Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Senin, 19 Desember 2011

Surat Untuk Adik-Adikku

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....

Demi Dzat yang hatiku ada digenggaman-Nya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Semoga keberhakan dan kesehatan selalu tercurah kepada adik-adiku tercinta. Semoga jalan kehidupan kita selalu terang, seterang mentari di siang hari yang menuntun kita menuju Syurga Illahi. 

Aku harap kalian dapat meluangkan waktu barang sedikit untuk membaca  keseluruhan isi surat ini, kata demi kata...

Adik-adikku.......
Tahukah kalian, apakah hal yang paling membahagiakan seorang kakak?
Yaitu ketika melihat adik-adiknya tumbuh besar menjadi manusia dewasa yang senantiasa bermanfaat untuk lingkungannya. Bahagia tidak terkira ketika melihat adik-adiknya menjadi pribadi yang mandiri. Melihat, adik-adiknya mulai bisa mengambil keputusan sendiri tanpa harus didampingi. Pergi sendirian tanpa rasa takut akan tersesat. Belajar dengan rajin tanpa perintah. Berani mengutarakan pendapat dan mengorganisir orang lain tanpa rasa canggung dan ragu. Melihat adik-adiknya tumbuh besar, dewasa, mandiri, dan menjadi seorang yang bermanfaat adalah hal yang paling membahagiakan menjadi seorang kakak. Adik-adik yang membuat bangga, sekaligus sumber tangis dalam keharuan kakaknya.


Adik-adikku.....
Setiap kakak pasti akan memberikan apapun yang terbaik untuk adik-adiknya......meskipun, tidak ada ikatan darah antara keduanya. Seperti Asy-Syaima, saudara perempuan sepersusuan Rasullullah, yang menjaga dan merawat Rasullalah ketika masih kecil di tengah padang pasir kaum Baduwi, meski tidak ada hubungan darah antar keduanya.
Ikatan darah terkadang tidak harus selalu menjadi dasar hukum seseorang disebut bersaudara. Benar bukan?

Semakin bahagia dan banggalah hati seorang kakak yang semenjak adik-adiknya kecil, ia bina, jaga, dan didik sebaik mungkin hingga suatu saat melihat adik-adiknya tumbuh menjadi seorang yang berilmu dan bermanfaat.  Aku sungguh bahagia dan bangga saat melihat kalian tumbuh besar seperti sekarang......Semoga kalian pun begitu.

Adik-adiku, 
Aku masih saja ingat ketika aku bertemu dengan seorang guru sekaligus kakakku sendiri yang berkata kepadaku "Jadikanlah, adik-adikmu seperti apa yang kamu harapkan. Atau bahkan jauh melebihi apa yang kamu harapkan". Semenjak itu, aku berusaha sekuat tenagaku untuk memberikan apa yang aku bisa dan punya untuk adik-adiku. Agar mereka menjadi seperti apa yang harapkan, bahkan melebihi apa yang aku harapkan. Semangat dan motivasi itu yang harusnya kita bangun adik-adiku. Demi untuk melihat suatu saat adik-adik kita menjadi seperti yang kita harapkan, maka bahagialah dan banggalah kita. Semoga kalian pun mewarisi semangat ini untuk adik-adik kita selanjutnya...

Adik-adiku, 
Suatu ketika, aku bertemu dengan seorang kakak, kakak kalian juga. Dia bercerita tentang betapa beratnya dunia diluar sana. Dari ceritanya, aku pun semakin sadar bahwa salah satu ikatan yang dapat memperingan langkah kita dalam memasuki  dunia luar yang sebenarnya itu adalah "persaudaraan". Persaudaraan yang kita tumbuhkan bukan karena hubungan darah dan daerah, tapi persaudaraan yang kita tumbuhkan karena kuatnya hubungan batin dalam kesamaan nasib dan perjuangan. Persaudaraan itu lah, adik-adiku, yang akan membantu meringankan langkah-langkah kakiku, kalian, dan adik-adik kita selanjutnya dalam mengarungi dunia luar yang berat dan kompetitif itu...Semoga kalian mewarisi semangat ini, semoga kalian pun begitu....

Adik-adiku...
Tahukah kalian mengapa peradaban-peradaban besar yang pernah tercatat di muka bumi ini hancur berkeping-keping?Persia, Romawi, Mesir, dan bahkan Majapahit hancur ditelan sejarah karena setiap orang didalamnya saling berebut pengaruh dan kekuasaan. Setiap orang merasa berhak menjadi pemimpin bagi yang lain. Setiap orang merasa lebih pantas didengarkan dan diikuti dibandingkan yang lain. Setiap orang mempertahankan ego-nya masing-masing, menganggap paling benar dan salah, pihak lain. Mereka saling beradu, beradu apa saja yang bisa mereka adu. Yang berkuasa sewenang-wenang menggunakan kekuasaannya, enggan menerima masukan dan saran dari sebayanya, apalagi bawahannya. Akhirnya, kerajaan-kerajaan besar itu runtuh karena pertikaian dari dalam kerajaan itu sendiri, bukan karena serangan pihak luar. 

Presiden pertama negeri ini, pernah berkata "jangan sekali-kali melupakan sejarah", maka benarlah apa yang beliau katakan, bahwa kita dapat belajar dari sejarah, belajar dari pendahulu kita, belajar dari nenek moyang manusia...

Setiap perselisihan, perbedaan pendapat, perbedaan pandangan, adalah bagian dari dinamika hidup untuk menemukan yang terbaik dan maslahat untuk semuanya. Ingatlah ada kepentingan yang jauh lebih besar dibandingkan egosime dan pendapat pribadi, yakni kepentingan almamater, bangsa, dan agama. Bukankah, sejarah  mulia Islam pun tidak lepas dari perbedaan pandangan dan terkadang perselisihan?jadilah bijaksana dengan perbedaan.

“......Janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara” [Ali-Imran ; 103]"

Adik-adiku....
Seorang biksu di Tibet, pernah mengatakan "Orang yang semakin tahu, sebenarnya ia semakin tidak tahu". Orang yang banyak belajar, menggali dan menyerap sumber-sumber ilmu, maka semakin lama orang itu akan merasa menjadi orang tidak berilmu. Semakin dipelajari ilmu, semakin ia menjadi luas. Orang berilmu, sejatinya adalah orang yang menganggap dirinya banyak tidak tahu. Maka, jika ada yang mengatakan bahwa ia yang paling tahu, maka sebenarnya ia adalah orang yang paling tidak tahu. 

Karena itu, janganlah keras dengan pendapat sendiri, karena terkadang kerasnya pendapat kita itu, karena rasa kesombongan bahwa kita yang paling tahu.Bermusyawarahlah, berkomuikasilah, dan berprasangka baiklah dengan orang-orang disekeliling kita; kepada kakak kita, adik-adik kita, dan teman-teman kita. Meskipun terkadang ego dengan kuatnya membungkus hati kita, tapi kepentingan yang lebih besar lah yang harus kita utamakan. Belajarlah meskipun terkadang sulit.

Semoga kalian mewarisi semangat dan nilai itu..........

Adik-adiku,
Tidak ada hal lain yang diinginkan oleh seorang kakak dalam membimbing adik-adiknya  selain harapan adik-adiknya dapat meyakini satu nilai yang mendasari mereka dalam bergerak dan beraktivitas...yaitu nilai (value) yang kuat, yang terpatri didalam hati dan pikiran adiknya, bahwa aktivitas mereka adalah kontribusi membangun generasi emas, demi terciptanya peradaban mulia dimuka bumi ini. Bukan, jabatan, kekuasaan, pengaruh, ketenaran, apalagi egoisme pribadi yang mendasari aktivitas-aktivitas itu. Bukan!!!

Ini semua tentang kita, almamater kita, bangsa kita, negara kita, agama kita, bukan "aku-isme" kita!!!

Tiada kalimat yang paling membahagiakan seorang kakak yang dia dengar dari adiknya selain kalimat "Adik-adik kita selanjutnya juga akan mewarisinya, kak". 

Akhirnya Adik-adiku yang aku cintai.... 
Kemampuan kakakmu untuk mendampingimu semakin terbatas termakan waktu dan usia. Kakakmu bisa pergi kapan saja. Karena itu, buatlah kalian juga bisa menjadi kakak yang baik kepada adik-adik kita selanjutnya. Jadilah kakak yang selalu membimbing, mengayomi, dan menjaga adik-adiknya dengan sepenuh rasa dan cinta, demi terciptanya generasi emas manusia. 

Kalimat dari Rasullah ini bisa kita jadikan renungan:
"Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, seseorang tidak beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" ~ Nabi Muhammad SAW

Wassalamualaikumwarahmatullahi wabarakatuh...

Panca Dias Purnomo

2 komentar:

  1. Mas, bagus banget, numpang copas boleh untuk sebar inspirasi ke adik2 bahkan teman2 yang lain? C:

    BalasHapus

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu