Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 11 Maret 2011

Menuju Jakarta


Aku berangkat dari kos jam 9.15 dengan sebelumnya melakukan persiapan yang tidak optimal, dipenuhi ketergesaan, ketidakteraturan, dan ketidaknyamanan. Namun semua itu cukup terobati setelah aku tiba dibandara Ahmad Yani jam 09.35. Dua koper beratku aku angkat dari bagasi taksi Blue bird seharga 50 ribu yang mengantarku dari kos sampai airport. Aku mengambi l trolly, berjalan ke pintu masuk, dan berjalan menuju pemeriksaan barang, dan bertemulah aku dengan dua orang bajingan pengais rezeki dari membohongi orang. Kenapa aku katakana seperti itu?lihat saja dua orang berseragam yang bertugas dibagian pengecekan berat bagasi. Aku sangat yakin mereka menipuku dengan tarif bagasi. Setelah melihat aku dengan 2 koper besar itu, aku dipanggil dan bla bla bla, yang intinya bagasi tidak boleh lebih dari 23 kg, dan selebihnya dikenakan charge/biaya. Masing-masing koperku setelah ditimbang beratnya 20 kg dan 23 kg. Aku tidak begitu paham memang dengan aturan ini, apalagi dengan tariff charge per kilogramnya. Disitulah aku benar-benar merasa ditipu, mereka memintaku membayar jumlah berat bagasi 17 kg, dan setelah dihitung oleh mereka aku kena charge 215.000. Aku tercekat kaget, busyettt, belum apa2 kok sudah membayar sebegini banyaknya….Ya Rabb ampuni aku,

Kemudian aku diantar ke tempat chek in, dan dari situ aku mulai curiga:dia meminta tiket ku, lalu memberikannya kepada seseorang lelaku petugas di belakang meja check in.Sembari menunggu, dia menyampaikan kepadaku bahwa harga charge bagasi tadi lebih murah karena kenal denganorang dalam, hemmm, dari penyampaiannya itu aku semakin bertambah aneh dan curiga kalau dia memang benar-benar bangsat, lagaknya menolong tapi sejatinya dia dan teman-temannya tidak lebih dari bajingan busuk yang kerjaannya meipu orang. Semoga laknat Allah menimpanya. Setelah beberapa saat laki-laki itu membawa tiket pesawatku lengkap dengan tempelan pengembilan bagasi. Kemudian tanpa aku minta, dia membawa tiketku ke arah loket boarding pass, jelas-jelas tanpa aku minta, padahal aku sudah tahu. Dia tetap saja berdiri didepan loket boarding pas setelah tiket diberikan  kepadaku dan aku membayar tax untuk boarding pass. Aku yakin dia meminta upah dari apa yang sudah tadi dia lakukan (meski tanpa aku minta tolong). Dia pasti merasa layak diberi imbalan, karena seolah-olah dia sudah membantuku. Kenapa di Indonesia, khususnya ditempat-tempat pelayanan transportasi umum, banyak sekali orang yang seperti ini?Menipu orang, meminta upah dari hal yang sudah dikerjakan tanpa dimintai tolong. Sudah bukan barang baru lagi memang, tapi miris sekali melihat hal itu sering terjadi dimanapun tempatnya, sudah sangat sebegitu buruknya kah perangai orang-orang Indonesia?busuk!bangsat!bajingan!, aku doakan laknat yang dia terima, laknat bagi siapa saja yang kerjaannya menipu dan memanfaatkan orang. Apakah orang-orang yang seperti ini tidak berpikir tentang keluarganya, halalkah makanan yang masuk kedalam perutnya, istrinya, dan anak-anaknya?

Orang-orang ini hanya akan melahirkan para koruptor2 dimasa mendatang dari hasil pekerjaannya yang dijadikan nafkah bagi anak-anaknya.

Masuk kedalam pesawat dikursi 5E, kursi yang berada di tengah diantara 3 kursi. Aku mendapat kenalan baru, dia orang keturunan Cina, umur 29 tahun, seorang director perusahaan properti di Semarang. Tiba di Bandara Soekarno-Hatta jam 11.00. Setelah menunggu 2 koperku yang sangat berat keluar dari pintu bagasi 4, aku berjalan dengan membawanya melalui petugas penjaga pengambilan begasi. Aku bertanya terlebih dahulu dimana seharusnya aku menunggu bus shuttle pengantar penumpang di bandara. Aku berbelok kekanan, mendorong trolly kearah tempat dimana biasanya bis kuning itu berhenti. Aku menunggu lumayan lama, mungkin sekitar 15 menit. Sembari itu, aku menelefon Bapaku, memberikan kabar bahwa aku sudah sampai di Soekarno-Hatta.

Aku naik bis kuning itu, menyusuri jalan penghubung ke terminal 2, tempat dimana Jakarta Airport Hotel Berada. Sejujurnya, aku tidak tahu dimana letak hotel itu, ahhh masa bodoh, aku ngikut bis aja, pasti juga nanti ketahuan hotelnya. Namun, ternyata bus tidak berhenti tepat didepan hotel, aku jadinya berhenti ditempat yang lumayan agak jauh dari pintu hotel. AKu turunkan dua koperku, mengambil trolly, dan mulai mendorongnya ke arah petunjuk hotel. Setelah chek in dan bla bla bla, yang melelahkan akhirnya aku sampai juga didalam kamar.

Siang harinya, kakakku datang membawa barang-barang yang aku minta. Kakak perempuanku menatakan ulang barang-barang ku didalam tas, sehingga kini aku hanya membawa 1 koper besar (berkisar 23 kilo) dan 1 tas kecil yang bisa aku naikan ke kabin pesawat, serta tentunya 1 tas punggung dan 1 tas pinggang. Cukup lega sekarang.

Aku menghabiskan waktuku di Hotel dan berjalan-jalan disekitar terminal 2 Bandara Internasioanl Soekarno-Hatta.

Besok adalah hari yang meneganggkan….semoga semuanya lancar Ya Rabb. Amin.

Kamis, 10 Maret 2011 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu