Aku menyudahi permainan dan bertanya kepada mereka “Kalian
mau bermain apa?”. Salah seorang siswa perempuan mengacungkan jari dan
mengatakan “Ayam dan musang Pak”. Aku bertanya kembali seluruh anak-anak.
“Kalian mau?”. “Iyaaaaaa”, jawab mereka semakin ramai. Lapangan semakin padat
oleh anak-anak yang ingin bermain bersama. Kami membuat lingkaran yang lebih
besar dari sebelumnya. Aku menunjuk seorang menjadi ayam dan seorang lagi
menjadi musang. Inti permainan ini adalah ayam dikejar musang sampai
tertangkap, sedangkan yang lain menjadi kandang dengan jalan bergandeng tangan
dalam satu lingkaran. Permainan ini juga cukup menguras energi. Anak juga cepat
bosan. Tak berapa lama lingkaran pun rusak tak terkendali. Hingga akhirnya
beberapa siswa mengatakan bosan dan capek.
Aku sudahi permainan.
Aku putar otak lagi, kira-kira apa ya permainan yang bisa
aku berikan. Aku teringat permainan yang diajarkan saat materi Pramuka waktu
training. Tapi aku lupa lirik dan nada lagunya. Aku pun menghampiri Andi dan
Kuat, bertanya bagaimana lirik dan nada lagunya. Setelah diingat-ingat akhirnya
ketemu juga. Aku pun mengajak anak-anak membuat lingkaran lagi ditengah
lapangan. Andi mengomandoi mereka bagaimana menyanyi dan melakukan gerakannya.
Kami menghadap ke kanan semua lalu bernanyi sambil berjalan melingkar
bersama-sama. Lagunya seperti ini:
Mari kawan kita bermain lingkaran
Melihat binatang yang ada dihutan
Binatang apakah itu binatang apakah itu
Monyet, monyet namanya.....
Beginilah jalannya, beginilah jalannya,
beginilah jalannya............ (berjalan sambil meniru gerakan monyet)
Mari kawan kita bermain lingkaran
Melihat binatang yang ada dihutan
Binatang apakah itu binatang apakah itu
Kodok-kodok namanya.....
Beginilah jalannya, beginilah jalannya,
beginilah jalannya............ ((berjalan sambil meniru gerakan kodok)
Baru
sebentar, anak-anak nampak bosan dan tidak kondusif. Panas matahari juga bisa jadi
sebab mereka mudah lelah. Kami menyudahi permainan. Kemudian, aku berinisiatif
mengajak siswa kelas 3 masuk ruangan. Mereka pun menyanggupi dan mulai
berlarian kedalam kelas.
Anak-anak
kelas 3 duduk dikursi masing-masing. Beberapa siswa pria masih berlarian. Aku
diamkan saja. Aku menebar senyum kepada mereka. Mereka balas tersenyum, bahkan
ada yang menunduk-nuduk malu. Aku sapa mereka
“Assalamualaikumwarohmatullohiwabarokatuh”. Mereka jawab salamku dengan sangat
lantang dan bersemangat. “Selamat pagi semua?”, tanyaku kembali. Masih dengan
semangat dan mata berninar-binar, mereka jawab sapaanku. Wajah mereka
menggambarkan antusiasme dan ketertarikan. Rasa lelah karena berlarian dan
bermain seperti hilang begitu saja melihat wajah dan mata mereka. Aha!. Mungkin
ini yang namanya obat awet muda. Berlama-lama seperti ini, bisa jadi obat
mujarab menghambat penuaan. Ini obat awet muda yang ampuh; senyum mereka, mata
mereka, dan malu-maulu mereka. Semangat dan motivasiku berasa sulit habis
ketika berada dihadapan anak-anak. Bahagia, menyenangkan, antusias, dan ceria.
“Anak-anak,
kalian ingin bernyanyi apa?” tanyaku kepada mereka. Seorang anak perempuan
mengangkat tangan dan bernyanyi potongan lagu Terimakasih Guruku. “Mau menyanyi
lagu itu?”, tanyaku. “Iyaaaaaa” jawab mereka. “Ayo, siapa yang mau maju dan
memimpin menyanyi?”, tanyaku lagi. Hampir semua anak mengangkat tangan sambil
berdiri. Mereka mengacungkan tangan dan seperti tak sabar ingin maju kedepan. “Sayaaaaaa”
teriak mereka. “Baiklah, semuanya boleh maju didepan”. Mereka berlarian dan
berebut berdiri didepan kelas.
Sebelum
bernyanyi, serempak kami meneriakkan “lampu, kamera, action!!” dengan lantang
serta tak lupa gerakannya. Aku selingi nyanyian dengan gerakan-gerakan. Wajah
mereka dan mata mereka, lagi-lagi, meleburkan kelelahan sekaligus membangkitkan
semangatku lagi. Mereka seperti bisa membiusku
dengan aura keceriaan yang mereka keluarkan. Benar!ini yang namanya obat awet
muda.
Dikelas, aku
habiskan waktu bernyanyi bersama anak-anak. Aku menuruti semua permintaan lagu
mereka. Tak terasa, sudah pukul 11. Aku pun meminta mereka untuk berkemas dan
berdoa. Anak-anak berebut menyalami tanganku. Ah!!, lagi perasaan waktu itu tak
terdeskripsi. Aneh. Aku mulai mencintai anak-anak. Aku bisa kembali bersemangat
melihat mereka. “Hati-hati dijalan, dan sampai jumpa Senin lusa ya?”. Sapaku
kepada mereka sebelum mereka keluar kelas dan bergegas pergi.
“Sampai jumpa lagi nak, Bapak sangat bahagia
hari ini. Terimakasih, untuk obat awet mudanya :-D”. Bisikku dalam hati.
Tas punggung mereka pun mulai nampak menjauh.
-Catatan Perjalanan Hidup-
Permainan yang apik, Ca..
BalasHapusemang bener buat awet muda
*menggerakkan otot wajah :D