Tabir

Ada satu bagian manusia yang barangkali tidak mungkin bisa diketahui oleh orang lain, bahkan mungkin oleh orang terdekatnya sekalipun. Beda dengan malaikat mungkin, yang semua bagiannya adalah cahaya. Bagian itu seperti titik yang tertutup tabir hitam. Tidak ada satu pun orang yang mampu memahami isinya. Atau lebih tepatnya tidak dapat dimengerti, tidak dipahami. Titik itu menjadi keunikan tiap orang, yang tidak masuk akal bagi orang lain. 

Hanya orang tertentu saja yang dapat memahami itu, yang sabar, dan mampu berkompromi dengannya. Dan pada akhirnya, hanya ada satu orang, yang akan melakukannya untukmu. Jika kau mau membuka sedikit tabir hitam itu dan membiarkannya menyentuhnya. Jika kamu tak mampu membukakan itu untuknya, biarlah ia dengan sabar menemanimu hingga waktu akan menunjukkan padanya cara berkompromi dengan caramu menyimpan tabir hitam itu.  

Waktu yang akan membuktikannya. Jika waktu itu tak lagi ada buatnya dan buatmu, mungkin ia memang tak pernah ada sejatinya untukmu. Aku kini menantikannya, bukan tentang ia yang terlihat lebih dari yang lain, bukan tentang ia yang ada dibayanganmu. Ini tentang ia yang mampu menemanimu dengan sabar, membantumu merawat tabir hitam itu dan tak memaksamu mati karenanya. Sekali kau membuka tabir hitammu, memaksanya, sama saja kau sedang membunuh dirimu sendiri. Karena kau tau, titik dalam tabir hitam itu seperti segel pembuka nyawamu sendiri. 

Dan yang aku tahu, aku hanya seorang manusia, bukan malaikat!.

-Catatan Perjalanan Hidup-