Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Minggu, 07 Oktober 2012

RPP oohh RPP


RPP: sangat asing awalnya. Makin lama, kata ini sangat akrab di telinga karena hampir setiap hari, kata ini disebut dalam training. RPP sudah jadi seperti sahabat karib sekarang ini. Sehari-hari di pelatihan kata RPP berseliweran terdengar diantara teman-teman, apalagi minggu ini kami harus mempersiapkan diri untuk berlatih mengajar. Setiap malam, tiada henti kami berkutat dengan RPP.

Oh ya, apa si RPP?. RPP adalah kepanjangan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang berisikan tentang panduan lengkap berupa metode mengajar mata pelajaran tertentu. Didalamnya terdapat informasi mengenai nama mata pelajaran, topik pelajaran, lama jam pelajaran, banyaknya pertemuan, materi pokok, jenis ketrampilan, alat dan bahan yang digunakan, dan berisikan rincian kegiatan yang akan diajarkan guru kepada siswanya secara rinci. Rencana metode mengajar yang akan dipakai diterjemahkan dalam 3 bagian yakni 1) kegiatan awal (apersepsi) yang dapat berisi pertanyaan, cerita, gambar, dll untuk memancing keingintahuan dan perhatian siswa; 2) kegiatan inti yakni berupa rincian kegiatan utama dalam proses belajar mengajar; 3) kegiatan penutup yakni rincian kegiatan yang ditujukan untuk menyimpulkan semua kegiatan yang telah dilakukan agar siswa dapat menarik inti sari dari materi yang diajarkan. Refleksi guru berupa pertanyaan kepada diri sendiri juga tercantum di RPP sehingga guru dapat mengevaluasi sejauh mana materi mereka dipahami oleh siswa.

RPP adalah panduan rinci seorang guru dalam mengajar.  RPP akan sangat membantu seorang guru untuk mengajar secara maksimal karena materi pelajaran yang akan diajarkan telah dipersiapkan sedetail mungkin. RPP adalah langkah konkret penjabaran proses belajar mengajar. Ibarat mau berangkat perang, RPP adalah senjatanya.

RPP adalah turunan paling rendah dari silabus, rencana tahunan dan semester, kurikulum, dan standar nasional. RPP dibuat berdasarkan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator KD. Indikator berisi poin-poin konkret tentang hal-hal yang harus dikuasai oleh siswa setelah belajar tentang topik tertentu. Contoh, IPA kelas I semester 1 dengan materi tentang Makhluk Hidup dan Pola Kehidupan, SK-nya adalah Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya dan KD-nya adalah (1.1) Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya. KD diturunkan lagi kedalam indikator. Nah, indikator itulah yang akan dijadikan rujukan dalam membuat RPP.  

Seorang Guru harus membuat indikator sendiri dari rincian Kompetensi Dasar tersebut. Indikator ini lah yang nantinya akan digunakan untuk membuat RPP. Satu KD bisa berisi beberapa indikator tergantung dari target capaian guru dan kondisi murid. Misalkan satu KD berisi 2 indikator, dan 1 RPP dibuat untuk 1 indikator maka dapat dibayangkan berapa puluh RPP yang harus dibuat untuk satu kelas selama 2 semester.

Aku pun akhirnya semakin tahu, jika pekerjaan seorang guru ternyata cukup berat. Yang cukup memusingkan buatku dalam menyusun RPP adalah ketika sebelumnya harus membuat indikatornya terlebih dahulu dan memikirkan tentang metode mengajar yang bertumpu pada siswa secara kreatif. Aku harus memikirkan alat dan bahan sederhana apa yang bisa aku pakai dan bagaimana memaksimalkan keterlibatan siswa sehingga konstruk siswa dapat tercapai. Konstruk artinya siswa dapat mengambil kesimpulan sendiri selama aktifitas belajar mengajar berlangsung dengan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang difasilitasi oleh guru. Itu yang aku rasai cukup membuat aku sering memutar otak, apalagi ditambah kenyataaan bahwa aku belum pernah belajar tentang hal seperti ini. Aku bahkan belum pernah membaca buku tentang mengajar. So, aku harus belajar dan bekerja lebih giat untuk mengejar ketertinggalan pemahaman tentang dunia keguruan dan pendidikan. Namun demikian, seperti kata Pak Anies, mendidik itu adalah tugasnya semua orang terdidik, tidak peduli dari background studi apapun. Aku cukup bisa bernafas lega karena toh seorang guru juga seorang pembelajar.

Semua perangkat itu tidak boleh dibuat asal-asalan oleh seorang guru, karena itu berhubungan dengan masa depan seorang anak manusia. Seorang guru harus dituntut secara profesional membuat perangkat pembelajarannya dengan baik dan benar sehingga dapat mendukung tercapainya potensi anak secara maksimal. Seorang guru memang jangan sampai berpuas diri dan berhenti belajar. Sejatinya seorang guru harus terus berproses menjadi lebih dan lebih.

Aku memang belum tahu pasti faktanya, namun cukup sering aku dengar, ada guru yang cukup meng-copy paste perangkat pembelajaran karena tidak mau repot atau mungkin malah tidak mau belajar. Ya, akhirnya munculah jual beli RPP dan sebagainya. Atau guru yang membuat perangkat pembelajaran siswa dengan seadanya atau asal-asalan. Bahkan sempat saat berkunjung ke salah satu SD, aku mendengar sendiri seorang guru yang mengatakan jika kurikulum sekarang membuat guru semakin repot, karena itu beliau bilang lebih enak kurikulum yang dulu. Nah lhoo!!?.

Kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang diperlakukan saat ini memberikan hak kepada sekolah untuk membuat kurikulumnya sendiri. Jadilah guru harus mandiri membuat perangkatnya. Pada ujungnya kesiapan dan kemandirian guru dalam menjalankan sistem baru ini menjadi penting artinya karena guru sendiri yang akan melaksanakannya.

Namun disisi lain, seiring dengan semakin mengerti betapa ribet-nya seorang guru dalam mempersiapkan materi mengajar, aku jadi semakin salut dengan tugas dan peran guru. Ditengah kesibukannya mengurusi hal-hal yang bersifat dokumentasi dan administrasi, ia pun juga dituntut untuk mampu mengajar siswanya dengan sempurna. Memang, menjadi guru tidak mudah bukan?. 


Setidaknya, RPP dan praktek mengajar cukup membuatku sadar jika ternyata menjadi guru itu tidak semudah yang aku bayangkan sebelumnya.

Hormat dan doaku untuk seluruh guru di Indonesia, terutama bagi semua guru-guruku dari TK sampai perguruan tinggi. Pahala terbaik dari Tuhan dan tempat terindah di sisi Tuhan untuk mereka semua.

Senin, 01 Oktober 2012

-Catatan Perjalanan Hidup-

4 komentar:

  1. An suka dengan kalimat ini, "Seorang guru memang jangan sampai berpuas diri dan berhenti belajar. Sejatinya seorang guru harus terus berproses menjadi lebih dan lebih."

    RPP sebetulnya tidak sulit, Ca. Setiap materi yang dijelaskan tidak melulu soal materi yang berhubungan dengan teori, namun hal yang lebih penting lainnya adalah memberikan aplikasi (contoh konkret) dalam kehidupan sehari-hari sehingga mudah dipahami oleh anak didik. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya an, aku smakin tahu kalo nyiapin perangkat buat ngajar gak semdah yg dibayangin. Apalagi pas ngajar, weeewww ckup rmpong. Tapi bagaimanapun, tugas guru itu mulia. Salut dah buat bapak2 ibu2 guru di sluruh dunia..

      Hapus
    2. rempong, Pak Guru? hihi..
      istilahnya ada-ada aja, ni..

      siip,
      selamat karena berkesempatan menjadi guru..
      manfaatkanlah sebaik-baiknya karena tak semua orang bisa menikmati profesi mulia itu ^___^

      Hapus

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu