Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 19 Februari 2010

BERARGUMEN DAN BERPIKIR KRITIS

Saya berdiri didepan mereka, sekitar 20 an anak berhadapan dengan saya dalam susunan barisan rapi agak melingkar. Saya pandangi wajah dan ekspresi mereka, biasa saja, tidak ada yang luar biasa, hanya sesekali terlihat senyum, bisik-bisik dan obrolan kecil diantara mereka. Saya memulai berbicara, memaparkan panjang lebar tentang esensi mahasiswa sesungguhnya, motivasi, sejarah, dan fungsi dasar dari Badan Eksekutif Mahasiswa. Sepanjang persentasi, saya mencoba untuk terus memancing keberanian mereka dalam menyampaikan pendapat dengan cara memberi pertanyaan-pertanyaan tentang kata-kata yang saya tampilkan di slide. Mulai dari “Menurut kalian, tugas BEM tu ngapain si?”, “Yang dimaksud peran politik mahasiswa tu apa?, ada yang bisa memberi jawaban?”, dan banyak pertanyaan pemancing pendapat mereka lainnya. Namun, kata-kata sepertinya masih sulit terucap dari mulut mereka, walaupun mereka mengeluarkan pendapat dengan saya beri pertanyaan satu demi satu. Saya berpikir mereka adalah orang-orang terbaik disetiap prodi dan angkatannya, mahasiswa yang diterima di BEM FPIK tahun ini benar-benar melalui seleksi ketat, sehingga yang lolos tentu memiliki kualitas diatas rata-rata. Tapi sepanjang saya berbicara, tidak ada satupun yang memberi tanggapan sebelum saya minta, bahkan meskipun telah saya minta untuk berargumen masih sulit melihat kelantangan mereka dalam berargumen. Sepertinya mereka masih terlihat canggung, tidak PD dan ragu-ragu, entahlah apa yang mereka pikirkan saat itu, tidak berani atau bahkan mungkin tidak tahu.

Kepasifan dalam forum rapat, diskusi, kuliah, persentasi atau forum-forum yang lainnya nampaknya masih menjadi budaya dilingkungan kampus, khususnya yang saya lihat selama hampir 3 tahun ini di Universitas Diponegoro. Rapat yang menjadi sarana untuk bermusyawarah, menyampaikan pendapat, berargumen mencari solusi tepat menjadi tidak efisien karena terkesan hanya 1 arah saja, yaitu si pemimpin rapat ngomong sendiri tanpa ada tanggapan dari peserta rapat sebelum si pemimpin rapat bertanya kepada peserta. Bahkan walaupun sudah ditanya apakah ada yang ingin disampaikan atau tidak masih saja terkadang tetap tidak ada argumen. Apalagi, kalau kita lihat kondisi perkuliahan di kelas, pada saat dosen memberi kesempatan mahasiswa bertanya, semuanya diam, mulut terkunci dan mata menunduk, padahal jika dosen mulai menjelaskan semuanya sibuk mengobrol dengan teman sebelahnya sendiri. Kepala mengangguk-angguk tanda setuju atau mungkin pura-pura mengerti atas apa yang diterangkan dosen. Ketika ditanya dosen, jawabannya tidak tahu atau malah diam membisu seperti batu. Budaya sepeti ini lah yang ada di kampus kita, saya rasa tidak hanya di UNDIP tapi disemua PT di seluruh Indonesia. Sehingga, ada anekdot mengatakan orang Indonesia terkenal pemalu, pendiam, pasif dan cenderung setuju dengan apa yang disampaikan lawan bicara dibandingkan dengan orang Eropa dan Amerika yang blak-blakan menyampaikan pendapat bahkan sebelum pembicara memberi kesempatan bertanya. Mungkin saja hal itu benar.

Sejarah membuktikan bahwa manusia hebat dan berpengaruh di dunia ini adalah orang yang mampu menyampaikan pendapatnya dengan baik, lancar, berkarakter dan berani sehingga dapat menghipnotis orang lain untuk memahami dan melakukan setiap kata-katanya itu. Kata-kata yang diucapkan baik diksi, intonasi, irama, maupun ekspresi merupakan representasi dari dalam diri kita. Prestasi dapat diraih, salah satunya dengan kemampuan menyampaikan pendapat di depan umum dengan baik. Keberanian dalam menyampaikan pendapat adalah sesuatu hal yang mutlak dimiliki oleh seorang mahasiswa apalagi seorang aktifis mahasiswa. Kemampuan berargumen harus diasah sejak dini agar kematangan dalam berbicara dapat diperoleh suatu saat nanti, cepat atau lambat. Keberanian berbicara muncul dari rasa percaya diri. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang tinggi menumbuhkan keinginan kuat untuk mengungkapkan pendapat terhadap orang lain, baik itu berupa argumen, pertanyaan, sanggahan atau berupa kritikan. Kecakapan dalam berbicara dan menyampaikan pandapat, tidak bisa didapat 1-2 hari saja melainkan dalam waktu lama melalui kebiasaan yang terus dilatih dan diasah. Forum diskusi, rapat, debat, kuliah, seminar, sesion tanya jawab, adalah beberapa momen yang sangat tepat untuk menumbuhkan dan melatih kecakapan berargumen. Dua orang yang memiliki kemampuan pengetahuan dan teknis yang sama, dinilai lebih jika satu diantaranya mempunyai kemampuan meyampaikan pendapat jauh lebih baik dari yang lainnya. Oleh karena itu, berargumen atau menyampaikan pendapat dengan cara berbicara sangat penting ditumbuhkan dalam setiap individu khususnya mahasiswa agar tercipta atmosfer yang dinamis, aktif, kritis dan solutif. Budaya argumentatif harus diterapkan tidak pada rapat atau diskusi saja melainkan dalam kuliah dikelas oleh dosen. Saya sering kasihan jika ada dosen yang berusaha mengajar secara interaktif namun ternyata tidak mendatangkan respon aktif dari mahasiswa. Saya dapat merasakan, betapa sedih dan sakitnya hati dosen itu.

Berpikir kritis disetiap kesempatan pun sangat penting. Sebagai pendengar kita tidak boleh jika hanya mengangguk kepala begitu saja atau dengan isyarat setuju lainnya atas pendapat yang dikeluarkan si pembicara kepada kita. Kita harus menganalisa kalimat yang disampaikan dan segera memberi tanggapan jika itu tidak sesuai dengan pikiran kita, bisa dengan sanggahan, konfirmasi, pertanyaan, penegasan atau penjelasan ulang. Suatu contoh kasus yang sering kita temui, rapat akan dilangsungkan selama 1 jam. Pemimpin rapat memulai pukul 16.00, selama rapat si pemimpin rapat terus saja berbicara menyampaikan pembahasan agenda rapat hingga pukul 16.45, tanpa ada peserta rapat yang berargumen sama sekali. Baru setelah itu pemimpin rapat bertanya “Ada yang ingin disampaikan, atau ada tanggapan tentang pembahasan tadi?”. Setelah itu lah peserta rapat memberi tanggapan. Contoh lain, saat kuliah dikelas, si dosen seringnya memberi penjelasan hingga selesai sekitar 1 jam 30 menit, tanpa ada pertanyaan, tanggapan atau apa pun yang disampaikan mahasiswa di tengah- tenag kulih. Kemudian dipenghujung kuliah, si dosen tsb baru memberi kesempatan mahasiswa untuk bertanya. Kira2 menurut Anda, Apakah hal ini yang terjadi dinegara kita?efektif dan efesienkah metode seperti ini?siapa yang salah?pembicara, pemimpin rapat, dosen, ataukah peserta/mahasiswanya?

Kita harus menumbuhkan sikap kritis pada apapun yang orang lain sampaikan. Tidak hanya sekedar mendengarkan, memberi isyarat mengerti, tanpa berusaha sedikitpun untuk menganalisa hal-hal yang disampaikan pembicara, kemudian dengan segera kita menyampaikannnya kepada lawan bicara. Budaya mahasiswa kita masih seperti itu, yaitu sekedar mendengarkan, mencatat, mengangguk, kemudian selesai begitu saja. Atau bahkan jika ada pertanyaan, itu masih selayaknya basi-basi atau pertanyaan tidak mutu. Pola berpikir kritis harus ditumbuhkan dalam diri mahasiswa khususnya para aktifis yang berkecimpung didunia organisasi mahasiswa. Suasana rapat yang pasif, satu arah, dan cenderung membosankan harus diubah dengan cara meningkatkan sikap kritis dan tanggap pada hal-hal yang disampaikan pemimpin rapat, tidak menunggu diberi kesempatan oleh pemimpin rapat namun saat ada hal yang mengganjal langsung sampaikan. Dengan demikian, rapat yang efektif dan efisien melibatkan seluruh peserta rapat secara aktif dapat dicapai sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan pemikiran bersama bukan 1 pihak saja. Begitu juga pada saat kuliah, kita harus aktif dan kritis atas ilmu yang disampaikan dosen. Beri tanggapan pada setiap statemen dosen yang belum kita ketahui atau menurut kita tidak sesuai dengan pemahaman kita. Dengan begitu, suasana kelas akan lebih dinamis, aktif, sebagai bentuk perhatian penuh mahasiswa pada materi yang diajarkan dosen.

By: Panca Dias Purnomo
Presiden BEM FPIK UNDIP 2010
pancadp@gmail.com

Kamis, 04 Februari 2010

PELANTIKAN KABINET SEMANGAT BARU BEM FPIK 2010

Kamis 4 Februari 2009 adalah hari yang bersejarah bagi kepengurusan lembaga mahasiswa FPIK, khususnya Senat Mahasiswa, BEM FPIK, dan kedua himpunan mahasiswa jurusan yaitu HMIK dan KMP, karena tepat hari ini berkisar pukul 15.00 WIB adalah proses pelantikan bagi pengurus lembaga tersebut yang akan menjalankan tanggungjawabnya ditahun 2010 ini. Selain itu pelantikan berasa sangat istimewa karena dilantik langsung oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Prof.Dr.Ir.Johanes Hutabarat M.Sc, yang didampingi oleh PD3 FPIK yaitu bapak Ir. Nur Taufik, MappSc, beserta para dosen pembina kemahasiswaan fakultas, yaitu Ibu Ima, Pak Bogi, Pak Munasik, Pak Aris, dan Bu Uun, beserta kasubag bidang 3 FPIK, Ibu Yayuk yang sangat baik hati. Bahkan Bapak Dekan meyempatkan waktu khusus untuk melantik langsung disela-sela kesibukan beliau sebagai seorang dekan, staf ahli mentri DKP, dan ketua forum Dekan FPIK se-Indonesia. Momen bersejarah ini bertambah lengkap karena kehadiran semua pengurus inti dari keempat lembaga, sehingga pelantikan kali ini terasa mempunyai aura kekeluargaan dan keakraban antara masing-masing pengurus yang sangat erat dan hangat.

Alhamdulilah, berhasil dilantik yaitu ketua Senat Mahasiswa FPIK 2010 saudara Rico Hendrawan, ketua BEM FPIK 2010 saudara Panca Dias Purnomo, ketua KMP (Keluarga Mahasiswa Perikanan) saudara Handi Maksud, ketua HMIK (Himpunan Mahasiswa Ilmu Kelautan) saudara Tezar Rafandi. Proses pelantikan berlangsung dengan khidmat dan lancar, dimulai dari pelantikan Senat Mahasiswa terlebih dahulu oleh SM periode 2009, dilanjutkan pembacaan ikrar sumpah dipimpin oleh Dekan FPIK. Kemudian dilanjutkan pelantikan BEM FPIK, HMIK, dan KMP, setelah itu serentak ketua beserta jajaran pengurus inti lembaga eksekutif tersebut membaca ikrar sumpah pelantikan yang dipimpin langsung oleh Dekan FPIK.

Sumpah pelantikan berbunyi:

“Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa, kami berjanji akan melaksanakan tugas sebagai ketua, wakil ketua, dan anggota kemahasiswaan baik yang ada ditingkat jurusan maupun yang ada ditingkat fakultas perikanan dan ilmu kelautan dengan sungguh-sungguh dan dengan sebaik-baiknya serta dengan dedikasi tinggi dan tanggung jawab, menjaga nama baik almamater………….”

Pembacaan sumpah kepengurusan ini berasa sungguh membawa perasaan tersendiri bagi masing-masing fungsionaris lembaga mahasiswa, sebab sumpah yang dibaca ini sangatlah menghunjam kuat masuk kedalam hati sanubari dan pikiran terdalam. Sumpah yang telah dibaca atas nama Tuhan ini membaca konsekuensi yang berat, yaitu bahwa masing-masing pengurus lembaga dari ketua hingga mentri departemen harus mampu menjalankan amanah yang merupakan hasil pemberian mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan melalui pemilu, dengan sebaik-baiknya, sungguh-sungguh, mempunyai dedikasi tinggi dan tanggungjawab seperti lafaz kalimat ikrar sumpah yang dibaca. Rasa semangat, optimis, dan keyakinan yang membara muncul manakala mengingat potongan-potongan kalimat ikrar sumpah pelantikan tersebut. Azam yang kuat semakin membuncah dalam hati saya untuk memberikan kontribusi maximal melalui tenaga, pikiran, hati dan kekuatan saya untuk membangun FPIK Undip menjadi fakultas terbaik di Indonesia dan Undip. Lets do it together, that is our dreams.

Mimpi untuk memajukan FPIK tentu tidak akan terwujud jika semua pihak saling mementingkan kepentingan masing-masing, oleh karena itu koordinasi dan komunikasi yang baik antara SM, BEM FPIK, HMJ, UKM, dosen dan birokrasi kampus yang telah terjalin harus terus ditingkatkan dan diperbaiki. Saya sangat teringat jelas dengan kata – kata bapak Dekan FPIK saat akhir sambutannya, beliau mengatakan “Kibarkan bendera FPIK Undip di seantero Nusantara”. Kata – kata ini terngiang-ngiang terus dikepala saya, dan menjadi kata penyemangat, pelecut motivasi bagi saya dan teman-teman untuk berusaha keras, melakukan yang terbaik untuk mengibarkan bendera FPIK Undip di seluruh Indonesia. Membawa nama besar FPIK Undip berjaya dikancah universitas maupun nasional. FPIK!!!!Jayaaa!!!

Foto bersama Kabinet Semangat Baru BEM FPIK 2010 (dari kiri-kanan. Atas: Taufan Qoriadi (IK’07, Staff Ahli DEPLU); Renaldi Bahri (IK’07, Wakil Ketua); Panca Dias Purnomo (BDP’07, Ketua); Imam Purnama Sidi (BDP’07, Komisi Ahli); Aditya Kurniawan (THP’07, MENKEU); Adityo Permonowastu (OCY’07, Mentri DEPOL). Bawah: Rinay Tyta F (MSP’07, Mentri DEPT PSDM); Deti Kurnia S (OCY’07, Mentri DEPT KESMA); Aditya Eka S (MSP’07, MENSESNEG); Ari Giri Dwi K (IK’07, Mentri BSO RISTEK)).

Saya pribadi, melalui lembaga yang saya pimpin ini mempunyai mimpi untuk mewujudkan FPIK menjadi fakultas yang memiliki budaya riset tinggi, memajukan SDM didalamnya, dan meningkatkan peran mahasiswanya terhadap perbaikan kondisi masyarakat dan bangsa. Saya tidak mungkin melakukannya sendirian, butuh bantuan dan dukungan dari semua pihak khususnya semua elemen mahasiswa FPIK.

Hidup mahasiswa!!!

FPIK!!!!Jayaaa!!!

Salam Perjuangan

Panca Dias Purnomo

Ketua BEM FPIK UNDIP 2010

Pancadp@gmail.com




Selasa, 02 Februari 2010

Hukum Sebab-Akibat

“Jika Anda melakukan hal yang sama, maka hasilnya sama. Perubahan tidak akan terjadi sampai Anda mengubah penyebabnya”Rata Penuh
Seorang petani padi yang menginginkan hasil panen yang melimpah, berusaha untuk mengolah sawahnya dengan baik. Dimulai dari memilih bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama, pengairan, dan perawatan lain hingga akhirnya tiba saatnya untuk panen. Padi diwarat setiap hari untuk meraih hasil panen yang diinginkan. Jika seorang mahasiswa ingin meraih nilai A, maka ia harus belajar dengan sungguh-sungguh, banyak membaca buku dan catatan, memperhatikan setiap penjelasan dosen, berdiskusi dengan teman, dan ia harus menguras tenaga untuk meraih nilai A. Seorang ibu yang menginginkan anaknya menjadi anak yang dekat dengan Allah, maka ia harus mengajarkan nilai-nilai Islam sejak anaknya masih kecil, mendidiknya dengan kasih sayang dan tauladan, mengajarkan ibadah, dan dasar-dasar agama. Karyawan yang menginginkan kariernya di perusahaan terus menanjak, maka ia harus selalu bekerja keras dengan sekuat tenaga untuk meraih apa yang ia inginkan.

Seorang suami yang menginginkan kehidupan keluarganya indah dan harmonis, maka ia harus menghormati, mencintai, dan mencurahkan segenap perhatiannya pada istri, anak dan seluruh anggota keluarga lainnya. Keindahan mahligai rumah tangga tidak akan tercapai dengan kekerasan, tidak menghormati dan menghargai pasangan, saling merendahkan dan egois.
Hukum sebab akibat berlaku disetiap kondisi, tempat dan pada siapa saja meskipun mempunyai latar belakang, keyakinan, dan sistem nilai yang berbeda. Jadi, perbuatan mendatangkan hasil yang serupa. Hasil yang diperoleh tidak akan berubah selama tidak ada perubahan pada perbuatan yang dilakukan. Usaha sama dengan hasil.

Jika Anda ingin bahagia, carilah hal-hal yang pernah membuat Anda merasa bahagia. Ulangi hal-hal yang menyebabkan rasa bahagia, pasti Anda akan mendapatkan hal yang sama. Jika Anda ingin khusyuk ketika sholat, ingatlah saat dimana Anda merasakan Allah sangat dekat dengan Anda dan hati Anda bergetar karenanya. Ulangi sebab-sebab yang sama, niscaya Anda akan merasakan hal yang sama. Sebaliknya, jika Anda mengulangi pikiran negatif dimasa lalu, maka Anda akan merasakan perasaan negatif yang sama seperti dahulu. Lebih dari itu, perilaku Anda akan negatif juga.

Allah jadikan segala sesuatu mempunyai penyebab supaya manusia bisa memahami makna segala sesuatu. Dengan demikian ia mampu belajar bagaimana tumbuh dan maju dalam kehidupan.

Semua hukum bekerja dengan teratur dan aktif. Sebab, hukum tersebut bekerja bersama Anda sesuai pikiran Anda. Jika kita menghendaki perubahan dalam hidup dan mengimpikan hidup bahagia maka yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengubah pikiran. setelah itu, kita lakukan sebab-sebab baru yang memberi semangat untuk maju dan menggapai hasil yang kita inginkan.

by: Panca Dias Purnomo

PIKIRKAN DAN SYUKURILAH

Artinya, pikirakanlah setiap anugerah yang Allah berikan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.
“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya” (QS. Ibrahim: 34)

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.

“Dan, Dia menyempurnakan nikmatNya kepadamu lahir dan batin” (QS. Luqman: 20)
Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan, dan dua kaki.

“Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?”(Ar-Rahman: 13)

Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak diatas betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah?

Maka sadarilah, betapa hinanya kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara disekitar Anda masih banyak yang tidak tidur karena sakit mengganggunya?Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang disekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit?

Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dasyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.

Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit?apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu?maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung?

Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaa tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensykuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah!

“Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.” (QS. Adz-Dzariyat:21)
Pikirkan dan renungkan apa yang ada dalam diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia disekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan
“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya”(QS.An-Nahl:83)

La Tahzan
Dr. Aidh al-Qarni

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu