Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Selasa, 27 April 2010

MENYIKAPI DIRI SEBAGAI MAHASISWA

Oleh:
Panca Dias Purnomo*)

Maaf Pak Rektor,
Maaf Pak Dekan,
Maaf Pak Dosen,
Maaf juga Bu Dosen,
Dan maaf kawan-kawanku mahasiswa.
Aku mahasiswa.
Mau bertanya pada mahasiswa
Tanya yang bisa gelitik indraku
Apa kamu mahasiswa?
Apa mahasiswa itu?
Siapa yang sebut kamu mahasiswa?
Apa kamu mahasiswa?
Yang kerjanya hanya tongkrong di kantin
Bercanda di gelapnya malam
Baca buku hanya sampulnya saja
Kuliah pakai sandal
Di kelas bermain ponsel.
Apa mahasiswa itu?
Apa yang seperti kalian?
Yang sukanya diam kalau liat kosong
Mengancam dari belakang tanpa sebut nama
Ikut demo relakan jam kuliah
Ikut organisasi untuk pasang nama
Siapa yang sebut kamu mahasiswa?
Alah, paling-paling kawanmu yang jadi pengangguran
Orang tuamu yang senang buang duit untukmu
Dosen kalau di kelas saja
Lalu apa bedanya dengan siswa?
Kalau kuliah minta antar-jemput
Bermanja-manja dengan boneka
Nodong duit orang tua kalau beli pulsa.
***Diambil dari Suara Remaja Suara Merdeka ***


Petikan “puisi” diatas mungkin adalah kenyataan yang benar – benar terjadi pada kehidupan mahasiswa Indonesia sekarang ini. Tidak hanya di Perikanan Undip, namun di FPIK, Undip, dan semua universitas di Indonesia. Memang tidak semua mahasiswa seperti itu, namun mayoritas hal ini ada. Lalu bagaimana seharusnya mahasiswa itu kawan?mari kita simak bersama.
Kawan – kawan mahasiswa apa arti mahasiswa itu?apakah mahasiswa adalah orang yang hanya duduk di bangku kuliah saja?apakah mahasiswa itu yang kerjaannya cuma tidur di kos?apakah mahasiswa itu kerjaanya cuma bisa nyontek pas ujian?apakah mahasiswa itu cuma kerjaannya hura – hura dan nongkrong2 di mall?apakah mahasiswa itu kerjaannya cuma nitip absen kuliah?apakah mahasiswa itu orang yang ogah mikiran negara? Apakah arti mahasiswa itu kawan?

Realita ini benar – benar tejadi kawan. Mahasiswa sekarang ini cenderung hidup dalam budaya yang melemahkan dan tidak produktif. Kenapa melemahkan?ya, seharusnya mahasiswa adalah kumpulan pemuda berintelektual tinggi yang dapat menggunakan ilmu pengetahuannya untuk memecahkan permasalahan bangsa ini. Permasalahn bangsa tidak hanya terdapat di lingkup pemerintahan saja, namun dilingkungan sekitar kita kawan – kawan, yaitu kampus. Mahasiswa seharusnya mampu menjadi part of solution bukan malah jadi part of problem di negara ini. Maka, tidak heran jika sekarang ini mahasiswa menjadi titik lemah bangsa ini, bagian dari masalah bangsa, dan tidak bisa menunjukan manfaatnya untuk bangsa padahal mahasisawa adalah para kaum berpendidikan. Mari kita bercermin kawan, dimana posisi kita?di bagian part of solution ataukah part of problem?

Kenapa tidak produktif?ya, mari kita lihat. Berapa dari kawan – kawan mahasiswa yang jujur mengerjakan soal ujian dengan kemampuannya sendiri?berapa jumlah mahasiswa yang benar – benar mencari literatur lain yang diajarkan dosen?berapa jumlah mahasiswa yang peduli terhadap kemajuan jurusan dan fakultasnya?berapa jumlah mahasiwa yang ikut kegiatan kemahasiswaaan?berapa jumlah mahasiwa yang menghasilkan karya untuk kemajuan umat manusia?

Sekarang bandingkan, berapa jumlah mahasiswa yang nyontek saat ujian?berapa jumlah mahasiswa yang kerjaannya cuma nongkrong2 nggak jelas?berapa jumlah mahasiswa yang tidak peduli dengan kegiatan kemahasiswaan di kampusnya?

Tanpa saya beri jawabannya, kawan – kawan pasti telah dapat mengira-ira hasilnya. Dan ini adalah realita kehidupan mahasiswa kita, kawan. Fakta, dan benar – benar terjadi. Betapa mahasiswa saat ini adalah orang yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Mahasiswa menjadi apatis, pragmatis, dan hedonis. Mementingkan diri sendiri, dan tidak empati dan simpati pada oran lain.

Hal ini telah menjadi budaya kawan – kawan, sehingga betapa kita bisa lihat mahasiswa yang banyak membaca buku di kampus, rajin berangkat kuliah, mengerjakan ujian tidak nyontek, ikut berbagai kegiatan mahasiswa, banyak memberi solusi di kelasnya, justru anehnya, mahasiswa ini akan dianggap mahasiswa diluar kewajaran, dianggap mahasiswa abnormal. Bukan begitu kawan?karena mahasiswa ini tidak seperti mahasiswa lain pada umumnya yang budaya kesehariannya adalah kuliah, kantin, kos, dan kongkow2. Tidak produktif menjadi keseharian yang tidak disadari oleh mahasiswa itu sendiri karena sudah menjadi “Budaya Umum”. Jika, kita masih merasa seperti ini mari kita ubah budaya kita menjadi budaya yang produktif dan menguatkan.

Lalu, bagaimana seharusnya mahasiswa itu kawan?
Mahasiswa adalah kaum intelektual, calon pemimpin bangsa, dan pada tangannya lah arah bangsa ini ditentukan.

Mahasiswa adalah agent of change potensial

Secara fitrah, masa mahasiswa merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal dalam akselerasi kebangkitan masyarakat. Peran sosial tercermin dalam kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki mahasiswa. Pemikiran politik kritis mereka terhadap pemerintahan sangat didambakan rakyat. Di mata masyarakat umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) tatkala masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban berbasis kultur riset-teknologi dan moral terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib rakyat kelak, bergantung pada kondisi mahasiswa sekarang ini.

Kiprah mereka sangat didambakan dalam mengukir peradaban bangsa ini. Mereka merupakan tonggak kejayaan rakyat. Peranan mereka sangat didambakan oleh masyarakat sebagai pionir perubahan ke arah yang lebih baik.

Seorang mahasiswa harus mengerahkan potensinya untuk menyokong dan mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. Mahasiswa tentunya akan berada di garis terdepan untuk membela, memperjuangkan, dan menyerukan nilai-nilai akhlakul karimah. Seorang mahasiswa tidak layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran rakyat yang sangat memprihatinkan ini. Padahal mahasiswa berhutang kepada rakyat, SPP, sarana dan segala fasilitas di kampus kita semuanya masih disokong oleh subsidi yang diambil dari pajak rakyat. Ingat itu kawan! Seorang mahasiswa jangan sampai menjadi penghalang kemajuan bangsa dan perjuangan menuju kebangkitan Indonesia. Lakukan sesuai kemampuan dan keahlian masing - masing. Bangsa ini membutuhkan perbaikan di semua bidang. Di tangan mahasiswa lah semua itu bisa tercapai. Bersemangatlah dan lakukan yang terbaik.

*)Ketua BEM FPIK UNDIP 2010
Mahasiswa Budidaya Perairan angkatan 2007
Written at 3/8/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu