Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 27 April 2012

Never Thought to be MC

Becoming a MC (master of ceremony) in very formal conference was never i thaught before. Especially if the language is English. I never ever asked to be that profession. Honestly, I still nerveous and unconfident if someone asked me to speak in English due to my speaking skill is not as good as my friends who ever got scholarship abroad or got high TOEFL score. Yes, I ever did get scholarship abroad, but my ability in speaking English wasn't that good. Seriously!. Oke, i might ever got scholarship and ever stayed for couple weeks in US, but i felt that my speaking skill didn't improve so much. My listening, reading, and writing occured improvement, at least, not so much, but not for my speaking skill. Sometimes, people opinion about our competency is bit annoying. I means that, i am not as good as people's thought.

Last night, one of my professor in my department texted me and asked me to become MC in general lecture which will be held by my department. It was little bit sucked, because as i said, i never become speaker or MC moreover who give words in english. NEVER. After i read her message, i took a deep breath for a while, and started thinking. Will i grab this offer?As if refuse her offer by making excuse?. I needed around fifty minutes looking my self in front of the mirror and talking  to mine reflection. Yes? or Not?. After considering alot of things, i said to my self that this was very great chance to improve my experience in the field of public speaking. I am often asked by several students body to be a speaker in their event and it is easy enought to say 'yes, i can', but this time, when my professor asked to be MC, i can't say as easy as i am used to. It is kind of weird and annoying. Hufft. But, then, finally, i replied her message, saying that 'yes, i can to be MC'. My world become little bit panicked and then i have to figure out how to be MC who saying full of english word. 

Rabu, 25 April 2012

Keep Moving; Perbanyaklah Aktivitasmu

Berkumpul atau bertemu dengan orang lain apalagi jika jumlah orangnya banyak bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan semangat kita. Jika semangatmu sedang menurun, tidak ada salahnya mencoba tips yang satu ini, yaitu berkumpulah dengan orang lain. Terutama orang-orang terdekat kamu atau orang-orang yang kamu anggap mempunyai semangat yang berlebih. Percaya atau tidak, sebuah riset yang pernah ditulis seorang ilmuwan AS mengungkapkan jika hidup seorang manusia sangat dipengaruhi oleh hidup orang lain disekitarnya. Secara tidak langsung maupun langsung, emosi dan mood kita dipengaruhi oleh kondisi emosi dan mood teman-teman atau orang-orang disekitar kita. 

Contohnya, misalnya saat kita melihat teman-teman kita bersemangat dalam mengerjakan skripsi, maka kita pun akan menjadi bersemangat dalam mengerjakan skripsi. Ada transfer semangat dari sekeliling kita kedalam diri kita sehingga membuat akumulasi semangat yang terus bertambah-tambah. Itulah manfaat dari berkumpul dengan teman-teman dan banyak orang. Jika kamu terlalu banyak sendiri, maka kamu juga akan mudah menurun semangatnya. Semakin banyak 0rang disekitarmu akan semakin mempermudah dirimu meningkatkan semangatmu. Semakin sedikit orang disekitarnya, kamu akan mudah putus asa dan terjatuh. Karena itu, teman yang banyak, networking, dan seringnya berkumpul dan berbagi cerita kepada orang-orang disekitar kita akan membuat hidup kita selalu bersemangat. 

Selasa, 10 April 2012

Yang Paling Esensi Untuk Memperbaiki Kemahasiswaan Kita

Hari Sabtu kemarin, 07 April 2012, saya diminta memberikan presentasi kepada pengurus BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) di sebuah lembaga pelatihan dan pendidikan milik pemerintah, tidak jauh dari Tembalang. Panitia meminta saya memberikan presentasi tentang pembuatan program kerja dan peran kepemimpinan terhadap kinerja organisasi. Sebenarnya, 3 minggu sebelumnya, saat saya dihubungi panitia untuk memberikan presentasi mengenai topik itu, saya tidak langsung menyanggupi. Saya merasa, sebagai mahasiswa yang sudah memasuki masa pensiun, bahkan melebihi jatah waktu normalnya, saya tidak lagi pantas untuk memberikan presentasi tentang topik-topik seperti itu kepada pengelola organisasi mahasiswa. Ibarat produk, saya sudah expired, alias kadar luarsa. Namun, setelah saya pertimbangkan beberapa saat, saya mengiyakan permintaan panitia.

Saya rasa, masih banyak mahasiswa adik tingkat saya yang bisa dan mampu memberikan presentasi mengenai pengembangan organisasi mahasiswa dan kadernya di lingkup Universitas Diponegoro sekarang ini. Banyak adik tingkat saya, angkatan 2008 keatas yang juga kompeten mengisi acara organisasi mahasiswa. Sebagai mahasiswa yang sudah expired, memberikan presentasi dalam acara seperti itu, menurut saya, sudah bukan lagi saatnya. Sekarang ini, saatnya penerus-penerus dan generasi muda mengembangkan kemampuannya. Saatnya yang lebih muda yang berkarya. Sampai kapan yang lebih muda berkembang jika yang lebih tua masih saja eksis?. Well, itulah pula menurut saya bagian dari sebuah roda kaderisasi, dimana ada yang pergi dan ada yang mengganti. Kaderisasi yang sehat akan menghasilkan seorang dan banyak kader yang hebat, yaitu tepat pada waktunya dan tepat pada orangnya. 

Jumat, 06 April 2012

Bisa Dirasa Tak Bisa Dilihat (sebuah cerita)

Aku baru saja ingin keluar dari minimarket, tempat dimana aku selalu bisa mendapatkan semua barang-barang kebutuhan sehari-hariku. Minimarket ini seperti teman terakrab yang aku punya setidaknya sejak satu tahun belakangan ini. Aku juga sangat dekat dengan pemilik sekaligus penjaga minimarket ini yang adalah seorang Malaysia. Apalagi kami adalah saudara muslim, pertemuan kami di masjid setelah shalat Jumat dan pada pengajian rutin setiap Sabtu malam di masjid Al-Iman membuat kami semakin dekat. 

Sembari mendorong pintu minimarket, aku berteriak sekali lagi kearah temanku itu "Makasih ya teman!". Sambil sibuk melayani beberapa pembeli, dia menyahut teriakanku "you're welcome" serunya dibalik meja teller dibarengi senyum khasnya yang ramah. 

'Wussshhhh' dinginnya angin pergantian musim dingin menerpa wajahku seketika aku keluar dari minimarket. Suhu diluar seperti sekarang ini mungkin berkisar 5 derajat celcius. Aku langsung menutup kepalaku dengan kantong pembungkus kepala dibalik leher jaketku. Suhu dingin seperti ini membuatku harus sering-sering melumasi bibirku dengan minyak zaitun agar tidak menjadi terlalu kering dan pecah-pecah. Pernah sewaktu aku lupa membawa minyak zaitun, bibirku benar-benar menjadi korban dinginnya udara negara sub-tropis. Bibirku pecah-pecah, bahkan nampak merah karena berdarah. Sangat menyakitkan dan menyiksa. Itu membuatku tidak doyan makan selama 3 hari. Setelah itu, aku berjanji, tidak akan pernah lupa membawa botol kecil minyak zaitun sebelum musim dingin berlalu.

Minggu, 01 April 2012

Meritokrasi: Kesamaan Kesempatan dan Hak bagi Seluruh Manusia

Beberapa hari yang lalu, aku terlibat diskusi menarik dengan salah seorang temanku dengan topik awal "apakah Tuhan, Allah SWT. memberikan pilihan bentuk fisik tubuh kepada manusia saat IA akan menciptakannya". Diskusi ini sampai sekarang masih melekat di kepalaku karena sebelumnya aku membaca berita tentang perlakuan rasis yang dilakukan oleh sekelompok orang kepada orang lainnya. Atau misalnya keheran-heranan yang sering muncul dalam kepalaku saat mendengar gosip tentang perbedaan perlakuan kepada seseorang yang mempunyai latar belakang berbeda, contohnya latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, suku, dan fisik. 

Aku mempunyai jawaban yang berbeda dengan temanku tentang topik yang satu ini "Apakah Tuhan memberikan pilihan kepada manusia saat ia diciptakan". Aku mengajukan hipotesis; 'tidak'. Tuhan tidak memberikan pilihan dan karena itu, manusia tidak mempunyai pilihan saat ia akan diciptakan. Manusia tidak dapat memilih bentuk fisik yang diinginkan setelah lahir kedunia nantinya. Manusia tidak bisa memilih, misalnya, ingin berhidung mancung, berkulit coklat, rambut berwarna hitam, ataupun bermata biru. Manusia juga tidak mempunyai pilihan apakah ia akan menjadi manusia dengan ras Eropa, Afrika, atau Asia. Menurutku, yang pasti Tuhan telah mengetahui dan menentukan bentuk fisik terbaik untuk makhluk ciptaan-Nya. Bentuk yang sudah manusia dapatkan setelah lahir, itulah yang terbaik yang Tuhan kasih untuk manusia. Jika Tuhan memberikan pilihan bentuk seperti apakah yang diinginkan manusia saat ia akan dilahirkan ke bumi, mungkin semua manusia di dunia akan berwajah ganteng dan bertubuh proporsional seperti Tom Cruise atau berwajah cantik seperti Julie Estelle :-D. 

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu