Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Minggu, 14 Oktober 2012

Tuhan Tahu Apa yang Kita Butuhkan (1)

Tuhan akan selalu memberi sesuatu yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan.

Aku lihat kedalam diriku. Ku selami kembali hatiku sedalam-dalamnya, sebisa yang aku mampu. Aku jelajahi celah-celahnya, memperjelas pandanganku terhadap diriku sendiri. Aku lihat banyak celah disana. Celah kekuatanku, celah kelemahanku, celah apa yang aku suka dan tidak, dan celah kosong tempat aku memasukan pelajaran kehidupan demi menggapai pribadi yang lebih baik. Aku tahu, hatiku masih punya banyak bintik-bintik hitam. Terkadang aku sadar dimana letakknya dan ku mampu kendalikan itu, namun sering pula aku tak sadar dan tak kuasa menahannya membesar. Ah, dasar manusia, bukan malaikat yang selalu tunduk atas perintah Nya. Tapi justru letak istimewa manusia disitu, ada celah dosa dan celah pahala dihatinya.

Terbentuknya pribadi manusia adalah interaksi antara berbagai faktor baik diluar maupun didalam dirinya. Aku tak mampu mendifinisikan faktor apa saja yang telah membentukku hingga aku seperti ini. Yang aku tahu pasti, aku telah melalui berbagai pengalaman yang mengubah sekaligus membentuk cara pandang, sikap, dan karakterku.

Sekarang, aku tidak lagi berada di lingkungan yang sama seperti dulu. Berbeda. Pribadi yang angkuh, sombong, dan keras kepala. Dulu, hatiku sempat mempunyainya, menjadi titik-titik hitam. Sebagai orang yang dibutuhkan, sebagai orang yang suaranya didengar, sebagai orang yang berperan dan berposisi. Lingkungan membentuk watakku. Hingga akhirnya, akhir masaku belajar dikampus, perlahan aku sadar jika titik-titik hitam itu ada dan aku mengerti harus belajar menghilangkannya, jika tidak, hatiku akan tertutup sepenuhnya oleh kegelapan. 



Aku belajar, berusaha, mengecilkan celah kelemahanku, mengurangi titik hitam, dan menggantinya dengan kejujuran bahwa memang aku punya kelemahan. Kelemahan tak bisa dihilangkan, karena manusia tak mungkin bisa sempurna, aku hanya ingin kelemahan itu tidak melemahkanku dan meleburkan diriku dalam keterpurukan. Kelemahanku bisa dikolaboraasikan dengan kelebihan orang lain, begitu sebaliknya. Sedangkan titik hitam ingin aku hilangkan, karena itu tidak baik, tidak benar, itu adalah penyakit hati yang hanya membuatku semakin terasing dengan kehidupan.

Aku masih sulit untuk menerima dominasi orang lain. Tidak terima rasanya jika ada orang lain yang memberi tahu bagaimana dan apa yang harus ku lakukan. Aku tidak suka orang seperti itu. Aku tidak suka digurui. Aku tidak ingin terlihat lemah dan bodoh dihadapan banyak orang. Aku ingin dihargai dan dihormati. Namun, itu semua adalah dulu, ketika aku masih mendominasi. Ketika aku bak seorang CEO yang bisa melakukan apapun hanya dengan satu telunjuk jari.

Perlahan, aku sadar, ada banyak ketidakberesan dengan kepemimpinanku. Aku bisa penuh dengan ide dan kreasi, tapi miskin penghargaan serta kedekatan dengan orang dalam timku. Aku ingin dihargai tapi kurang bisa menghargai orang lain. Aku ingin pendapatku diterima dan dilaksanakan, tapi aku enggan menerima pendapat orang lain. Pendapat orang lain itu seperti gangguan terhadap dominasiku. Aku ingin selalu memimpin orang lain, tapi menolak dipimpin orang lain. Aku ingin terlihat hebat dihadapan banyak orang. Aku yang dulu adalah orang yang tidak punya banyak teman dekat, karena banyak orang disekelilingku justru kurang nyaman atas kehadiranku karena aku terlalu dominan dan keras kepala. Banyak yang perhatian kepadaku, tapi aku mengganggap itu semua omong kosong. Aku tidak ingin disibukkan dengan hubungan kemanusiaan, akibatnya empati dan hubungan personalku dengan orang lain sangat buruk. Bahkan, aku merasa tidak mempunyai teman dekat, teman yang bisa menguatkanku. Aku memang tipikal orang independen, yang bisa hidup sendiri tanpa orang lain, tapi disisi lain aku juga ingin mempunyai teman yang bisa jadi tempat keluh kesah saat aku lemah. 




-Catatan Perjalanan Hidup-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu