Acak

Dan pada akhirnya ini adalah hidup, ya sebuah panggung sandiwara. Manusia berdiri diatasnya sebagai pemeran utamanya. Semua adalah pemeran utama. Punya peran sendiri yang berbeda dari yang lainnya. Apa yang dialami setiap peran tak ada yang sama. Membentuk sebuah cerita yang telah ditulis oleh Sang Kuasa. 

Aku pun didalamnya, memainkan sebuah peran yang aku tak tau pangkal ujungnya. Akan sampai kapan?. Tak ada reka ulang peran. Terus berjalan tanpa henti, apapun hasilnya. Kadang harapan perlu dikendalikan, agar kenyataan tak begitu menyakitkan. Namun manusia tetap manusia, harapannya tak akan pernah padam. Akan ada saja. 

Sendiri mengenang cerita lama terkadang membahagiakan. Dibawah rindang pohon, tiupan angin semilir, dan sejuknya suasana. Masa dimana hidup terasa begitu bebas dan lepas, serta yang pasti tak ada kekawatiran tentang apapun. Begitu yakin tentang peran kehidupan. Hari-hari terisi dengan warna yang berbeda, menjadi manusia seutuhnya. Punya keluarga, teman, kekasih, pribadi, dan lingkungan sosial yang sempurna, ahh tak ada yang sempurna, hanaya-maksudku-membuat berasa benar-benar hidup. 

Tak ada yang pasti didunia ini selain ketidakpastian. Jika hanya memikirkan tentang kepastian, hanya kekawatiran yang akan ada. Khawatir apa yang kamu harapkan tentang kepastian tak juga ada. Kenapa tidak jalani saja seperti manusia umumnya, dan biarkan harapan menuju pada pangkalnya. 

Manusia tak benar-benar punya pilihan. Terkadang, ia bisa sesumbar bingung memilih yang mana. Padahal, sejatinya ia hanya punya satu dan mau tak mau harus menjalaninya. Beginilah akan tiba pada akhirnya?. 

Dimasa depan, fase ini akan tertanam kuat, bahwa manusia akan belajar dari kekecewaanya, kebenciannya, dan kesedihannya. Semua itu kan jadi bagian dari cerita kehidupan yang membentuk kehidupan itu sendiri. Biarlah itu berjalan apa adanya. 

Ah sudahlah, biarkan saja.

-Catatan Perjalanan Hidup-