Rabu (19/09/2012) Aku masih tidak
percaya bahwa aku akan menjadi seorang guru SD: berdiri didepan kelas,
melakukan gerakan-gerakan lucu, menyanyi, dan menyapa anak-anak. Sumpah, itu
semua tidak pernah ada didalam bayangan kepalaku. Dalam imajinasiku yang terliarpun,
guru tidak pernah ada didalamnya. Apalagi saat itu, kami mengunjungi sekolah
untuk belajar berinteraksi dengan stakeholder sekolah dasar, uhh rasanya
seperti didalam dunia lain. Aku memang menyukai anak-anak, tapi untuk jadi guru
tidak pernak terpikirkan olehku. Namun demikian, ini bukan didalam dunia lain,
ini nyata. Ini adalah pilihanku sendiri karenanya aku harus siap dengan
konsekuensinya. Dengan apa yang aku pelajari hingga detik ini, ya akan
berazzama dalam hati: aku harus siap dan akan terus belajar menjadi seorang
guru yang luar biasa.
Waktu itu, oleh para guru, kami
diberi kesempatan untuk berkenalan dengan para siswa. Kami mengajak mereka
menyanyi dan menari, tapi dalam hatiku, aku masih bertanya-tanya: benarkah ini
terjadi?ini cuma mimpi kan?.
Setelah perkenalan selesai, aku
sempat memegang kepalaku dan berbisik sendiri: Ya ALLAH, benarkan aku akan jadi
guru SD?. Ditambah lagi, murid-murid memanggilku dengan sapaan Bapak, ohhh saat
itu rasanya aku sedang berada di dunia lain karena tidak pernah selama ini aku
dipanggil bapak. Kata bapak, rasanya sangat janggal ditelingaku. Aku merasa
jadi semakin tua.
Ya memang, aku tidak pernah
membayangkan apalagi bercita-cita menjadi guru, jadi rasanya saat itu aku
sedang tidak percaya dengan apa yang aku lakukan.
Meskipun begitu ada sesuatu yang
aku tidak tahu apa dan bagaimana yang perlahan menghapus kegalauanku itu. Mata
anak-anak yang berbinar-binar itu seakan membiusku bahwa profesi guru itu
menyenangkan. Ya, kedua mata mereka seolah mengisaratkan kepadaku bahwa mereka
sangat tertarik dan antusias dengan hanya melihat kehadiranku. Tanganmu akan
disambut ciuman dan senyum mereka satu per satu. Ahh, itu akan membuatmu lupa
bahwa kamu bakal jadi guru SD. Ya, mata antusias dan berbinar mereka ternyata
sukses meredam kegalauanku.
Juga sorot mata teman-teman CPM5
yang aku lihat berada disampingku menunjukan aura yang sama dengan anak-anak;antusiasme.
Melihat wajah, mimik, dan gestur para CPM 5 lainnya yang sedang mengajak para
siswa untuk menyanyi dan menari mampu
perlahan menghapus ketidakpercayaanku saat itu bahwa aku (akan) guru SD. Mereka
nampak sangat ceria, meski harus melakukan gerakan yang (menurutku) konyol.
Tapi begitulah seorang guru sekolah dasar bukan?.
Perlahan, aku mulai sadar bahwa ini
bukan di dunia lain, ini memang keputusanku sendiri. Ini memang jalan yang
telah aku pilh. Karenanya aku harus siap. Lihat mata anak-anak itu!, darinya
kau akan banyak belajar tentang makna kehidupan kawan, so selami profesi barumu
ini. Jangan khawatir.
Suara anak-anak pun memanggil
namaku “Bapak Panca?”. Aku lihat wajah dan mata itu lagi, ahhh rasanya sejuta
rasa bahagia tertubruk kedalam diriku. Guru SD?Anak-anak? oke lah, aku siap. Ya,ini
cuma masalah pembiasaan sampai aku biasa dipanggil bapak, hingga aku tidak
merasa asing dengan kata itu lagi.
Ya, aku akan dan siap mengajar
anak-anak.
Tapi bukankah aku akan menjadi guru
SD yang berbeda?. Indonesia Mengajar memang mengajarkan kami untuk tidak hanya
sekedar jadi seorang guru yang tugasnya mengajar, melainkan kami diharapkan
mampu mengubah perilaku setiap komponen pendidikan dalam daerah penempatan
kami. Artinya aku akan mengajar siwaku dengan cara yang berbeda dengan
kebanyakan guru SD umumnya lakukan. Aku tidak cuma mengajar, tapi juga
menginspirasi. Ini memang tugas yang berat, tapi juga mulia dan berpahala
bukan?.
Kamis (20/09/2012), saat mendapatkan materi
tentang gurunya manusia dan beberapa metode kreatif mengajar serta video
inspirasi tentang anak, aku merasa mendapatkan semburan energi semangat untuk
memantapkan hati, bahwa aku akan menjadi guru. Tapi ini bukan sembarang guru,
melainkan akan menjadi gurunya manusia. Bukankah ini pekerjaan yang sangat
mulia?. Semoga, aku mampu membantu manusia kecil bernama anak-anak itu untuk
menjadi manusia seutuhnya. Mereka yang ada di pelosok sana butuh kesempatan dan
akses yang sama untuk mengenal dunia. Jika berhasil, maka namaku akan tercatat
dalam sejarah hidup mereka, setidaknya malaikat akan mencatat namaku.
Sampai detik ini dan seterusnya, aku
siap untuk ini semua karena ini bukan suatu kebetulan. Aku yang memilihnya dan Tuhan merestui.
Keikhlasan dan ketulusan hati untuk
mengabdi dalam jalan ini pun terus aku pupuk, agar saat penempatan nanti, semua
yang kulakukan dan kualami tidak jadi sia-sia.
Ya ALLAH, lancarkanlah semuanya.
Amin.
-Catatan Perjalanan Hidup-
aamiin...perjuangan yang luar biasa, Bapak Panca ^___^
BalasHapus"Mengajarlah dengan cinta,
Insya Alloh, anak-anak didikmu akan belajar sepenuh hati.." masih ingat tag-line ini?
:D
Guru itu ibarat cahaya yang menerangi akal, pikiran, serta hati yang takkan pernah padam sampai kapanpun di manapun. So, pilihan menjadi guru adalah sesuatu hal yang sungguh mengagumkan.. An juga bercita-cita demikian.. Semoga Alloh Mengabulkan..aamiin
resensi An ttg buku IM bisa diunduh di sini :)
Hapushttp://www.aniamaharani.blogspot.com/2012/09/indonesia-mengajar-2.html
wahh,,perjuangan yang mengesankan. bersama anak2 yang masih lugu, ceria, meski terkadang sedikit bandel. memang perlu ketulusan.
BalasHapuskarena memang tak mudah menjadi guru sd tapi bila berhasil itu sangatlah membahagiakan. karena guru sd lah yang berjuang dari titik nol.
semangat mas panca.. semoga barokah semua usaha. sukses.
^^
semoga suatu saat mengikuti jejak mas bersama IM. :)