Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Rabu, 06 April 2011

Hujan Salju di Kampus Virginia Tech


Assalamualaikum wr wb.

Keselematan dan kesejahteraan selalu tercurahkan kepadamu wahai saudara-saudaraku dan semoga Allah selalu menunjukan jalan kebenaranNYA kepada kita. Begitu indah persaudaraaan yang telah terjalin ini, semoga tidak akan pernah padam sampai kapanpun jua. Ah, aku jadi teringat sabda nabi yang sering aku dengar dan baca dari buku, yang pada intinya bahwa setiap muslim adalah saudara. Sesama saudara harus saling mendoakan dan menasehati dalam kebaikan.

"very excited", dua kata itulah yang tepat menggambarkan sikap seseorang saat melihat hal baru atau berada tempat baru yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Dua kata itu pulalah yang terucap dari seorang senior ketika dia melihat tingkah laku aku dan teman-temanku saat pertama kali tiba di Kota Blacksburg. Memang benar, sangat menarik dan mengherankan: Mempesona. Aku melihat berbagai macam hal yang sangat mengesankan di kota ini, sehingga tidak heran ketika pertama kali melihat hal tersebut aku langsung berdecak kagum keheranan. Aku sangat mengagumi kota kecil ini dan semua yang ada didalamnya. Ya bisa dikatakan semuanya meski tidak semua aku kagumi. Mayoritas iya. Aku ibarat berada di dunia yang benar-benar baru, sangat berbeda dengan duniaku sebelumnya. Bahkan perasaan bahwa aku berada di dunia yang berbeda sering terbawa sampai sebelum aku tidur. Semua yang aku alami dan lihat disini adalah sesuatu yang baru. Setiap orang yang aku lihat disini, kebanyakan bertubuh besar dan berambut pirang. Gedung, jalan, kendaraan, toko, tempat makan yang ada disini jauh berbeda dengan tempat dimana aku lahir dan besar. Cuaca, kampus, perpustakaan, ruang kelas juga sangat berbeda. Sangat. Semuanya berbeda (aku ulangi lagi). Termasuk satu hal yang sangat aku nantikan, kagumi, dan impikan : SALJU. SALJU adalah hal yang sangat mustahil ditempat aku lahir dan besar. Tidak pelak jika aku belum pernah sama sekali memegang dan melihatnya secara langsung kecuali hanya melalui layar televisi. Bisa dibayangkan bukan, begitu sangat senangnya dan sangat kagumnya, ketika aku melihat secara langsung benda langka di negaraku itu turun dari langit. Aku bisa merasakan betapa dinginnya ia. Deskripsinya sama seperti yang ada ditelevisi.

Aku turun dari bus waktu itu, tepatnya di depan Newman Library, di hari Jumat. Aku akan berganti bus selanjutnya menuju ke masjid tempat dimana aku biasanya menunaikan shalat jumat berjamaah dengan saudara muslimku di kota Blacksburg. Angin dingin bertiup menerpa tubuhku, membuat seluruh tubuh ini menggigil kedinginan seakan mau beku. Segera aku keluarkan penutup kepala dan sarung tangan serta syal, kemudian memakainya secepat mungkin. Aku tidak tahan terlalu lama dengan cuaca seperti ini. Seiring aku berjalan menuju ke pemberhentian bus selanjutnya, rintikan serpihan air jatuh dari langit. Awalnya aku pikir hanya hujan biasa seperti dinegaraku, hanya bedanya air hujan disini jauh lebih dingin. Namun, kelamaan serpihan yang aku kira hujan itu berubah menjadi berwarna putih dan terlihat jelas. Aku bisa memegang serpihannya yang jatuh diantara jaketku. Bentuknya persis seperti serutan es batu yang sering digunakan di eskrim anak-anak itu. Seketika itu juga, otaku langsung menyimpulkan bahwa ini adalah SALJU, benda terlangka di tempat kelahiranku.

Bagaikan anak kecil yang baru saja dibelikan mainan oleh ayahnya, aku langsung keluarkan kameraku dan mulai merekam butiran-butiran putih yang jatuh dari langit itu. Aku terus merekam dengan tidak henti-hentinya tersenyum dan bersyukur didalam hati. Bukannya ingin melebih-lebihkan, tapi inilah yang aku rasakan. Semua perasaan tercampur aduk tidak karuan, senang, heran, dan kagum menjadi satu sehingga justru muncul ketidakpercayaan bahwa saat itu aku sedang berada tepat dibawah runtuhan butiran salju. Saat itu, seperti didalam mimpi, yaa mimpi yang menjadi kenyataan. Melihat hujan salju secara langsung. Memang hanya butiran kecil saja, dan tidak banyak seperti ditelevisi itu. Tidak sampai menutup jalanan dan gedung-gedung menjadi putih olehnya. Namun, setidaknya ini, seumur hidupku inilah hujan salju pertama yang aku alami. Aku melihatnya secara langsung. Sampai rasa dingin pun tidak aku rasakan karena saking senangnya. Mungkin, saat itu, suhu diluar mencapai 0 derajat celcius. Sangat dingin. Rasa ketidakpercayaanku mampu mengalahkan dinginnya udara dan hujan salju yang datang. Terkadang kondisi emosi secara tidak sadar mampu membuat fisik manusia melakukan sesuatu diluar batas nalar. Mungkin itulah yang terjadi dihari Jumat siang itu saat seorang ndeso bin katrok melihat hujan salju pertama kali sepanjang hidupnya.

Itu akan menjadi peristiwa menyejarah dan takakan terlupakan sepanjang hidupnya. Semuanya bagaikan mimpi. Subhanallah. Aku sedang tidak me-lebay-kan diri, aku hanya ingin mendalami makna dari setiap detik perjalanan hidup ini..hehe. Selamat mendamali hidup.....^^

Wassalamualaikum wr wb,
Panca DP

Blacksburg, VA
10.08 p.m.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu