"Berbaktilah kepada mereka sebelum terlambat". Itu adalah kata-kata yang aku ingat tadi malam saat aku punya kesempatan berbincang-bincang dengan seseorang. Berada jauh dari orangtua, dan mengetahui orangtua sekarang hidup berdua saja, membuatku sering kangen ingin melihat langsung bagaimana kondisi mereka. Tapi apa daya, ruang dan waktu serta sinyal menghalangi. Apa yang bisa aku lakukan akhirnya berusaha mendengar dan mengetahui kabar mereka via telefon sesering mungkin dengan sumber daya yang ada.
Orangtua. Bagiku adalah orang nomor satu yang harus dimuliakan. Seperti kearifan Jawa yang mengatakan "mikul dhuwur mendhem jero". Aku termasuk yang memegang teguh filosofi budaya Jawa ini, yang mana sebagai seorang anak, kita harus memuliakan orangtua setinggi-tingginya dan tidak pernah mengungkit-ungkit keburukan orangtua. Bagaimana tidak begitu?. Mereka berdualah yang merawat dan membesarkan kita. Darah yang mengalir di tubuh kita adalah bagian dari darah mereka. Lewat mereka berdualah kita hadir di muka bumi ini.
Orangtua. Bagiku adalah orang nomor satu yang harus dimuliakan. Seperti kearifan Jawa yang mengatakan "mikul dhuwur mendhem jero". Aku termasuk yang memegang teguh filosofi budaya Jawa ini, yang mana sebagai seorang anak, kita harus memuliakan orangtua setinggi-tingginya dan tidak pernah mengungkit-ungkit keburukan orangtua. Bagaimana tidak begitu?. Mereka berdualah yang merawat dan membesarkan kita. Darah yang mengalir di tubuh kita adalah bagian dari darah mereka. Lewat mereka berdualah kita hadir di muka bumi ini.
Ya Tuhan, apalagi kalau aku mengingat betapa kerasnya mereka bekerja untuk memastikan pendidikanku. Aku teringat ketika dulu saat aku masih di kelas 3 dan bilang ke Ibu kalau aku ingin kuliah. Aku kira beliau tidak akan mengijinkan. Tapi justru, aku liat sorot bahagia dari kedua bola matanya. Semenjak itu, mereka selalu memenuhi kebutuhan pendidikanku tanpa cela. Apapun itu, tak pernah kurang suatu apapun.