Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Kamis, 14 Oktober 2010

Surat Cinta Untuk BEMERS FPIK

Sahabat sekalian, barangkali terkadang pernah terbersit dalam pikiran kita, bahwa amanah yang diberikan kepada kita ini sangat memberatkan, bahkan kita merasa amanah ini membuat kita menjadi orang yang terbatasi. Ditengah-tengah kesibukan kuliah, praktikum, laporan, dan menumpuknya tugas, kita masih harus bergelut dengan bermacam-macam proposal kegiatan, rapat, diskusi, wira-wiri sana-sini, dan lelah mempersiapkan acara demi acara. Padahal, teman-teman yang lain, dengan bebasnya mengerjakan hal-hal yang mereka inginkan.Apakah kita pernah berpikir seperti itu?


Sahabat, kita perlu menyadari bahwa setiap orang mempunyai tanggung jawabnya masing-masing, entah dalam bentuk tanggung jawab yang seperti apa, yang pasti tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Tanggung jawab itu pun bersifat pilihan, kita bebas memilih yang mana. Saya pernah menyampaikan pula kepada sahabat sekalian, bahwa semua pilihan yang kita pilih pasti mendatangkan konsekuensi yang harus kita tanggung. Sahabat, kita telah memilih organisasi ini sebagai pilihan kita dalam berkarya...Pilihan itu adalaha tanggung jawab dan konsekuensi....Tanggung jawab pun pasti datang kepada kita sesuai dengan kapasitas yang kita miliki. Kapasitas kita bukan dinilai oleh kita sendiri, melainkan oleh orang lain sesuai dengan citra diri yang kita munculkan kepada orang lain.. Orang akan menilai sejauh mana kemampuan kita..Anda tidak akan ditunjuk sebagai ketua jika memang lingkungan Anda belum melihat Anda layak sebagai ketua,....Tangggung jawab adalah pengorbanan, penghargaan, dan pembelajaran,....


Sahabat, Tanggung jawab adalah sarana pembelajaran untuk terus meningkatkan kapasitas, sehingga suatu saat Anda akan berada pada posisi puncak dan scope atau area pengaruh yang jauuuuh lebih luas dan lebar...

Sahabat, ditengah-tengah kesibukan kuliah, kita masih disibukan dengan berbagai macam aktifitas organisasi. Terlebih lagi, agenda besar terdekat kita harus kita sukseskan, maka, sering kita dituntut untuk bekerja keras, rapat setiap hari, bahkan bolos kuliah untuk mengejar target timeline, tidur pun jadi berkurang, dan kita dikejar-kejar untuk segera menyelesaikan tugas,...PADAHAL tugas menumpuk, laporan, asistensi, dan praktikum. APALAGI, kalau badan kita tidak fit, mudah drop dan sakit....pasti sungguh sangat menyiksa tanggung jawab ini, ...Semoga tidak ya?


Yaaa, memang barangkali saat ini sahabat belum merasakan apa manfaatnya, malah mungkin sahabat tidak merasakan mengalami kemajuan dan peningkatan kapasitas itu,...Namun saya katakan: "Anda telah layak menjadi pemimpin selanjutnya di organisasi ini", bukan Anda yang menilai, namun orang lain,....


Saya teringat kata-kata dosen wali saya, bahwa jadikanlan adek-adek kelasmu menjadi orang-orang yang kamu harapkan dan bahkan jauh dari apa yang kamu inginkan.Sungguh, waktu itu, saya sangat terharu, benar, selama ini saya ingin sekali melihat kalian menjadi orang yang saya impikan dan inginkan, bahkan saya sangat ingin, kalian melebihi apa yang saya harapkan,...Tiada kata lain untuk mencapai kapasitas yang besar melainkan dengan BELAJAR....BELAJAR apa saja. Saya sangat bahagia jika kalian menjadi bagian dari mimpi saya itu. Saya akan bangga setelah selesai masanya, melihat kalian menjadi kader pengganti yang kapasitasnya lebiiiiihhhhh dari sekedar 'Layak', namun memang PANTAS. Tanggung jawab itu pasti akan kalian pikul,...


Tetap semangat adek-adek, teman-teman, saya sungguh sangat bangga pada kalian....Tanggungjawab berarti pula amanah, yaitu iman dan aman...Orang yang amanah ialah ia yang beriman dan mampu mendatangkan rasa aman dan tentram serta mampu menghilangkan rasa 'was-was' terhadap lingkungannya karena ia mampu mengembang tanggungjawabnya dengan baik sesuai dengan porsi yang ia dapatkan. Silakan buktikan, orang yang mampu mengemban amanah dan tanggungjawab dengan baik, pasti ia akan didatangi tanggungjawab baru terus menerus.Tanggungjawab bukan untuk dicari, tapi ia akan terus datang seiring tingkat kapasitas kita.Justru, tanggung jawab baru itu menjadikannya sarana BELAJAR dan media peningkatan kapasitas diri terus menerus,...

Teruslah Berkarya sahabat......


Rosullullah saw bersabda : "Setiap orang adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya itu"...

Sermoga amanah dan tanggung jawab ini menjadikanmu manusia yang senantiasa terus berkembang dan berkapasitas besar...


Salam Jaya FPIK, Hidup Mahasiswa.

By: Sahabatmu semua, Panca Dias Purnomo

Surat Cinta Untuk BEMERS FPIK (2)


Aku terus teringat dengan kata-kata dosen waliku, meski hanya melalui YM waktu itu, namun kesan yang kurasakan masih sangat terasa sampai sekarang. Beliau berpesan kepadaku agar mendidik adek-adek kelasku menjadi orang yang aku harapkan atau bahkan melebihi dari harapanku itu. Aku bertanggungjawab dalam membimbing dan mengarahkan mereka. Seketika itu, aku semakin sadar akan posisi ku saat ini, bahwa aku dituntut untuk menurunkan ilmu dan pengalamanku khususnya kepada adek-adeku di organisasiku saat ini, BEM FPIK. Barangkali aku memang belum maksimal dalam mentransfer ilmu dan pengalaman mengelola organisasi kepada adek-adeku di BEM, atau bahkan selama ini apa yang mereka inginkan dari BEM FPIK belum mereka dapatkan. Aku bertanggung jawab akan hal itu. Aku akan sangat berdosa jika saatnya aku lengser dari posisi ini, aku belum mampu membekali adek-adeku dengan ilmu dan pengalaman hingga mereka menjadi kader yang layak menggantikanku. Aku pun juga tidak mau mengulangi sakit yang dulu aku rasakan, aku tidak mau adek-adeku merasakan hal yang dulu aku rasakan juga. Aku juga tidak mau menjadi orang yang dengan mudahnya angkat tangan setelah lepas dari jabatan ini, setidaknya aku masih mempunyai tanggung jawab moril dalam membimbing, membekali, dan mendampingi adek-adeku setelah aku lengser nanti. Aku akan sangat senang jika, setelah pergantian kepengurusan nanti, semuanya mampu tetap berjalan seperti biasa bahkan lebih cepat, tanpa ada proses adaptasi kepengurusan yang terlalu lama. Semuanya sudah sangat paham dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan malah seperti bayi yang baru belajar berjalan, atau seperti bayi yang masih gagap berbicara kepada ibunya jika ingin minta susu. Aku tidak ingin adek-adeku seperti itu, aku ingin saat pergantian kepengurusan nanti, adek-adeku telah menjadi orang dewasa bukan bayi, yang mampu berjalan dengan cepat, berlari, bahkan terbang dengan sayapnya sendiri. Aku ingin mereka seperti itu.

Khusus buat adek-adeku, kader terbaik BEM FPIK. Aku ingin berbagi ilmu dan pengalaman tentang kaderisasi. Hal penting yang selalu ada dimanapun kita berada, bahkan ia akan tetap berjalan meski tidak kita rencakanan. Yaa, kaderisasi adalah proses ilmiah dan sebuah keniscayaan. Lihat saja di sekitar kita, kaderisasi terus berjalan tanpa bisa kita hentikan, pohon dididepan kampus ditebang, muncul lagi tunas-tunas baru pepohonan di sekitarnya, taman didepan kampus ditebang tunggu saja pasti akan tumbuh taman baru, manusia ada yang mati, dan pada saat yang sama ada yang terlahir kedunia. Begitulah, proses alamiah terus terjadi tanpa mampu kita bendung. Kaderisasi di organisasi, mungkin tidak sesederhana perumpamaan tadi, kaderisasi dalam organisasi lebih kompleks dan melibatkan banyak sistem serta harus direncanakan dengan matang agar kontinyuitas dan esksistensi organisasi tetap terjaga. Namun terkadang juga, di organisasi kaderisasinya berjalan secara ilmiah...

Aku akan mencoba berbagi tentang konsep "Kaderisasi Internal" (dalam bahasanya Panca, hehe), atau barangkali banyak dikenal dengan Kaderisasi Tertutup, tapi aku lebih suka menyebutnya Kaderisasi Internal. Dalam bahasa yang sederhana, kaderisasi internal adalah pergantian kader didalam organisasi yang berasal dari kader internal organisasi itu sendiri. Paham kan?Oke, aku akan coba menjelaskan konsep ini dalam bentuk contoh dan prateknya dilapangan, agar mudah dipahami. Misalnya seperti ini, Mentri BEM FPIK digantikan oleh Staff Ahli dari internal Departemen tersebut yang telah berkecimpung dalam departeman itu satu tahun yang lalu. Contoh lain, misalnya, Ketua BEM FPIK nantinya digantikan oleh orang yang berasal dari internal BEM FPIK itu sendiri. Pendapatku mengatakan, sistem kaderisasi seperti ini, adalah sistem yang sebenarnya sangat saya inginkan di BEM FPIK, meski terkadang kondisi tidak mendukung penerapan sistem ini secara mutlak. Kita boleh saja, menggunakan SDM dari eksternal organisasi untuk menggantikan posisi kader yang telah usai masa jabatannya, dengan pertimbangan2 tertentu. Misalnya, karena tidak adanya SDM internal organisasi yang dinilai pantas dan layak menggantikan posisi tertentu, atau karena SDM eksternal organisasi dinilai sangat mumpuni dalam menangani bidang tertentu didalam organisasi. Selain itu, jenjang kepangkatan kader tidak selalu harus dalam bidang yang sama saja terus, misalnya tahun pertama jadi staff KESMA, tahun depan jadi Staff Ahli KESMA, tahun berikutnya jadi Mentri KESMA, tidak harus selalu seperti itu, melainkan meilhat potensi dan kondisi kader yang dimaksud. Ploting SDM di BEM memang murni hak Ketua/Presiden, dan Wakilnya, namun tidak menutup kemungkinan adanya dengar pendapat (diskusi) antara anggota dalam menentukan posisi kader (aku harap tahun depan, BEM FPIK seperti itu).

Sistem kaderisasi internal ini menurutku sangat baik dalam mendidik, melahirkan dan menciptakan kader dengan kualitas kader yang T.O.P. B.G.T alias kualitas unggul NAMUN dengan syarat sistem kaderisasi internalnya pun juga harus bagus. Artinya kader internal organisasi dididik dan digembleng dengan baik, melalui peningkatan kapasitas secara terus menerus dengan adanya transfer ilmu yang memadai dari atasan, dinamisasi organisasi, dan banyak cara yang lainnya..Segala proses didalam organisasi pada intinya adalah peningkatan kapasitas kader, pemberdayaan, penjagaan, dan pengkaryaan.SDM internal organisasi pun akan semakin paham dengan segala bentuk dinamika yang terjadi didalam organisasinya sendiri. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan jika kader internal orgnisasi ditunjuk untuk menggantikan posis yang lebih atas didalam organisasi itu sendiri, karena tentu ia sudah sangat berpengalaman dan mumpuni didalam bidangnya itu. Tapi, kenyataannya terkadang tidak seperti itu, aku sering melihati susahnya menemukan sosok pengganti yang layak memegang amanah tertentu karena tidak adanya SDM yang mumpuni. Hal itu, menurutku, semata-mata karena kesalahan sistem kaderisasi diawal.

Adek-adeku, aku sangat berharap, kalian semua adalah kader-kader yang dididik dan belajar dari sistem Kaderisasi Internal BEM FPIK, yang saatnya nanti kalian jauh lebih paham dan mengerti bidang yang selama ini digeluti,...sehingga organisasi kita tercinta ini, BEM FPIK, saat pergantian kepengurusan tidak lagi merayap atau gagap belajar bicara lagi,NAMUN SEKETIKA ITU LANGSUNG DAPAT BERLARI BAHKAN TERBANG.

Silakan berikan tanggapan, sehingga dapat menjadi diskusi yang saling mencerdaskan.
Semoga bermanfaat, aku akan mencoba terus membagi ilmu dan pengalaman serta masukan bagi adek-adek dan BEM FPIK kedepannya. Ingat, kita semua bertanggungjawab terhadap kelangsungan BEM dan kemajuan fakultas kita.

Salam Jaya FPIK, Hidup Mahasiswa.
By: Panca Dias Purnomo (Ketua BEM FPIK 2010)

Selasa, 05 Oktober 2010

Where The Way You Choose

Selasa (05 Oktober 2010, 00.29) Aku jadi teringat akan kegemaranku yang kambuh belakangan ini, hobiku mengajak diskusi orang tentang berbagai hal terutama tentang sesuatu yang belum aku ketahui atau sekedar ingin mendengarkan pendapat dari orang lain. Sejatinya, hobiku meledak - ledak karena aku ingin mengetahui pendapat dan pemikiran teman-temanku mengenai sesuatu yang masih membuatku bimbang atau tepatnya belum menentukan jalan mana yang akan aku pilih.

Sesuatu itu adalah mengenai "Lulus Cepat VS Pengalaman". Saat ini aku sudah berada disemester 7, tahun keempatku berada dikampus, dan sudah saatnya aku memulai memikirkan tentang penelitian sebagai syarat kelulusan. Sebenarnya, semester 7 ini, aku bisa menuliskan penelitian (skripsi) didalam KRS ku, namun hal itu belum aku lakukan mengingat berbagai pertimbangan. Yaa, disemester akhir inilah aku mulai bimbang tentang kapan sebaiknya aku lulus dari kampus ini. Dulu, aku menargetkan untuk segera lulus cepat karena aku ingin meraih mimpi-mimpi setelah aku lulus nantinya. Namun, posisiku saat ini ternyata membawa perubahan pada target yang dulu pernah aku tancapkan dalam pikiran dan hatiku. Jujur saja, di semeter 7 ini, meski aku sudah setua ini dikampus, aku belum merasa menjadi siapa-siapa, belum mendapatkan apa-apa, dan belum merasa berarti dan berharga setidaknya bagi diriku sendiri. Masih banyak pertanyaan atau tepatnya kegelisihan yang masih menghantui diriku selama ini. Disisi lain, aku masih ingin terus meningkatkan kapasitas diriku sebelum aku siap untuk lulus dengan cara banyak mengikuti kegiatan, organisasi, dan kompetisi, selain itu juga ingin meningkatkan kemampuan bahasa dan ketrampilan lainnya yang belum sempat aku asah. Semuanya menjadi dilematis, kedua keinginan (antara lulus cepat dan pengalaman/kapasitas) saling berbenturan membentuk kebimbangan yang menggelayuti langkah yang aku ambil. Bahkan kemarin, aku terpilih menjadi seorang marketer sebuah event training, honour nya lumayan, dan itu membuatku sekali lagi bimbang, antara akademis, bisnis, dan pengalaman. Bidang mana yang aku pilih?

Semakin banyak teman yang aku ajak diskusi, semakin meriah jawaban dan kesimpulan yang aku peroleh. Mereka mengemukakan pendapatnya masing-masing sesuai dengan target mereka. Banyak pula inspirasi dan pencerahan yang aku peroleh dari teman-temanku, pemikiranku semakin terbuka tentang berbagai hal, antara harapan, cinta, cita, kasih sayang, pengorbanan, ambisi dan orangtua.

Bukankah aku harus menentukan pilihan dan jalanku sendiri?Dari sekian banyak pendapat itu, aku ingin menarik kesimpulan yang akan aku putuskan menjadi jalan yang aku pilih sendiri. Keputusakanku itu aku jadikan landasan dalam berkarya kedepannya. Aku masih saja, teringat oleh salah satu dosenku, beliau mengatakan bahwa boleh lulus agak lama, yang penting pengalamannya. Kata-kata itu yang masih terngiang dalam benakku.

Yaa, jadi aku pikir, aku akan lulus setandar saja (max 5 tahun) namun dalam kurun waktu itu aku jauh memiliki banyak ilmu dan pengalaman dalam berbagai hal. Namun aku ingin fokus pada pengalaman tertentu agar aku mempunyai keahlian spesifik. Itulah keputusanku, lulus tidak terlalu lama (sedang) namun dengan pengalaman yang melimpah. Oleh karena itu diperlukan perjuangan, disiplin, dan perencanaan yang matang agar semuanya dapat tercapai. Sebelum lulus, aku merencanakan target apa saja yang ingin aku raih: aku harus lancar dan ahli berbahasa inggris, pengalaman organisasi diperbanyak, aktif di lembaga non kampus, mengembangkan olahraga dan seni, perbanyak ikut kegiatan, dan yang terakhir aku ingin pergi keluar negeri. Aku pun jadi teringat perkataan salah satu tetanggaku dikampung yang seorang guru mengatakan kepadaku bahwa jangan sampai lupa tugas dan target utama saat pertama kali melanjutkan kuliah di PT, yaitu:LULUS dan Mendapat Gelar S1. Itu adalah target utama, jangan sampai hal-hal yang dilakukan dalam melengkapi target utama itu melalaikan tugas dalam mengejar target utama, bahkan malah melupakan, JANGAN SAMPAI. LULUS lah sesuai standar (wajar) dengan kapasitas ilmu dan pengalaman yang lebih dibandingkan yang lulus cepat atau bahkan dibandingkan dengan yang lulus wajar. Semoga, Saat itu, saat aku lulus (wisuda) kelak, aku akan merasa sangat puas dan bangga dengan nilai, ilmu, pengalaman, kapasitas dan keahlian yang aku miliki. Hanya saja, saat ini aku masih merasa belum sepuas itu...

Mahasiswa ideal dan hebat menurutku kriterianya banyak dan luas sekali, tidak hanya juara dalam tulis menulis saja, namun masih banyak yang lain, bukankah menjadi ketua organisasi itu prestasi?Tapi yang amanah, iya kan? Softskill yang tidak terlihatpun juga adalah prestasi. Orang yang berada disekitar kita lah yang merasakan keberadaan dan kebergunaan kita. Aku yakin setiap mahasiswa mempunyai visi dan pendapatnya sendiri dalam mengintrepretasikan dilema tersebut. Seperti kata salah satu temanku, tadi sore, bahwa semuanya itu adalah pilihan, silakan pilih jalan mana yang kau suka, namun jangan lupa konsekuensinya harus kau tanggung dengan penuh tanggungjawab. SILAKAN MEMILIH.

Semoga, semakin mantap menentukan jalan mana yang aku pilih.

Wallohualam.

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu