Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Rabu, 21 Maret 2012

Terus Berlomba dengan Waktu

Waktu terus berlalu tanpa pernah aku sadari, aku sudah berjalan sejauh ini. Berada pada sebuah titik pijakan yang tiada pernah aku bayangkan sebelumnya. Semuanya berjalan begitu cepat. Semua disekitarnya berubah begitu cepat. Terkadang, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat sendiri. Waktu tidak pernah terasa, hingga tiba-tiba aku sadar bahwa aku sudah berbeda. Sekelilingku berganti. Waktu begitu cepat berjalan dan hanya meninggalkan kenangan-kenangan bak memori album foto didalam kepala. 

Tersadar ketika terbangun, aku perhatikan cermin yang sama dihadapanku. Tiada rasa yang aneh ketika tatapan mataku membentur mata dibalik cermin itu. Namun sesekali, aku cermati betul apa yang aku lihat di ujung sana. Seksama dan teliti aku perhatikan, seketika itu, mulailah aku sadar bahwa bumi terus berputar, waktu terus berlalu, dan semuanya telah berubah. Sekelilingku terus saja berubah tanpa sedikitpun mampu aku bendung perubahan itu. Aku kemudian semakin sadar bahwa tiada yang abadi di dunia ini selain keabadian itu sendiri. 

Waktu terus berlalu menggerus semua aktivitas yang pernah kita lakukan. Semuanya tinggal masa lalu. Semua hanya akan menjadi kenangan. Orang-orang tercinta yang pernah kita benar-benar cintai lama-kelamaan, satu demi satu, menghilang dari hadapan kita. Perbuatan-perbuatan yang sering kita banggakan hanya akan menjadi kenangan yang tersimpan dalam memori otak kita. Lingkungan yang kita tinggali pun tidak luput dari perubahan. Lingkungan dimana kita hidup dan bersosialisasi berganti dan tiada kita sadari itu. Semuanya berubah seiring waktu berlalu. Tiada yang bisa kita perbuat untuk mencegah itu semua. Semuanya hanya akan menjadi kenangan, memori, dan pengalaman. 

Sepertinya baru kemarin saja aku terbangun dan mengepak buku pelajaran kedalam tas, serta tidak lupa mencium kedua tangan orang tua sebelum berangkat ke sekolah. Dan tidak lupa aku pastikan perutku terisi dengan masakan Ibu setiap paginya. Aku ada ditengah-tengah keluargaku. Berkumpul, bermain, belajar, berdiskusi, dan berpergian dengan mereka, keluargaku. Kemudian, waktu menghempasku, melemparku untuk hidup sendiri, jauh dari keluargaku. Aku tidak lagi ditemani dengan nasehat kedua orang tua seperti dulu. Aku tidak lagi bisa makan bersama dengan keluarga seperti dulu. Waktu berlalu dengan pasti, penuh kepastian, ia terus membawaku kepada dunia dan kondisi sekeliling yang terus berbeda. Sekarang ini, aku sendiri. Aku harus berjuang sendiri. Semuanya menjadi kenangan. Peristiwa demi peristiwa hidup terekam dalam otak seiring pergantian menit menjadi jam, jam menjadi hari, hari menjadi minggu, dan minggu menjadi bulan serta bulan menjadi tahun. Semua peristiwa hidup itu menjadi kenangan sekarang ini. Waktu berlalu begitu cepat dan tanpa kita sadari. 



Tiba-tiba kau sadar, bahwa kau sudah menjadi seperti sekarang. Tiba-tiba kau sadar, bahwa sekelilingmu berubah. Tiba-tiba kau terbangun, dan sadar jika kehidupanmu tidak lagi sama seperti dulu.

Sungguh, waktu adalah pembunuh paling hebat di dunia ini. 

Waktu terus berjalan, bahkan berlari secara konstan, terus menerus tiada henti. Ia ibarat bola besi yang digelindingkan. Terus berputar dalam jalurnya sekaligus menggilas apapun yang dilalui. Seperti itu lah waktu kita sekarang ini. Waktu terus menggelinding menggilas peristiwa demi peristiwa yang kemudian semua itu tersimpan dalam sebuah kantong bernama "kenangan". Kenangan itu kita simpan dalam sel-sel otak kita, dan ketika kita membutuhkannya ia akan muncul dari dalam wadah penyimpanannya dan akhirnya kita akan melihat potongan-potongan gambar tidak utuh tentang peristiwa yang pernah kita lalui. Tidak peduli berapa lama peristiwa itu pernah berlalu. Peristiwa sedetik yang lalu pun telah menjadi kenangan yang tergilas oleh bola waktu. 

Waktu adalah penghancur paling sempurna. 

Waktu pun juga membuat orang lain mudah sekali terlena. Saat kita terbangun dan tersadar tiba-tiba saja kita dikagetkan akan kenyataan bahwa ternyata waktu telah terlalu jauh menggelinding meninggalkan kita dibelakangnya. Hidup kita ibarat sedang berpacu dengan bola waktu dalam sebuah perlombaan. Jika kita berlari lebih lambat dibandingkan dengan bola waktu, maka ia akan menggilas kita dan mungkin itu tidak membuat kita terjatuh dan terluka karena kita tidak sadar jika kita telah tergilas. Kita baru sadar jika kita telah tergilas oleh perputaran bola waktu setelah kita terbangun dan melihat kedepan ternyata bola waktu masih berputar meninggalkan kita semakin jauh didepan. Kitapun akan meratapinya. Kita baru tersadar jika kita, setelah itu, harus memacu lari kita agar bola waktu kembali dapat terkejar dan kita mampu lagi berada didepannya. 

Waktu terus berlari dan tidak akan pernah memberikan kesempatan sedikitpun untuk berhenti apalagi mundur kembali. Semua yang telah bola waktu lalui dalam jalurnya hanya akan menjadi kenangan. 

Hidup adalah perlombaan dengan waktu. Siapa yang bisa berlari didepan bola waktu, maka ia menang. 

Waktu adalah sesuatu yang kita punya dan sekaligus harta paling berharga. Ia tidak akan pernah kembali.

Jika kita tahu seberapa banyak waktu yang kita punya didunia ini, dan Tuhan (misalnya) mengijinkan  kita untuk mengetahuinya, mungkin tiada orang satupun didunia ini yang akan bersantai ria apalagi kemudian menyepelekan keberadaan waktu. Waktu, sesuatu yang tak terlihat namun sejatinya ia adalah pembunuh dan penggilas hidup bagi mereka yang tidak mampu berlari lebih cepat daripadanya. Ia yang berhasil adalah ia yang memanfaatkan waktunya sebaik-baiknya. 

Hidupku seperti berlalu begitu sangat cepat. Tak terasa, ternyata semua terjadi dan menjadi seperti sekarang. Aku tidak pernah membayangkannya sebelumnya. Waktu benar-benar tiada pernah beristirahat. Ia terus bergerak. Jika kita diam, maka ia akan membunuh dan menggilas kita. Dan pada akhirnya, aku dan semuanya hanya akan menjadi kenangan. Jangan buat diriku terduduk lesu karena kalah beradu dengan bola waktu. Kita harus berlari lebih cepat darinya karena waktu tiada akan pernah kembali apalagi menunggui kita. 


Sesungguhnya Manusia dalam kerugian. Kecuali Orang-orang yang beramal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. (QS : Al-Ashr 1-3) 

4 komentar:

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu