. Kita tak akan pernah bisa selalu bertemu atasan yang sesuai harapan kita. Ada kalanya kita punya atasan yang positif diarea sini, tapi kurang diarea lainnya. Akan selamanya begitu. Kecuali kita jadi pengusaha lah, kita punya bisnis sendiri, nah kita gak perlu namanya atasan. Selama kita jadi karyawan, pegawai, hubungan atasan-bawahan akan selalu ada. Dan tugas kitalah sebagai bawahan untuk beradaptasi.
Agar sukses dalam dunia kerja, faktor yang penting dikuasai oleh seseorang adalah membangun hubungan yang positif kepada atasan berdasarkan kepercayaan dan tanggung jawa. Jangan dimaknai membangun hubungan dengan atasan ini artinya menyenangkan atasan, menjilat, menjelekan yang lain, dan cara-cara yang kurang etis lainnya. Makanya, saya katakan membangun hubungan positif dengan atasan dengan berlandaskan kepercayaan dan tanggung jawab. Hubungan yang positif dengan atasan kita akan memberikan pengaruh yang positif pula terhadap perkembangan dan karir kita di dunia kerja.
Saya pernah punya beberapa tipe atasan, dari sejak dulu kerja hingga sekarang. Mereka memberi saya banyak pelajaran hidup yang penting. Selama saya bekerja di 2 perusahaan, saya selalu mendapatkan kesempatan promosi. Apa rahasianya?. Selain tentunya kinerja, ada faktor positive relationship juga. Nah, bagaimana caranya agar kita mampu membangun hubungan baik dengan atasan apapun tipe atasan kita?. Menurut saya begini :
1. Jadilah orang yang bisa diandalkan dan dipercaya atasan kita.
Ini mungkin keliatannya mudah diucapkan, tapi sulit dilakukan. Yang perlu kita lakukan pertama-tama sebelum sampai pada tahap bica dipercaya dan diandalkan atasan kita adalah "pahami dulu karakter atasan kita". Jika atasan kita tipe orang yang direct, cepat, detail, dan high controller, maka kerjakan apapun tugas kita dengan cepat, tepat, teliti, dan jangan nunggu-nunggu nanti untuk segera melaporkan hasil kerja kita. Jika atasan kita tipe orang yang ingin mengendalikan banyak hal, maka sering-seringlah melaporkan pekerjaan kita kepadanya, meski hanya sekedar info. Apalagi kalau ada masalah, jangan sampai atasan kita mendapatkan laporan itu dari orang lain. Ketika saya jadi atasan pun, saya senang jika bawahan saya menginformasikan apapun kepada saya, meski hanya sekedar info. Kerjakan apapun sesuai karakter dan cara kerjanya. Saya pernah punya atasan yang tidak terlalu ingin tau detail-detailnya, ya saya cukup laporkan gambarkan besarnya, tapi ketika ganti atasan ternyata beliau detail sekali, ya saya pun laporkan sedetil-detilnya. Atasan itu manusia juga, ingin dimengerti, dan tugas utama kita itu ya membantu atasan kita mencapai objective-nya,bukan justru sebaliknya. Jangan sampai atasan yang minta duluan kerjaan kita, kalau bisa kita selalu yang memberikan hasil pekerjaan kita tanpa diminta duluan. Dapatkan kepercayaan atasan anda, dan jadilah orang yang bisa dipercaya. Ciri-ciri kalau kita mulai dipercaya atasan kita apa?. Dia gak akan banyak membuang waktu untuk memeriksa hasil pekerjaan kita. Ciri-ciri kita diandalkan atasan kita apa?. Ia mengikuti saran dan masukan kita.
2. Bangun komunikasi yang baik
Komunikasi yang baik dengan atasan kita itu gak sekedar hanya di jam dan hari kerja doang, komuunikasi diluar itu pun sangat penting. Komunikasi personal tidak kalah penting dengan komunikasi profesional. Jika kita sudah bisa berkomunikasi dengan atasan kita yang sifatnya personal seperti keluarga, orang tua, anak, pasangan, rumah, aktifitas sehari-hari, dll maka kita akan merasa semakin dekat dengan atasan kita. Saya yakin begitu juga sebaliknya. Kalau kita bahkan tidak tau atasan kita tinggal dimana, anaknya berapa, hobinya apa, jangan harap kita bisa diandalkan, diingat atasan kita saja enggak. Bagaimana caranya membangun ini?. Basa basi itu kadang penting. Kalau anda tipe orang yang tidak suka basa basi, cobalah sesekali untuk melakukannya. Seserem atau seserius apapun keliatannya seorang bos, jika kita ajak ngobrol hal-hal santai dan personal, saya yakin ia pun akan tertarik juga. Saya sudah membuktikannya.
Selain komunikasi personal, komunikasi profesional jangan diabaikan. Bagaimana sebaiknya kita berkomunikasi dengan atasan kita yang kaitannya dengan kerjaan?. Ingat, kita harus tau tipe atasan kita kayak gimana. Kalau atasan kita tipe orang yang gak terlalu peduli detail, yang penting hasilnya keliatan, ya kita cukup info, minta pendapat secukupnya aja. Tapi kalau tipe atasan kita tipe orang yang harus tau proses langkah demi langkahnya, kita harus sering-sering info plus masalah-masalahnya apa. Ada tipe atasan yang suka kalau ditanyai saran, jadi keliatan pinter dan berguna gitu mungkin ya, tapi ada juga yg biasa aja. Tapi ingat ya, jangan sesekali melaporkan masalah dan progress kerja hanya saat meeting formal saja, pastikan atasan kita sudah kita laporkan duluan sebelum kita laporkan ketim dan forum resmi. Karena kalau atasan kita baru tau saat kamu laporkan di meeting resmi, dan ia tidak menguasai masalahnya, ia pasti akan malu dan bisa marah besar sama kita. So make sure, atasan kita selalu up to date dengan apa yang kita kerjakan.
3. Lakukan pekerjaan kita melebihi apa yang diminta
Kalau kita diminta atasan kita melakukan suatu pekerjaan, berusahalah untuk berpikir selayaknya atasan kita. Kira-kira dia menginginkan pekerjaan itu diselesaikan dengan cara seperti apa dan hasilnya bagaimana. "Think & act like you are the boss". Dengan begitu maka kita berusaha untuk memenuhi harapan atasan kita bahkan melebihinya. Kita bisa memahami alasan dari kenapa bos kita menginginkan data ini, misalnya. Arahnya mau kemana, tujuan yang dinginkan apa, dan kondisi bisnis perusahaan yang relevan dengan data yang diminta ini apa, nah dengan begitu kita bisa deliver result atau memberikan hasil yang sesuai. Camkan ini baik-baik, karena siapapun atasan kita kalau kita mampu memberikan hasil kerja yang selalu diatas yang diharapkan, atasan kita pasti akan memberikan banyak kendali dan akhirnya hormat sama kita. Dengan begitu, kita akan memiliki hubungan yang baik dengan mereka. Saya kalau jadi atasan pun sangat senang bawahan saya yang model begini. Gak cuma copy paste kata-kata saya di slide presentasi tapi mengelaborasikannya dengan data-data lain sehingga lebih bernyawa.
4. Respect, akui kalau kita tidak tau dan mintalah saran
Mau bagaimanapun, leader is leader, bos is bos. Artinya mau sepintar apapun kita, atasan kita adalah orang yang berada diatas kita dan bertanggung jawab terhadap tim. Meski misalnya kamu merasa kamu lebih pintar dalam pekerjaan tertentu, tapi tunjukan bahwa kamu tetap perlu masukan dari atasan kamu. Respect itu kuncinya untuk bisa berperilaku begini. Apalagi kalau kita tidak bisa atau belum menguasai pekerjaan tertentu, akui saja dan mintalah petunjuk atasan kita dan sampaikan bahwa kita akan belajar dan berusaha untuk menguasai pekerjaan baru tersebut. Setiap atasan pasti akan sangat suka dimintai saran, tapi sebelumnya kita juga harus punya alternatif juga. Semakin tinggi level kamu pun sebaiknya, alternatif yang diajukan ke atasan kamu lebih strategis. Kemampuan dalam mencari alternatif solusi dan pemecahan masalah menunjukan sebaik apa level keahlian kamu dibidang pekerjaanmu. Jangan pernah sekali-kali kamu laporkan pekerjaan kamu seolah-olah semua baik-baik saja, semua sempurna, dan kamu tidak butuh support apapun. Justru yang model begini, pasti atasan akan langsung mengernyitkan dahi sembari mungkin dalam hati bilang "really?". Dan ia justru akan langsung meminta orang lain untuk memeriksa pekerjaan kamu sedetil-detilnya. Ohya, untuk bisa menerapkan yang nomer 4 ini kita perlu memiliki "open minded minset". Selalu terbuka terhadap pemikiran apapun dari orang lain. Kita mungkin punya pendapat sendiri, tapi jangan lupa atasan kita pun pasti sama. Hargai itu, dan cobalah kolaborasikan dengan penuh rasa hormat. Kalau kamu ingin dihargai dan dihormati atasan kamu, ya hormatilah mereka duluan. Prinsip ini pun sama berlaku untuk sesama rekan kerja lainnya.
Well, demikian, semoga berguna sedikit sharing ini.
Salam
Salam
-Catatan Perjalanan Hidup-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar