Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Senin, 16 Mei 2016

Untukmu

Halo Sayang, 


Aku ingin menjadi orang yang amnesia, sekali ini saja. Aku hanya mau mengingat keceriaan diantara kita saja. Membuka semua memori kebersamaan kita selalu membawaku terbang bersama awan merah jambu. Termasuk saat itu, ketika aku dan kamu kembali mengunjungi kenangan kenangan heroisme masa muda kita dulu; di kampus biru ini.

Di kampus ini lah pertama kita bertemu, dan karena kampus ini lah kita tetap bersatu :)
Saat itu, saat aku dan kamu tak sedekat ini. Aku dimana, dan kamu pun dimana. Aku tau dirimu, kamu mungkin juga tau diriku, namun aku tak benar-benar pernah mengenalmu. Kamu hanya seperti angin, terdengar namun tak aku lihat. Hingga sebuah kesempatan mempertemukanku denganmu. Diriku yang lain, dan dirimu yang berbeda. Sempat terbersit dalam kepalaku betapa anggun nya dirimu dalam balutan jilbab hitammu saat sedang berkerumun dalam keramaian. Dan tak pernah aku nyana, waktu menjawab kerinduanku dalam dirimu dengan cara yang tak pernah kuduga. 

 

Sayang,
Kita dibesarkan didalam sebuah keluarga yang berbeda dengan adat yang berbeda sehingga mungkin banyak nilai dalam diri kita yang tak semuanya sama. Wajar jika kita terkadang tak sependapat dalam beberapa hal, atau mungkin berbeda cara pandang dalam beberapa hal. Tapi, perbedaan itu lah yang membuat kita menyadari bahwa kita tak ada artinya tanpa pasangan kita. Barangkali mulut dan logikamu bisa berkata demikian, tapi jiwa dan hatimu tak akan bisa berbohong. Aku membutuhkanmu.

Sayang, 
Usia tak menunjukkan apa-apa. Usia hanya sebatas angka. Usia ini masih tergolong usia muda, dan karena usia ini lah terkadang kita tak sebijak orang tua kita. Aku tak menyalahkan usia, hanya ingin berkata kepadamu kita masih punya waktu untuk belajar. Belajar dari kesalahan kita di masa lalu. Belajar untuk memaafkan, belajar untuk menerima, dan belajar untuk jadi lebih baik. Ada hikmah di balik penciptaan, dan karena itulah Tuhan menciptakan kata "maaf" bahkan menamai diri Nya, sang pemberi MAAF. Mari kita belajar sekali lagi, demi sifat sifat Tuhan yang telah IA ciptakan dan IA semaikan dalam diri kita.

Sayang, 
Sebulan lalu, saat melihat betapa menakjubkannya isi didalam perutmu di layar komputer, aku tak kuasa menahan haru. Mataku berkaca-kaca. Ada gerakan-gerakan didalam perutmu, dan entah bagaimana, membuncahlah rasa bahagia dalam dadaku. Campur aduk perasaanku waktu itu. Ingin aku memegang tanganmu dan mengelus perutmu, sembari berkata kepadamu "Jaga anak kita ya". Ini bukan sandiwara layar kaca, ini sungguh dan ingin selalu aku rasai. Demi kehidupan yang ada dalam hidupmu, aku membayangkan membesarkan anak itu dengan curahan kasih dan sayang. Membayangkan menjaga dirimu saat melahirkannya saja, membuat ku merinding, bahagia.

Bumil lagi menghayati perannya :)

Sayang,

Aku bukan manusia yang sempurna, yang sering membuat salah dan dosa. Aku juga tak selalu ada untukmu saat kau butuhkan, namun saat aku meminta maaf, aku benar-benar menginginkannya. Sudah selama ini kita bersama, dan dalam kebersamaan itu akan ada saja ombak, gelombang, hujan dan petir namun tetap percayalah setelah badai mereda akan ada pelangi di ujung sana. Pegang lenganku, dan percayalah sayang.


-Catatan Perjalanan Hidup-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu