Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Rabu, 13 Januari 2016

2016 : Menemukan Sepatu yang Hilang

2016. Angka yang akan jadi istimewa dalam sejarah hidup saya. Mengapa? karena diawal tahun ini, selain usia saya akan menjadi 27 *berasa tua ya, saya insyaAllah juga akan berubah statusnya *jeng jeng jeeeennggg. 

Sebelum ke perubahan status, saya singgung sedikit tentang usia. Sebentar lagi usia saya 27 tahun, yeeee lalalalalla. Apa yang kamu rasakan saat mengetahui kalau usiamu akan bertambah?. Campur aduk mungkin ya. Antara bahagia, sedih, bangga, galau bisa juga, dan lainnya. Bagaimana dengan saya?. Well, sejujurnya, saya takut. Iya, sungguh. Usia 27, tidak bisa disebut muda, tidak juga bisa disebut tua. Usia ini adalah usia saat seorang manusia menuju titik kematangannya. Pertanyaannya, sudah sematang itu kah saya?. Atau benarkah, saya sedang dalam proses kematangan hidup?. Entahlah, saya sendiri tidak yakin, apakah benar saya semakin matang dibandingkan saya 1,2, atau 3 tahun lalu yang mana usia saya masih di bawah 25 an. Mungkin, hanya orang lain yang bisa melihat outputnya. 


Dalam dunia kerja contohnya, setiap perusahaan yang baik pasti memiliki metrik kompetensi untuk masing-masing jabatan atau posisi. Matrik ini sederhananya seperti tangga. Semakin tinggi suatu posisi, semakin tinggi pula syarat kompetensinya. Semakin bertambah usianya, semakin bertambah juga seharusnya profil kepribadiannya. Ia tidak lagi merengek saat ada masalah, ia semakin bijak menyikapi hidup, semakin kuat memegang prinsip, semakin baik kepada sesama, dan tentu semakin berani membina keluarga sendiri.

Point terakhir itulah yang menurut saya, di usia saya sekarang, saya sudah cukup berani mengambil keputusan untuk berumah tangga. Saya mau tidak mau, suka tidak suka, memaksa diri sendiri untuk layak dan cakap sebagai seorang suami, dan tentu kepala keluarga kelak. Ini kodrat manusia juga mungkin bahwa disuatu usia tertentu, manusia akan memiliki kecenderungan untuk mencari pasangan hidupnya. Karena seperti dasar penciptaan manusia, ia diciptakan berpasang-pasangan. Manusia seperti memiliki hormon tersendiri, yang membuat ia tertarik dengan lawan jenis dan pada titik tertentu menikah adalah panggilan jiwa dari dalam. Di setiap agama dan peradaban, menikah dan membina keluarga antara lelaki dan perempuan adalah fase hidup manusia normal. Ini kodrati manusia. Tidak usah heran makanya kalau ada manusia menikah, karena memang itu kodratnya, heranlah ketika ada manusia yang enggan menikah. 

Itu lah fase hidup. Ya, this is totally normal. Dan saya pun merasakan itu, bahwa ada semacam panggilan dalam jiwa ini-entah bagaimana sulit diterjemahkan-yang membuat kebutuhan akan berpasangan itu semakin mendesak. Ya, menikah adalah fitrah kehidupan manusia. Seperti yang dijelaskan pula dalam agama saya, bahwa menikah itu membuat hidup kita jadi tenang, dan menikah itu-ini yang sangat saya ingat-adalah "menyempurnakan setengah agama". Banyak sekali manfaat menikah, yang tidak perlu saya tulis ulang disini, karena saya bukan ahlinya, hehehe. So, saya sudah berani untuk berpikir bahwa saya akan menikah, ya diusia saya yang (akan) 27 tahun ini. 

Yaps, melalui tulisan ini, tidak sabar saya ingin sampaikan bahwa saya memang akan menikah tahun ini,  atau tepatnya sebulan lagi, dengan wanita (tentu saja), yang sudah saya kenal sejak kami kuliah dulu. Jodoh memang rahasia langit, ia bisa datang dari arah dan cara yang tak terduga. Wanita ini sudah jadi teman saya sejak kami berada di perguruan tinggi. Saya tidak ingat kapan pastinya kami pertama berkenalan. Seingat saya, saya mengenalnya di pertengahan tahun 2010 saat ada sebuah acara pelatihan dari organisasi mahasiswa di tingkat universitas. Setelah itu, tahun 2011, kami semakin kenal satu sama lain karena kami berada dalam satu organisasi yang sama. Kemudian di tahun 2012, wanita ini menjadikan saya salah satu objek penelitiannya. Ya, ia anak kampus sebelah saya, Psikologi. Hingga kemudian setelah lulus, lama tidak bersua, hanya sesekali bersapa di media sosial, kami kembali bertemu tahun 2014 dalam rangka reuni organisasi kami. Hingga kemudian......., Anda tahulah bagaimana kelanjutannya. 

Saya sangat bersyukur mendapatkan calon istri seperti dirinya. Sungguh. Ia teramat baik buat saya, sehingga terkadang saya malu terhadap diri saya sendiri. Ia sungguh terlalu baik dan sabar untuk lelaki macam saya ini. Setelah apa yang saya lalui, ia datang dan mengubah segalanya, hahaha, lebai ya. Singkat cerita, kami pun bersepakat untuk bersatu dalam ikatan permanent yang halal. Semoga rencana kami ini direstui dan diridhoi oleh Allah SWT.  

Menikah itu seperti menemukan pasangan sepatu yang hilang. Sepatu tak ada artinya jika hanya satu, ia akan bisa dipakai jika berpasangan. Begitulah rasanya saat kamu menemukan pasangan sepatumu, hidupmu pun akan jadi lebih berarti dan bermakna. Setidaknya, kamu tau kemudian untuk apa kamu diciptakan di dunia. 

Ini salah satu foto favorite saya :-D







Semoga semesta meng-iya-kan :-D



-Catatan Perjalanan Hidup-

11 komentar:

  1. Barokaullohhulaka Wabaroka Alaikahumma BiKhoir.
    Semoga Menjadi Keluarga yang sakinah, Mawaddah dan Rohmah
    Selamat ya Mas Panca.

    BalasHapus
  2. Wah selamat ya Panca! semoga dilancarkan sampai hari H! :)

    BalasHapus
  3. Selamat Panca :), semoga lancar ya, eh itu dimana sih Ca? kok di google map gak ada alamatnya.

    BalasHapus
  4. Selamat Panca, semoga selalu pernuh berkah baik persiapan, acara sampai di dalam keluarga kalian nanti.. Amin..

    BalasHapus
  5. Selamat Panca, semoga selalu pernuh berkah baik persiapan, acara sampai di dalam keluarga kalian nanti.. Amin..

    BalasHapus
  6. Barakallah kak Panca, semoga sakinah mawaddah warahmah

    BalasHapus
  7. Selamaaaat Pak Panca dan Bu Dewi....
    Semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warahmah, aamiin....
    :)

    BalasHapus

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu