Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Rabu, 21 Maret 2012

Terus Berlomba dengan Waktu

Waktu terus berlalu tanpa pernah aku sadari, aku sudah berjalan sejauh ini. Berada pada sebuah titik pijakan yang tiada pernah aku bayangkan sebelumnya. Semuanya berjalan begitu cepat. Semua disekitarnya berubah begitu cepat. Terkadang, aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat sendiri. Waktu tidak pernah terasa, hingga tiba-tiba aku sadar bahwa aku sudah berbeda. Sekelilingku berganti. Waktu begitu cepat berjalan dan hanya meninggalkan kenangan-kenangan bak memori album foto didalam kepala. 

Tersadar ketika terbangun, aku perhatikan cermin yang sama dihadapanku. Tiada rasa yang aneh ketika tatapan mataku membentur mata dibalik cermin itu. Namun sesekali, aku cermati betul apa yang aku lihat di ujung sana. Seksama dan teliti aku perhatikan, seketika itu, mulailah aku sadar bahwa bumi terus berputar, waktu terus berlalu, dan semuanya telah berubah. Sekelilingku terus saja berubah tanpa sedikitpun mampu aku bendung perubahan itu. Aku kemudian semakin sadar bahwa tiada yang abadi di dunia ini selain keabadian itu sendiri. 

Waktu terus berlalu menggerus semua aktivitas yang pernah kita lakukan. Semuanya tinggal masa lalu. Semua hanya akan menjadi kenangan. Orang-orang tercinta yang pernah kita benar-benar cintai lama-kelamaan, satu demi satu, menghilang dari hadapan kita. Perbuatan-perbuatan yang sering kita banggakan hanya akan menjadi kenangan yang tersimpan dalam memori otak kita. Lingkungan yang kita tinggali pun tidak luput dari perubahan. Lingkungan dimana kita hidup dan bersosialisasi berganti dan tiada kita sadari itu. Semuanya berubah seiring waktu berlalu. Tiada yang bisa kita perbuat untuk mencegah itu semua. Semuanya hanya akan menjadi kenangan, memori, dan pengalaman. 

Sabtu, 17 Maret 2012

Tata Krama dan Sopan Santun di Jejaring Sosial


Sama halnya di dunia nyata, pergaulan di dunia maya pun harus mengedepankan sopan santun dan tata krama. Khususnya jika kita bersosialisasi dengan orang lain di jejaring sosial, misalnya seperti Facebook dan Twitter. Sopan santun dan tata krama dalam hal apapun harus tetap diutamakan, seperti memasang status atau tweet; chating; posting foto, link, note; taging; follow/add; dan memilih profil picture. Tata krama dan sopan santun seperti halnya di kehidupan sosial nyata, saya rasa, akan membuat aktivitas sosial di dunia maya akan menjadi semakin nyaman karena adanya rasa saling hormat menghormati diantara pengguna layanan jejaring sosial. Setiap pengguna layanan social media, mempunyai hak dan privasinya dan layak untuk dihargai serta dihormati. 

Sumber [4]
Sumber [5]

Data yang sangat menarik saya peroleh dari beberapa situs berita online tentang berapa banyak pengguna kedua situs jejaring sosial itu di Indonesia. Indonesia adalah negara dengan jumlah pengguna Facebook dan Twitter terbesar di Asia, yakni dengan jumlah 47 juta jiwa atau lebih dari 1/4 dari 245 juta jiwa penduduk Indonesia [1]. Indonesia adalah pengguna Facebook terbesar ke-2 di dunia dan pengguna terbesar ke-4 untuk Twitter [2]. Tahun 2010 saja, pengguna Facebook di Indonesia mencapai 26 juta, sedangkan pengguna Twitter lebih dari 6 juta. Masih pada tahun yang sama, pengguna Internet di Indonesia adalah sebesar 30 juta atau 12.3% dari total jumlah penduduk [3]. Tahun 2011 dan awal tahun 2012 ini, saya yakin, angka tersebut akan terus tumbuh secara agresif karena tren penggunaan kedua layanan social media itu di kalangan siswa dan pekerja di Indonesia semakin terasa menjadi gaya hidup. 

Rabu, 14 Maret 2012

Wahai Bidadari, Ijinkanlah Aku

Aku masih saja belum bisa melupakan wajah dan senyummu meskipun waktu telah lama meninggalkan masa itu, meski beribu jejak langkah telah aku tempuh, dan meski wajahmu tidak lagi aku jumpa.

Wahai bidadari surga, apalah ini artinya.

Aku memang sadar diri, dunia kita bagaikan langit dan bumi, namun aku masih tidak mampu memahami mengapa suara hatiku tidak mampu luput dari membisikan namamu, dan kenanganku dulu..

Wahai, Bukalah hatimu untuk ku meski sedikit. Beriku secuil ruang didalam hatimu bagiku. Aku ingin kau bisa memberikanku waktu dan kesempatan agar aku bisa membuktikan bahwa, kali ini, cintaku tidaklah main-main. Aku serius. 

Aku sudah bosan dengan semua permainan cinta yang pernah aku lalui. Aku ingin menggenggam satu hati, satu cinta, yang akan aku bawa kemanapun aku pergi. Aku ingin memegangnya dan tidak akan pernah aku lepas. 

Memang kau pernah mengatakan jangan pernah terburu-buru mengatakan cinta apalagi menjanjikan sesuatu yang itu diluar batas kemampuan sebelum sebuah hubungan dikatakan halal. Aku ingat betul kau pernah mengatakan itu kepadaku, tapi hingga detik ini, aku semakin merasakan bahwa aku tidak bisa lagi membohongi kata hatiku sendiri. 

Selasa, 13 Maret 2012

Dimanakah Jawabannya?


Saya tiba pada kesimpuan ini setelah beberapa kali mengobrol santai dengan saudara – saudara sebangsa dan setanah air di tanah rantau yang jauh. Saya terkesima ketika ada salah seorang diantara keluarga senegara mengucap “pulang? ah, piki-pikir dulu deh”. Memang begitu banyak cerita tentang warga Indonesia yang merantau jauh ke negeri orang, entah sekedar ingin sekolah atau bekerja, yang enggan untuk kembali lagi setelah mengecap manisnya kesejahteraan dan kedamaian hidup di negeri orang. Beragam sebab memang.

Terbukalah mata saya setelah melihat realita yang tersedia di depan mata, bukan oleh informasi palsu para konspirator dunia. Banyak sekali orang pintar yang berada di luar negeri, mereka adalah potensi besar yang dimiliki oleh bangsa ini. Mungkin Negara kita belum menyadari atau mungkin belum mampu untuk memanusiakan mereka yang punya potensi besar untuk membangun negara di tanah kelahiran sendiri. Apakah salah ketika mereka agak ‘enggan’ untuk pulang kampung dan ikut serta membangun negerinya sendiri? Entahlah. 

Saya ingin membuat perumpamaan yang lebih baik dan mudah dilogikagan, tapi susah ternyata. Ijinkanlah saya mencobanya, ibaratnya seperti ini, dalam menilai sesuatu, pada umumnya kita membutuhkan peran pembanding. Kita membandingkan untuk bisa menilai sejauh mana nilai sesuatu terhadap sesuatu. Tentu dasar penilaian dengan cara membandingkan akan berbeda-beda, tergantung parameter dan norma apa yang dipakai. Pada kasus tertentu membandingkan itu penting. Contoh cerita dari teman saya yang kebetulan tinggal bersama seorang nenek. Rumah nenek ini kebetulan pernah ditinggali juga oleh mahasiswa China. Setelah teman saya bercakap-cakap dengan nenek tersebut, si nenek berkata “ your English is very good, very different with the Chinese girl who have stayed here. Even, she needs to write the word for me to understand what she means”.

Kenangan Sebuah Keputusan (Memori Pra Beasiswa IELSP) part.1

Saat ini, bulan maret 2012, kurang lebih satu tahun lalu, aku mengalami salah satu anugerah paling hebat dalam hidupku, yakni memperoleh beasiswa belajar singkat di Amerika Serikat. Sebuah anugerah yang tidak pernah aku sangka-sangka dan rencanakan sebelumnya. Ternyata, Allah mempunyai cara sendiri untuk menjawab doa-doa hambaNya. Satu tahun lalu, aku akhirnya pernah menginjakan kaki di tanah negara-yang katanya super power-Amerika Serikat. Merasakan dinginnya salju, dan juga indahnya warna-warni di musim semi. 

Untuk mengenang masa itu, aku ingin mengingat kembali kenangan perjuanganku hingga akhirnya Allah menunjukku sebagai salah satu mahasiswa Indonesia yang beruntung berangkat ke Amerika tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Semoga cerita mengulas kembali masa lalu yang belum sempat terekam dalam tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapapun orangnya. Aku percaya bahwa memori yang direkam dalam bentuk tulisan akan sangat berguna setidaknya bagi diriku sendiri di kemudian hari saat aku membacanya kembali. Karena dengan begitu, perjalanan hidupku berasa lebih bermakna. 


Foto dengan Sebagian IELSP Cohort 8 Grantees di Monas
Cerita bermula pada sekitar pertengahan bulan Agustus 2011. Waktu itu aku sedang menjabat sebagai salah seorang pengurus organisasi mahasiswa di tingkat fakultas. Posisiku menuntut untuk aktif membantu publikasi informasi  dan kegiatan  yang diselenggarakan organisasi kami. Meskipun bukan orang yang mengelola secara langsung media publikasi dan informasi organisasi kami via jejaring sosial, namun aku terkadang membuka akun Facebook organisasi kami untuk membantu penyebaran informasi dan publikasi kepada teman-teman lainnya. 

Sabtu, 10 Maret 2012

Masih (dan Selalu) Bangga Ber-Indonesia. Indonesia: The Ultimate in Diversity

Jika ada yang bertanya kepada saya, "apa yang membuatmu bangga menjadi putra bangsa Indonesia?", maka saya akan menjawab "karena Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia ini yang mempunyai keragaman (biodiversitas) paling besar sekaligus rumit, namun tetap bisa bersatu menjadi sebuah negara-bangsa". Sungguh menakjubkan, keanekaragaman yang luar biasa tinggi ini tetap mampu menopang Indonesia dalam sebuah tata kehidupan negara-bangsa yang harmonis dan damai. Indonesia lah satu-satunya negara di bumi ini yang bisa melakukan itu. 


Diambil dari [2]
Ya, Indonesia adalah negara dengan tingkat keragaman-dalam hal apapun-yang paling tinggi di dunia. Indonesia tersusun atas suku bangsa terbanyak di dunia, yakni lebih dari 740 suku bangsa/etnis. Indonesia mempunyai bahasa daerah/dialek (juga) paling banyak di dunia, yaitu lebih dari 583 bahasa daerah dari 67 bahasa induk yang digunakan oleh berbagai suku bangsa di negara Indonesia [1]. Suku-suku bangsa itu pun selain mempunyai bahasa yang berbeda, juga mempunyai ciri khas kebudayaan sendiri-sendiri. Setiap suku mempunyai tata cara dan adatnya sendiri, misalnya dalam tata cara pernikahan, kelahiran anak, kematian, hubungan sosial, kepercayaan, upacara adat, dan tata cara berpakaian. Ibarat seperti pelangi yang diakui keindahannya karena tersusun dari berbagai macam jenis warna.  Warna-warni pelangi membuat pelangi sedap dipandang mata. Saya katakan, begitu pula dengan Indonesia. Indonesia ibarat seperti pelangi. Indah karena keanekaragaman budaya yang menyusunnya. 

Sabtu, 03 Maret 2012

Berlayar

Berlayar kini aku sekarang
Ditemani gelombang yang menggetarkan raga
Sayup angin berhembus masuk kedalam rongga-rongga hati


Mendayung terus aku mendayung
Mencari dermaga yang mahu di singgahi


Dengan kerapuhan kapal
Dengan layar yang lusuh
Aku terus mencari dermaga hati yang sudi untukku bersandar


Dermaga yang mahu menerima 
Semua keadaan yang ada di kapal ini
Dermaga yang bisa membangun keadaan ini
Dermaga yang bisa menghiasi dengan butiran-butiran kasih sayang
Tulus dari dalam relung-relung inti hati


by: tanpa nama

Optimalisasi Peran Komisi Ahli dalam Mendukung Improvitas BEM KM UNDIP



Oleh:
Panca Dias Purnomo[1]

Pendahuluan
Saya bertugas menjadi Komisi Ahli BEM KM UNDIP 2011, efektif kurang lebih antara 6-8 bulan saja. Karena ada beberapa hal yang membuat saya tidak bisa bekerja secara penuh seperti kawan-kawan yang lain, yakni normalnya 12 bulan. Bahkan, saat pelantikan dan LPJ akhir tahun saya juga tidak dapat ikut serta. Terhitung sejak Januari 2011 saya resmi menjabat menjadi KA bidang Internal BEM KM UNDIP 2011. Semenjak itu, saya berusaha untuk belajar, merenungi, dan menghayati peran baru saya. Saya harus menyesuaikan diri dengan cepat dengan posisi baru saya itu, mengingat posisi saya di lembaga mahasiswa sebelumnya sangat berbeda. Saya akui, meskipun sangat singkat, namun peran sebagai bagian dari Komisi Ahli sekaligus sebagai pengurus BEM KM UNDIP memberikan banyak pembelajaran dan pemaknaan hidup kepada saya. Sungguh, sangat membekas sampai sekarang. Karena itu, semoga tulisan berupa unek-unek saya ini dapat memberi sedikit pembelajaran kepada adek-adek tingkat penerus Komisi Ahli BEM KM UNDIP khususnya dan juga kepada seluruh pengurus BEM KM UNDIP umumnya. Sebenarnya  sketsa artikel ini sudah tergeletak di laptop saya dua bulan lamanya, namun baru dapat saya selesaikan baru-baru ini. Semoga pepatah “lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali” masih berguna untuk tulisan ini.

Jumat, 02 Maret 2012

Masihkah Mau Memilih di Tahun 2014?

Sembari istirahat siang kemarin, saya menyempatkan diri berkunjung ke perpustakaan instansi tempat saya sedang belajar. Alhamdulilah saya bisa menghela nafas sejenak didalam perpustakaan sembari membaca. Sejatinya, berkunjung ke perpustakaan menjadi agenda rutin saya setiap hari, setidaknya dulu saat pekerjaan analisa saya belum begitu padat. Perlahan-lahan, saya harus mengurangi kunjungan saya ke perpustakaan karena kesibukan saya di laboratorium dalam sebulan ini. Tujuan utama saya datang ke perpustakaan, tentu saja, untuk membaca; membaca surat kabar favorit saya. Kapan lagi saya dapat membaca surat kabar setiap hari jika bukan di tempat ini?

Selama kos di Semarang sebenarnya sudah beberapa kali saya berkeinginan untuk berlangganan koran, namun sepertinya uang jatah makan bulanan saya lebih berharga dibandingkan dengan memberikannya kepada tukang loper koran. Terkadang saya heran, saya merasa mudah saja menggadaikan uang bulanan saya demi sebuah buku. Tapi, kok masih sulit rasanya melakukan hal yang sama untuk sebuah koran harian. Padahal, saya tahu persis, jika rela melakukannya, bermilyar informasi berharga setiap hari dapat saya peroleh dari membaca koran. Suatu saat saya pasti akan menyisihkan uang untuk berlangganan koran. Pasti.

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu