Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Selasa, 15 Maret 2011

Road to USA (4)

Pesawat UA 9779, dalam Perjalanan Menuju San Fransisco, USA

Akhirnya pukul 14.00 waktu Tokyo, kami diperintahkan oleh ceperone kami, Mbak Endah, untuk chek in dan mengambil boarding pas di counter A5, counter United Airlines berada. Syukur, alhamdullilah, kami bisa mengambil boarding pass satu demi satu dengan menunjukan passport kami. Sekitar ja m 14.50, seluruh penumpang pesawat UA 9779 diminta untuk segera masuk kedalam pesawat. Kami pun segera berbaris rapi melewati pemeriksaan tiket dan passport, menelusuri lorong, hingga aku sampailah di bangku nomor 37K. Kursi kelas ekonomi yang menempel dengan jendela di lambung kanan pesawat. Di sebelah kiri ku ada Shelly dari Aceh dan Inez dari Papua. Pesawat UA yang aku naiki kali ini tidak secanggih dua pesawat yang aku naiki sebelumnya, dan hemmm, tampak kalah modern dan mewah dibandingkan pesawatku sebelumnya, atau mungkin karena kelas ekonomi ya?hehe. Yang sedikit agak mengecewakan adalah tidak adanya layar monitor didepan kursi yang dapat dipakai sebagai media penghilang jenuh, seperti di Singapore Airlines sebelumnya. Hanya ada seperangkat headset yang akan menemani perjalananku ke San Fransisco 8 jam kedepan, oh my God, its will be so bored.

Persiapan take off seperti biasa layaknya pesawat penerbangan internasional yang lain. Belum terlalu jauh kami terbang, seorang pramugara lelaki berbadan tinggi besar dan hitam, membagikan kartu DS-194 dan custom clearance. Form yang wajib diiisi oleh para pendatang Amerika Serikat. Aku berencana ingin segera mengisi kartu tersebut, namun apa daya, karena terlalu ngantuk mungkin, sehingga tidak terasa aku tertidur begitu saja. Setelah bangun tidur, makanan datang, seorang pramugara menawariku ayam, aku anggukan kepala tanda setuju. Setelah prosesi makan selesai, aku selesaikan urusanku dengan formulir – formulir itu.

Agar waktu yang aku punya terasa optimal, maka aku gunakan saja untuk membaca buku yang sengaja aku bawa, hasil dari pinjaman kakak kelasku, judulnya “Agar Bidadari Cemburu Padamu”. Aku baca halaman awal buku itu, baru sebentar membaca sudah membuatku berdegup termotivasi mendapatkan wanita sholehah idaman pria, cieee…selain itu, keinginanku untuk menulis pun muncul setelah membaca berkalimat-kalimat Salim A Fillah.

Kemudian aku ambil laptopku dari dalam tas, aku letakan di atas desk di depanku, aku buka, kemudian aku mulai mencari kisah inspiratif yang aku punya. Aku teringat sebuah syair yang ada di dalam novel karya seorang novelis ternama Indonesia;

Bersabar dan ikhlaslah dalam setiap langkah perbuatan
Terus meneruslah berbuat baik, ketika di kampung dan di rantau
Jauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan diatas bumi
Bersabarlah menyongsong musibah yang terjadi dalam waktu yang mengalir
Sungguh didalam sabar ada pintu sukses dan impian kan tercapai
Jangan mencari kemuliaan di kampung kelahiranmu
Sungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia muda
Singsingkan lengan baju dan bersungguh sungguhlah menggapai impian
Karena kemuliaan tak bisa diraih dengan kemalasan
Jangan bersilat kata dengan orang yang tidak mengerti dengan apa yang kau katakan
Karena debat kusir adalah pangkal keburukan

Dikutip dari “Novel Ranah 3 Warna”, diterjemahkan dari syair Sayyid Ahmad Hasyimi
Kebetulan sekali, ada salah seorang temanku yang membawa novel itu dan dia sedang membacanya saat aku mulai menulis kalimat di tulisanku ini. Aku pinjam saja, lalu aku kutip syairnya.

Allah telah banyak memberikan nikmatNYA kepadaku dalam bentuk yang tidak disangka – sangka. Nikmat yang begitu besar ini, sering kali memunculkan perasaan didalam diri, apakah aku pantas mendapatkan ini semua, padahal, lihat! Apa yang sudah aku berikan kepada Allah sebagai wujud rasa syukurku kepadaNYA?”. Tidak pantas aku mengatakannya, meski hanya untuk membayangkannya. Allah Maha Besar, dan Maha MEndengar doa hamba-hambaNYA. APakah ini bagian dari doaku, atau apakah bagian dari amalku?

Ya ALLAH ampunilah dosa-dosa yang telah aku perbuat baik sengaja maupun tidak. Mungkin, inilah bentuk teguranmu kepadaku yang sering alpa selama ini. Astaghfirullahaladzim….. DIA ingin menunjukan kepada hambaNYA untuk lebih bersyukur kepadaNYA, agar aku lebih dekat denganmu, semua ini aku peroleh bukan karena siapa-siapa melainkan hanya karena kuasa-MU. Pesawat yang aku naiki terasa sedikit bergoyang-goyang, ada hujankah di luar sana?aku tidak tahu. Semoga perjalanku ini selamat sampai tujuan dan mendatangkan ridho dari Allah SWT. Amiiinnnn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu