Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Rabu, 05 Januari 2011

Siklus 'W' dalam Aktifitas Organisasi

Teori siklus W ini aku peroleh kemarin saat mengikuti Pre Departure Orientation (PDO) di Jakarta. Teori siklus W dijelaskan oleh salah seorang staff pengurus lembaga pengelola beasiswa di Indonesia. Dan kenapa aku ingin share ke teman-teman adalah karena, menurutku, siklus ini selalu terjadi dalam setiap sisi kehidupan kita, termasuk dalam berorganisasi khususnya organisasi mahasiswa. Sehingga, aku pikir, pengetahuan ini sangat bermanfaat bagi siapapun mahasiswa yang aktif didalam organisasi. Terutama di bulan-bulan ini sedang terjadi masa pergantian kepemimpinan atau kepengurusan dari pengurus yang lama ke pengurus baru, para kader baru, tenaga baru, dan penuh dengan semangat baru. Terkhusus buat para pengurus BEM FPIK 2011 kelak.

Dalam aktifitas berorganisasi (bahkan apapun), Siklus W dibagi kedalam 4 fase:

1. Honeymoon

Yakni masa-masa dimana kegembiraan dan optimisme menguasai emosi setiap orang didalam organisasi. Semua orang didalamnya mempunyai tingkat optimisme yang sangat tinggi terhadap masa depan organisasinya. Hal ini karena setiap orang mempunyai mimpi dan harapan yang indah terhadap organisasinya, tidak hanya pengurus inti melainkan juga para anggota baru didalam organisasi tersebut. Sehingga, tidak mengherankan jika diawal kepengurusan, semangat membangun organisasi terlihat sangat luar biasa besar.

2. Shock

Fase ini adalah masa dimana setiap orang didalam organisasi semakin lama merasakan adanya ketidaksesuaian realita yang terjadi dengan ekspektasi atau harapan yang muncul sejak awal kepengurusan. Realita tidak sama dengan harapan, karena mungkin selama berjalannya kepengurusan banyak hal-hal yang tidak sesuai harapan. Sehingga munculah kekecewaan, yang berimbas pada menurunnya semangat, optimisme, dan kebahagiaan dalam mengeolla organisasi. Fase ini ditunjukan dengan semakin 'jarangnya' pengurus organisasi mengerjakan tugas-tugas organisasinya, bosan, dll.

3. Negotiation

Fase kemunduran semangat berorganisasi akan berimbas pada semakin menurunnya kinerja organisasi tersebut, namun seiring berjalannya waktu, anggota organisasi mencoba untuk berkomunikasi, menimbang-nimbang, dan pada akhirnya menemukan suatu titik dimana mereka menemukan kembali semangat dan kebahagiaan mereka dalam berorganisasi. Umumnya fase ini ditunjukan dengan adanya penemuan kembali pencerahan yang dapat menjelaskan mengapa realita tidak sesuai dengan harapan seperti yang terjadi pada masa shock. Sehingga pada akhirnya, perlahan mulai menemukan pencerahan dan pemecahan masalah.

4. Acceptance

Fase ini ditunjukan dengan mulai meningkatnya kembali semangat para pengurus organisasi untuk berkontribusi membangun organisasinya. Biasanya hal ini ditemui dimasa akhir kepengurusannya, setalah mengalami masa penemuan jawaban difase negotation. Semangat itu kembali lahir.

4 fase tersebut yang selalu terjadi didalam siklus kepengurusan organisasi atau bahkan dalam setiap sisi kehidupan kita, jika kita renungkan lebih dalam lagi.

Nah, dengan mengetahui pola siklus organisasi seperti siklus W tersebut, maka aku harapkan para penggantiku dan seluruh keluarga besar BEM FPIK 2011 mampu memanage hal tersebut sehingga fase Shock dan Negotiaiton tidak berjalan terlalu lama. Langkah konkret dalam mengelola siklus tersebut agar benar-benar membawa manfaat silakan dapat dibuat sekreatif mungkin. Karena aku yakin banyak ide luar biasa dalam memanajemen siklus ini.

Tetap semangat adek-adek dan teman-teman.

Terus bermimpi meningkatkan kualitas diri, goodluck.

Best regard,

Panca Dias Purnomo


"Alasan Mengapa Anda Terlambat Mendapatkan Informasi"

Setelah aku baca buku 'Connected' karya dua orang profesor ahli sosiologi Harvard University, aku menemukan kesimpulan tentang fenomena penyebaran informasi diantara manusia. Dan aku pun bisa mengambil kesimpulan itu untuk bisa aku jadikan jawaban dari sekian banyaknya pertanyaan dari mahasiswa (teman-temanku) yang selama ini merasa tidak mendapatkan cukup informasi mengenai, terutama, beasiswa dan event penting yang lain. Banyak sekali temanku yang sering bertanya, "panca, kok aku gak tau informasinya ya?", atau sering sekali teman-temanku mengeluhkan pihak universitas, fakultas, atau bahkan pemberi beasiswa sendiri karena tidak menyebarluaskan informasi mengenai beasiswa tertentu secara masif dan besar-besaran. Padahal saat dikonfiirmasi kepihak yang seharusnya menginformasikan beasiswa, mereka sudah menyebarkanluaskan beasiswanya tersebut secara optimal. Lho, kalau gitu, siapa dong yang salah?fasilitator penyebar informasi atau mahasiswanya yang malas mencari informasinya?hemm, sptinya dalam hal ini tidak ada yang mau disalahkan.

Berdasarkan buku 'Connected', seseorang saling terhubung didalam sebuah sistem jejaring sosial dimana jejaring sosiao tersebut menjadi media/sarana penyebaran berbagai hal, mulai dari kesehatan, kebahagiaan, pasangan hidup, dan berbagai arus informasi lainnya. Didalam sistem jejaring sosial, setiap individu saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sadar atau tidak, didalam setiap sisi kehidupan kita, kita dipengaruhi oleh teman kita, teman temannya kita, teman temannya temannya kita, dan seterusnya. Begitu juga kita akan mempengaruhi kehidupan orang lain baik langsung maupun melalui perantara teman teman temannya kita.

Manusia saling terhubung didalam jejaring sosial, jika dibuat peta koneksi hubungan antar manusia, maka akan terlihat pola yang sangat menakjubkan. Manusia yang mempunyai teman yang banyak, atau teman yang saling mengenal teman temannya teman, atau manusia yang mempunyai pengaruh besar didalam jejaringnya berada ditengah-tengah sistem jejaring sosial. Manusia yang berada ditengah jejaring sosial lebih memungkinkan mempunyai kesempatan lebih besar mendapatkan informasi yang mengalir didalam jejaring sosial dibandingkan manusia yang berada dipinggir sistem jejaring sosial. Jadi, orang yang mempunyai banyak teman, dan temannya saling mengenal antar temannya, maka ia akan lebih mudah mendapatkan informasi didalam sistem jejaring sosial tanpa ia meminta untuk diberi informasi, karena ia mengenal banyak orang.

Informasi terus mengalir didalam jejaring sosial, namun mungkin orang yang berada dipinggir jejaring sosial mendapatkan informasi tersebut tidak secara utuh atau tidak tepat pada waktu yang seharusnya, atau lebih lama mendapatkan informasi tersebut dibandingkan orang yang berada ditengah-tengah jejaring sosial.

Itulah fenomena jejaring sosial manusia. Fenomena networking, pertemanan, jenis pertemanan, dan siapa orang yang kita jadikan teman.

Aku rasa Anda, dapat menyimpulkan sendiri apa yang aku tulis ini ^^.

Best Regards,

Panca Dias Purnomo


Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu