Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Selasa, 04 Desember 2018

Drama Menyapih

Ada cerita yang ingin sekali aku tulis, biar suatu ketika anakku tau bagaimana jalan ceritanya hingga ia menjadi anak yang mandiri. Aku ingin menulis tentang drama cerita menyapih anak, yang genap berusia 2 tahun pertengahan November lalu.

Menyapih berasal dari kata dasar sapih, yang artinya henti. Jadi menyapih, artinya menghentikan anak menyusu ASI setelah 2 tahun. Sudah menjadi siklus alam selama ribuan tahun bahwa setiap manusia yang sudah berusia 2 tahun harus berhenti menyusu ASI dari Ibunya. Kenapa?, aku kira jika googling alasannya secara ilmiah pasti akan ketemu banyak jawabannya. Aku gak tau secara ilmiah apa alasannya--silakan googling sendiri--tapi menurut logikaku sendiri, kualitas ASI dari Ibu itu semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia anak. Jika anak terus menyusu dari Ibunya maka bisa berefek buruk terhadap si anak sendiri. Bahkan beberapa kali, orangtuaku bilang, entah ini tahayul atau beneran ilmiah, anak yang masih nyusu sampai lebih dari 2 tahun bisa menyebabkan keterbelakangan mental anaknya sendiri. Rasullulah katanya juga pernah bersabda bahwa anak yang sudah 2 tahun harus disapih dari Ibunya.

Dan, kamu tau?. Menyapih itu ternyata bukan perkara sederhana dan mudah. Ada anak saudara yang sudah tidak menyusu dari sejak bayi, karena misalnya beberapa faktor. Salah satunya misal karena saat bayi ASI Ibu tidak keluar dengan lancar, atau ASI tidak produktif lagi meski anak masih bayi sehingga mau tidak mau harus digantikan susu formula. Tidak harus menunggu dua tahun, anak dengan kondisi seperti ini, jauh lebih mudah disapih. Bahkan mungkin tidak perlu usaha ekstra untuk menyapih. Kondisi membuat dan memaksanya untuk berhenti ASI dan si anak tidak komplain sama sekali.


Beda dengan anak yang mendapatkan susu eksklusif dari Ibunya hingga usia 2 tahun, untuk menghentikannya butuh usaha yang benar-benar tega dan berat. Alhamdulilah, anakku mendapatkan kesempatan untuk bisa minum ASI hingga usia 2 tahun. Aktifitas menyusu/ "nenen" sudah menjadi kebiasaannya. ASI adalah candu. Kata istri saya bahkan nenen tidak sekedar untuk menghilangkan dahaga atau lapar anak, tapi untuk menenangkan perasaannya. Anak nangis, dikasih nenen diem. Bangun tidur, rewel kasih nenen tenang. Mau tidur rewel, dikasih nenen langsung lelap. Nenen adalah obat, candu, sekaligus penghilang kegalauan bagi anak.

Wajar jika saat orang tua berusaha untuk memisahkan aktifitas ini yang sudah jadi segala-galanya bagi anak, anak pun jadi sakau, rewel, dan menangis (bentuk protes yang baru dia tau) sejadi-jadinya.

Tiba saat anakku usia 2 tahun, ibunya sudah bilang bahwa ia harus sudah berhenti ASI. Pertama kali dicoba, saat mau tidur siang, ia nangis sejadi-jadinya. Nangisnya tidak cuma nangis yang mengeluarkan air mata biasanya, melainkan nangis hingga berteriak dengan suara serak. Kalau kamu pernah liat anak kecil nangis model begini, perasaan yang muncul bukan cuma kasian tapi juga kengerian dan ketakukan. Takut dan ngeri kalau anak kita kenapa-kenapa. Jika sudah menangis sejadi-jadinya begini biasanya kita ajak untuk beraktifitas lain yang bisa menghilangkan pikirannya tentang nenen. Aktifitas lain itu yang ampuh adalah pergi jalan-jalan keluar. Syukur kalau ada motor, kalaupun tidak, jalan kakipun cukup. Jika sudah diajak keluar biasanya kembali kerumah dia akan happy, dan mau bermain apapun dirumah. Cukup untuk menghilangkan galaunya untuk nenen. Biasanya jika sudah ngantuk, saat naik motor atau digendong ia pun akan tertidur.

Saat malam tiba, kondisinya akan semakin mengerikan. Kita akan menunggunya hingga benar-benar capek. Sebelumnya saat masih nenen, jam 9 atau jam 10 ia sudah biasa tidur. Tapi ketika disapih, kita harus menungguinya bermain hingga ia sendiri merasa benar-benar gak bisa nahan kantuknya. Bisa sampai jam 11 atau bahkan 12 malam. Dia ini belum tau caranya untuk tidur sendiri, meski tau kalau mau tidur. Jadilah nangis, karena nangislah satu-satunya cara yang ia tau untuk mengatakan bahwa ia ngantuk, pengen tidur tapi gak tau caranya tidur gimana (yang sebelumnya tinggal nenen terus bobok). Ia akan rewel, nangis, merengek, dan meronta sejadi-jadinya. Pernah karena terus merengek, aku gendong,  dan berkali kali dia meronta hingga aku beneran takut kalau ada apa-apa dengan tulang punggunya. Ia berontak dan menolak. Atau pernah karena mungkin dia sudah ngantuk dan gak tau caranya tidur, berkali-kali dia ngajak untuk ke dapur minta air putih, ngajakin jalan-jalan keluar meski sudah tengah malam, dan sesekali minta nenen. Kondisi begitu membuat aku jujur kadang gak tega, tapi harus dilakukan demi kebaikan anak kita sendiri.

Jika sudah benar-benar capek, merengek berkali-kali, maka biasanya saat digendong ia akan terlelap. Saat awal-awal kami menyapih, pernah ia tidur digendonganku dan karena sebelumnya nangis kejer, ia tidur sambil sesenggukan. Bener-bener sesenggukan yang gak habis-habis meski berhasil aku pindahkan ke kasur. Saat aku mau berangkat kerja, ia terbangun mendegar suara mesin motor lalu berlari didepan pintu. Sambil nunjuk aku dan bilang "Ayah". Aku haru sekaligus kawatir karena ia tidur larut malam dan bangun pagi serta melihat matanya yang sembab karena nangis semaleman.

Pernah juga waktu awal-awal disapih ia malah panas dan sakit batuk-batuk hingga berhari-hari sehingga program menyapih pun kami batalkan sementara. Bahkan pernah pakai kopi segala, biar gak mau lagi nenen. Hingga akhirnya setelah 2 tahun 2 minggu program sapih kami lanjutkan kembali, tentu setelah batuknya hilang.

Program sapih ini telah kami lakukan mungkin sekitar 4 hari ini dan membuat jam tidurnya jadi berantakan. Memang perlu waktu untuk memisahkan dirinya dengan ASI, dan membiasakan dirinya dengan kebiasaan tidur baru, ya tidur tanpa harus nenen lebih dulu. Tidur siangnya bisa jadi dimulai jam 3 sore, tidur malamnya dimulai dari jam 12 malam. Sampai saat ini ia belum bisa menemukan metode gimana untuk tidur sendiri, tapi aku yakin pelan-pelan ia akan tau. Karena saat ini, jika naik mobil ia sudah bisa tidur sendiri tanpa bantuan nenen. Tinggal butuh waktu dan pembiasaan hingga ia tau bagaimana menidurkan dirinya sendiri diatas kasur saat jam tidurnya tiba.

Well, begitulah. Menyapih itu memang perkara yang tak mudah tapi dengan ketegarana hati semua bisa dilalui.


-Catatan Perjalanan Hidup-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu