Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Minggu, 20 Maret 2011

Kuliah Pertama di LCI


Hari Pertama Kuliah di LCI

Kamis, 17 Maret 2011

Hari ini adalah kuliah pertama kami setelah kemarin kami diuji placement test untuk mengetahui dimana level kelas kami. Aku bersiap berangkat pagi ini, berjalan kaki dari rumah menuju jalan raya tempat perberhentian bus. Aku berjalan bersama teman ku satu rumah, seperti yang sudah aku ceritakan, aku satu rumah dengan Ansar, anak SULTENG, mahasiswa ITS. Kami berjalan cukup jauh agar bisa sampai di Main Street. Kami memakai Jaket Hijau seragam IELSP 8 Virginia Tech hari ini. Kami memakai penutup kepala, syal, dan kaos tangan karena meski tidak ada salju, udara disini sangat dingin sekali. Wajah dan mulutku juga kering serta kasar, keliatan merah – merah tidak seperti biasanya.

Kami berjalan cukup jauh hingga sampai ke perempatan dengan traffic light nya disana. Kami berdiri di tempat yang telah disediakan, tempat dimana bus akan menurunkan dan menaikan penumpang. Seperti yang sudah aku ceritakan, bus disini tidak berhenti di sembarang tempat. Kami menunggu agak lama, karena sebenarnya kami tidak mengetahui dengan pasti jadwal kedatangan bus yang bisa mengantar kami sampai ke kampus. Akhirnya bus yang ditunggu datang. Kami turun di dekat War Memorial, semacam tugu peringatan perang atau apalah, aku kurang begitu paham. Ada patung dan tugu batu disana. Kemudian kami berjalan menuju tempat pemberhentian bus selanjutnya yang akan mengantarkan kami ke LCI, di dekat University City Boulevard. Karena baru pertama kali naik bus menuju kampus, kami masih kebingungan bus mana dan dimana yang seharusnya kami naiki. Akhirnya kami memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu kepada seseorang yang sedang berjalan melewati kami. Ada seorang cewek datang, aku langsung menyapa dan bertanya, ehhh tidak disangka – sangka dia orang Indonesia juga, Bunga namanya, dia tinggal di Jakarta, dan sekarang kuliah di VT jurusan teknik mesin. Dia sudah sejak high school disini. Setelah bercakap lumayan sebentar, kami melanjutkan perjalanan menuju bus selanjutnya. Singkat cerita, kami telat masuk ke kelas, kami terlambat sekitar 6 menit. Huffftt, hari kuliah pertama yang tidak terlalu mulus awalnya..

Semua mahasiswa di LCI adalah mahasiswa internasional, mereka dari seluruh penjuru dunia, Asia, Afrika, TImur Tengah, namun aku belum ketemu mahasiswa dari Eropa. Kebanyakan mahasiswa yang kuliah di LCI, mereka adalah mahasiswa yang akan kuliah atau mendaftarkan diri di VT, sebab syarat masuk VT TOEL score nya harus 550. Setelah kami memperkenalkan diri, pelajaran dimulai. Di kelas grammar, aku belajar lagi mengenai present tense, past tense, dan present perfect tense, seperti masa SMK dulu, namun entah mengapa kali ini harus memeras memory agar benar – benar memahaminya. Kelas pertamaku di USA, kesan pertama adalah : tepat waktu, mahasiswa di tuntut aktif dalam diskusi, sangat terbuka, rileks, prosesor dengan senang hati menjawab pertanyaan mahasiswa, dan mahasiswanya pun tidak malu untuk bertanya. Kelas yang aktif dan terbuka. Kemudian aku tahu, semua kelas disini, setiap professor pasti memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah, dan memberitahukan halaman mana yang harus dibaca oleh muridnya malam harinya. Kelas dimulai, istirahat, dan berakhir sangat tepat waktu, sang professor benar benar sangat memperhatikan waktu mengajarnya.
Setelah kelas grammar selesai, aku haru segera masuk ke kelas reading dan writing. Aku satu kelas dengan orang yang berbeda meski ada beberapa yang sama. Professor yang mengajar dikelas grammarku sangat gaul sekali, mulai dari gayanya, bajunya, dan bicaranya. Beliau sangat menyenangkan dan sering membuat kami tertawa. Memuai kelas grammar, kami diberi novel tebal, dan kami diberi tugas untuk menjawab pertanyaan di kertas yang dia beri yang jawabannya ada didalam novel tebal itu. Jadi, kami harus membaca dan memahami novel itu dengan baik. Tantangan yang lumayan menegangkan, membaca novel berbahasa inggris dan memahami maknanya. Hal pertama yang diajarkan oleh professor dikelas reading dan writing adalah plagiarism. Di Amerika, terutama di dunia pendidikannya, sangat ketat menerapkan hukum tentang plagiarism. Hal itulah yang ditekankan oleh profesorku agar kami jangan sekali kali melakukan hal itu karena hukumannya sangat berat. Sama seperti di kelas grammar, profesorku juga memberikan banyak tugas untuk dikerjakan atau pun hanya untuk dibaca dan dipahami dirumah.

Aku harus melanjutkan kuliahku lagi di gedung lain setelah kelas grammar dan reading selesai. Kami, mahasiswa IESLP akan mendapatkan kelas tentang English for ecademic purpose. Kelas ini akan berisi mengenai cara, metode belajar dan memahami kebudayaan amerika. Kami akan diberikan petunjuk bagiaman menjadi mahasiswa yang baik dan berkualitas di amerika. Tidak seperti kelasku yang lain, disini nantinya tidak akan banyak pekerjaan rumah, selain itu kami hanya akan kuliah sampai hari kamis untuk kelas ini.

Setelah semua kegiatan di kampus selesai, kami berencana akan mengunjungi Cristiansburg, kota selain Blacsuburg, yang mempunyai mall yang cukup besar dan menjual banyak barang disana. Kami beramai – ramai naik bus menuju perpustakaan VT. Disana kami akan menunggu bus lain yang akan mengantarkan kami hingga sampai ke Cristiansburg. Bus yang kami tunggu tidak datang juga padahal sudah melebih jadwal yang tertulis di pamphlet jadwal bus. Terlalu lama menunggu membuat kami bosa, kemudian biasalah kami saling berfoto ria untuk menghilangkan bosan. Sedang aku, mencoba untuk membaca halaman demi halaman novel yang baru saja aku dapatkan dari kelas reading tadi pagi. Aku mulai membaca novel dengan judul Maximum Ride dimulai dari halama pertama dan selanjutnya. Ternyata, aku sama sekali tidak mengerti maksud dari novel ini krena banyak kata yang tidak aku mengerti. Cukup berat aku memahami arti novel ini. Mau tidak mau aku harus menggunakan kamus untuk memahami novel ini, dan tentu tidak sekarang, karena aku tidak membawa kamus.

Tidak disangka, ada seorang bapak yang mendekati kami, dan memperkenalkan diri bahwa beliau dari Indonesia. Pak Ony namanya, beliau mahasiswa PHd di Teknik Penerbangan VT. Beliau mendapatkan beasiswa dari Fullbright. Senangnya kami bertemu orang Indonesia disini. Beliau sangat baik dan sangat membantu kami dalam memahami lebih dalam mengenai VT, selain itu kami juga banyak berbincang mengenai banyak hal. Menyenangkan sekali memang bertemu orang dari Negara sendiri di perantauan yang jauh. Kami ibarat teman senasib dan seperjuangan. Hehe. Tidak lama, istri pak Ony datang, beliau Bu Tami namanya, tinggal bersama suami di perantauan juga. Beliau tinggal di Blacsburg sudah hampir 3 tauun, anak-anak mereka juga tinggal disini. Diujung perbincangan kami sepakat untuk bertemu di tempat ini lagi untuk kemudian pergi ke masjid untuk jumatan besok hari.

Karena menunggu bus terlalu lama, beberapa temanku memutuskan untuk tidak ikut pergi ke Cristiansburg, mereka pulang ke rumah masing masing. Begitu juga aku, memutuskan untuk pulang. Sampai di rumah, aku tidur karena mataku sudah sangat terasa sangat berat. Tubuhku masih harus menyesuaikan dengan perbedaan waktu yang sangat jauh antara Indonesia dan USA.

Bangun sari tidur, Mason sudah pulang. Dia mengajak teman – temannya berkumpul di rumah, dia akan membuat pesat bir.. wooo mengerikan. Dia membelikanku pizza, dia bilang pizza yang dia beli tidak mengandung pork, jadi bisa aku makan. Dia memang orang yang sangat baik. Aku duduk di dapur bersama dengan teman – teman mason yang lain, ada Cris, Dunn, dan James. Mereka sedang memasak sesuatu di kompor, dan banyak botol bir kecil diatas meja, mereka bilang mau mencampur2kan bir kedalm tabung yang nantinya akan diberi fermentasi agar bir terasa lebih enak. Disela aktivitas mereka, kami berbicang bincang banyak hal, mulai dari tsunami jepang, reactor nuklir, budaya daerah Indonesia, dan banyak hal. Aku bertanya tentang kebudayaan dan system pendidikan di USA kepada mereka, mereka adalah mahasiswa VT. Aku semakin antusias saat aku ditanya mengenai Indonesia dan kebudayaannya, aku menjelaskan kepada mereka dengan sangat bersemangat. Aku pun membawakan mereka buku panduan kunjungan ke Indonesia yang aku bawa dari rumah, dan beberapa souvenir khas jawa yang aku bawa. Mereka terheran dengan barang yang aku bawa, dan menanyakan fungsinya untuk apa. James, salah satu teman Mason bahkan sudah mempunyai rencana berlibur ke Bali, Indonesia.

Selesai mengobrol, karena sudah malam juga, aku meminta ijin untuk tidur..dari kamar aku masih mendengar mereka mengobrol hingga sepertinya sampai larut malam. Dasar orang amerika, hehe…aku harus segera tidur dan bangun dini hari karena aku masih punya banyak tugas untuk dikerjakan..semangat, besok ada kuliah lagi..
Pengalaman yang sangat berharga hari ini, semakin banyak aku paham mengenai system pendidikan di Amerika, kebudayaannya, dan kehidupan sosial orang2nya..Ambil yang baik dan buang yang buruk.

4 komentar:

  1. sangat mengesankan! terima kasih atas coretannya....

    BalasHapus
  2. Makasih dek, coretan gak jelas....hehe
    kalau ada manfaatnya, terimakasih ya

    BalasHapus
  3. wow, dapet gambarannya nh, aku juga mau daftar yang cohort 10 soalnyaa, makasih uda nulis :))

    BalasHapus
  4. Sama-sama, masih banyak tulisan saya tentang pengalaman selama dapet beasiswa IELSP di Virginia Tech. Semoga sukses untuk cohort 10 nya ya,
    Goodluck

    BalasHapus

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu