Mungkin seleksi kerja paling menyenangkan adalah hanya seleksi tahap 2 Indonesia Mengajar. Mengapa demikian?jawabannya adalah karena proses seleksinya tidak menegangkan sama sekali, yang ada justru keceriaan penuh canda tawa. Semua itu bisa dilihat baik dari panitia rekruitmen maupun para peserta seleksi. Semuanya menyenangkan. Tidak ada wajah tegang yang aku lihat saat proses seleksi. Wisma MM UGM di Yogyakarta adalah saksinya.
Peserta Seleksi 2 Indonesia Mengajar regional Yogya Senin 18 Juni 2012 @ Wisma MM UGM |
Tidak begitu lama, seorang panitia masuk dan menyapa kami. Beliau meminta kami mengumpulkan berkas-berkas yang harus dibawa hari ini kedepan. Setelah itu, beliau mulai menjelaskan bagaimana tahap seleksi Indonesia Mengajar hari ini dengan sangat-sangat rileks dan penuh canda tawa. Pembawaan beliau sungguh sangat santai, kata-kata beliau sering dibumbui dengan candaan, sehingga membuat kami tidak tegang dan grogi. Diskusi pun mengalir dengan nyaman. Kami juga diminta untuk memperkenalkan diri masing-masing didepan peserta lainnya.
Ada beberapa tahap seleksi, yakni presentasi diri, forum group discussion (FGD), interview, role play, simulasi mengajar, dan psikotest. Kami akan dibagi dalam kelompok, dan nantinya masing-masing kelompok secara bergantian akan merasakan tahap seleksi 2 ini.
Awalnya aku pikir, tahapan sebanyak itu pasti akan menguras energi dan hari seleksi ini akan jadi salah satu hari paling melelahkan yang pernah aku punya. Tapi ternyata, setelah semua dilalui, perkiraanku meleset jauh. Karena selama proses seleksi, aku cuma merasakan keceriaan dan kebahagiaan sehingga rasa capek dan lelah tidak aku rasai sama sekali.
Peserta yang hadir ada sebanyak 21 orang. Kami dibagi dalam 4 kelompok. Aku mendapatkan kelompok yang beranggotakan 7 orang, 2 orang laki-laki (aku, Arif Zuhdi UGM'07) dan 5 orang perempuan (Warda UGM07, Wulan UB06, Eka Undip07, Ana UIN08, Rakhma Undip07).
Kelompok-ku di seleksi 2 Indonesia Mengajar |
Kelompok kami diminta untuk naik kelantai 3 untuk seleksi pertama, yakni presentasi diri. Kami masuk dalam ruangan, dan duduk melingkar. Jadi dalam tahap ini, kami diminta untuk mempresentasikan tentang diri kami, bebas, selama 7 menit. Selama kami mempresentasikan diri kami dihadapan peserta lain, ada 2 orang tim seleksi yang menilai kami. Aku tidak tahu apa saja yang dinilai, yang pasti mereka mencatat segala apa yang kami sampaikan. Ana, alumni UIN Sunan Kalijaga yang paling muda diantara kami, mengajukan diri menjadi yang pertama. Ia bercerita tentang kesibukannya sekarang, pengalaman organisasi, prestasi, dan hobinya. Peserta lainnya juga boleh mengajukan pertanyaan jika waktunya masih cukup. Kami pun bergantian satu demi satu mempresentasikan diri kami dihadapan teman-teman dan tim seleksi. Tidak ada nuansa canggung dan tegang sama sekali dalam ruangan itu, karena sesekali saat presentasi, ada saja guyonan yang dilontarkan oleh peserta. Atmosfer yang terbentuk pun menjadi sangat akrab. Aku semakin terkagum-kagum dengan teman-teman baruku ini. Mereka tergolong high quality profile student. Ada yang mantan ketua organisasi, penulis buku, pengurus LSM, peraih medali emas PIMNAS, intinya mereka benar-benar keren. Aku serasa berkumpul dengan mahasiswa-mahasiswa terbaik di Indonesia.
Forum group discussion
Setelah presentasi diri selesai, tahap selanjutnya adalah FGD. Pada tahap ini, kami diberi satu bundel kertas yang berisikan sebuah masalah tentang kualitas pendidikan suatu daerah dan beberapa usulan untuk menangani permasalahan tersebut. Ada beberapa usulan disana dan kami diminta untuk mengurutkan usulan tersebut dari prioritas utama sampai prioritas palin rendah beserta alasannya. Setelah kami selesai mengerjakannya, kami harus mendiskusikan dengan teman satu kelompok untuk menentukan 3 prioritas usulan utama untuk menangani permasalan kualitas pendidikan tersebut. Kami diberi waktu 30 menit untuk mengerjakannya dan 15 menit untuk mendiskusikannya. Kami juga tidak diperbolehkan voting untuk mengambil kesimpulan. Hal yang paling seru adalah saat kami berdiskusi satu kelompok dimana setiap individu mempunyai jawaban dan alasannya masing-masing. Ini yang menjadikan diskusi berjalan cukup alot. Hampir 10 menit kami tidak menghasilkan apa-apa. Belum ada kesepakatan diantara kami. Aku sudah berusaha untuk memberikan gambaran secara obyektif dalam permasalan ini dan menjelaskan kepada teman-teman akar masalah dari kondisi di daerah tersebut. Karena sudah diburu waktu, akhirnya kami mulai membuat kesepakatan. 3 prioritas pun berhasil kami tentukan meski dengan proses yang sangat alot. Setelah diskusi selesai dan tim penilai keluar, kami malah tertawa-tawa mengingat apa yang kami lakukan. Kebetulan Ana membawa kamera, dan jadilah waktu jeda itu kami gunakan untuk pictures time!!.
Interview
Setelah masa rehat selesai, kami melanjutkan ketahap seleksi selanjutnya yakni interview. Aku ditanyai dengan banyak sekali pertanyaan. Inti dari pertanyaan itu, menurutku, adalah ingin mengenal kepribadian dan karakter diri kita lebih jauh. Misalnya bagaimana kita menangani suatu masalah, inisiatif apa yang pernah kita lakukan, bagaimana mengelola perbedaan pendapat, bagaimana beradaptasi di lingkungan baru, bagaimana mengatur hidup, dan beberapa pertanyaan seperti yang ada di formulir aplikasi. Kebanyakan pertanyaan yang diajukan meminta kita untuk menjawabnya berdasarkan pengalaman yang pernah kita lakukan. Karenanya, aku merasa, pengalaman selama berorganisasi baik dikampus maupun luar kampus akan menjadi bekal yang sangat bermanfaat saat menjawab pertanyaan interview. Berorganisasi memang sangat sarat pengalaman. Interview berlangsung kurang lebih selama 10-15 menit.
Simulasi mengajar
Simulasi mengajar adalah tahap yang paling menyenangkan dan sekaligus tahap yang paling menggemaskan. Kami diminta untuk mengajar anak-anak SD dengan durasi 7 menit. Sebelum mengajar, kami diminta menyampaikan mata pelajaran apa yang akan kita ajarkan dan untuk anak kelas berapa. Saat salah seorang menjadi guru didepan, peserta lainnya menjadi muridnya. Saat kami berpura-pura menjadi murid ini lah yang membuat suasana saat mengajar menjadi sangat rame, heboh, dan kocak. Kami malah justru bertingkah seperti layaknya anak-anak SD yang seringnya sembrono dan kenak-kanakan dalam bersikap kepada gurunya. Kontan saja, seperti ini mengundang gelak tawa diantara kami. Guru yang juga teman kami sendiri, yang tadinya ingin mengajar dengan serius, malah justru habis waktunya untuk menangani tingkah polah teman-temannya sendiri. Tiba-tiba kami seperti anak-anak autis, hahahaha. Tapi sungguh, sangat menyenangkan. Kami menjadi makin akrab karena simulasi mengajar ini. Sial bagiku, karena selama simulasi, aku menjadi murid yang paling rame, nakal dan gaduh karena banyak tingkah, saat giliranku menjadi guru tiba, waktuku habis hanya untuk mendiamkan teman-temanku yang bertingkah konyol seperti anak SD. Apalagi ditambah, tim seleksi juga berlagak seperti anak SD. Setelah semua mendapatkan giliran mengajar, mbak Zakki-tim seleksi-menjelaskan bahwa nanti saat bertugas mengajar anak SD, kami akan menjumpai tingkah polah anak-anak yang seperti itu. "Simulasi ini dibuat agar kalian juga tidak kaget nantinya saat bertugas" kata mbak Zakki. Benar-benar sangat menggelikan dan aku tidak pernah membayangkan sebelumnya jika aku menjadi seorang guru SD dan dipanggil Bapak Panca, wagu tenan ;-D.
Role play
Dalam tahap ini, kami diminta memainkan peran sesuai karakter yang diberikan kepada masing-masing kami. Kami seperti bermain sandiwara, tapi plot ceritanya adalah seputar masalah yang sering dihadapi pengajar muda di daerah. Contoh ceritanya seperti seorang pengajar muda yang tidak merasa nyaman dengan keluarga asuhnya karena berbeda keyakinan dan makanan. Kami harus memainkan peran sebagai pengajar muda didesa terpencil dan menggunakan bahasa kami sendiri. Inti dari permainan ini adalah ingin mengetahui sejauh mana kami dapat beradaptasi dengan kondisi di daerah yang seringnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Selain itu juga memberi gambaran kepada peserta seleksi bahwa masalah akan selalu selama bertugas nantinya dan bagaimana sebaiknya kami bersikap.
Lihat ke kamera, please?? ;-D |
Psikotest disini tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya. Aku kira, aku akan berhadapan dengan berbagai soal-soal seputar logika matematika, kemampuan verbal, kemampuan ruang, gambar, dan seabrek pertanyaan penguras otak lainnya. Ternyata tidak. Psikotest di seleksi 2 IM ini adalah kami diminta menjawab pertanyaan seputar kepribadian kami. Selama kita memahami betul karakter kita, apa yang kita suka dan tidak, pertanyaan-pertanyaan di psikotest pastilan sangat mudah. Cuma butuh waktu 15 menit untuk menyelesaikan 91 soal. Ini adalah tes kepribadian. Aku rasa, tes ini bertujuan untuk menemukan kepribadian dan karakter peserta yang paling sesuai dengan yang manajemen IM butuhkan. Setelah menjawab pertanyaan, kami diminta menggambar orang di satu lembar kertas. Ini juga bagian dari pengenalan kepribadian orang dari hasil gambarnya. Sistem psikotes seperti ini sering aku baca pada berbagai artikel tentang rekruitmen karyawan atau anggota organisasi.
Akhirnya selesai juga seleksi 2 Indonesia Mengajar. Canda tawa yang mengiringi proses seleksi membuat Senin sore 18 Juni 2012 terasa sangat berwarna, akrab dan erat. Setiap peserta terasa sudah mengenal dekat satu sama lain. Aku bersyukur dipertemukan dengan teman-teman yang luar biasa hebat hari itu. Aku salut dengan mereka semua. Sore itu ditutup dengan foto bersama dan saling berjabat tangan mengucap kata salam dan doa semoga kami dipertemukan kembali. Semoga juga kami diterima semuanya...heee ;-D. Aku tidak akan menyesal sama sekali jika tidak diterima di IM, aku sudah sangat bersyukur sudah dipertemukan dengan teman-teman baru di seleksi 2 IM. Aku semakin belajar dan memaknai banyak hal dari mereka, salah satunya adalah tentang keinginan untuk mengabdi buat negeri tercinta.
-Catatan Perjalanan Hidup-
nice story...
BalasHapus"Give the best..get the best"
^________^
Ganbarre, Ca
ohya, Ca..sekedar ralat buat singkatan FGD [Focus Group Discussion] ^_______^
HapusPancaaaaaaa... keren ^^
BalasHapusHeheh,,,yang keren siapa coba..biasa wae to ya
BalasHapusseru share pengalamannya mas panca ini, ilmu banget! jd pengen jg pengajar mudaaaa,hehe
BalasHapusstill remember me,anw?
kita satu kelompok saat gathering pfs di bogor tahun lalu, R3 R3!!
hehe, sukses terus mas Panca!! :D
Terimakasih Pingkan udah nyasar ke blog ku..kamu minat jadi PM juga kah?
Hapuspasti masih inget lah,pengalaman seru ketmu temen2 baru dan hebat2 speti kalian di Bogor..hee..
keren bang
BalasHapus