Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Minggu, 22 Mei 2011

Undip, Teman Sejatimu

Suatu malam di dalam kamar sempit ada dua orang laki-laki yang sedang duduk bersila sembari menyantap sepotong roti bakar. Mereka tampak sedang mendiskusikan sesuatu meski mimik mereka tidak sedang dalam mode serius. Terkadang terlihat senyum dan terdengar tawa mereka yang membuncah dari dalam kamar itu. Dua orang itu masih saja berbincang hingga usia malam hampir setengahnya.

Jika kita mengandai-andai, Undip adalah manusia yang lengkap dan sempurna seperti manusia normal lainnya, mempunyai tangan, mulut, mata, perasaan, kira-kira jika dia ditanya "apakah kamu suka dan senang saya kuliah di tempat kamu?". Apa ya kira-kira jawaban Undip?. Cobalah tanyakan pertanyaan itu kepada Undip sebagai seorang manusia. Perkirakan apa yang mungkin akan si Undip jawab dari pertanyaan yang kamu lontarkan kepadanya. Apakah dia akan menjawab," tentu saja aku senang kamu kuliah ditempat saya, karena kamu sudah membawa banyak hal bermanfaat kepadaku". Atau barangkali bisa saja dia akan menjawab sebaliknya. Jika kamu semua mengandaikan menanyakan pertanyaan itu kepada Undip yang bisa merasa dan berbicara, kira-kiralah sendiri apakah jawaban Undip. Cobalah bayangkan?

(Kita masih mengandai bahwa Undip adalah manusia yang berperasaan) Setiap tahun, dipertengahan usia penuh tahun yang selalu sama setiap saat, di bulan September, si Undip pasti selalu bahagia menyambut teman-teman barunya yang akan menemani dan mendampingi Undip disepanjang kisah perjalanan hidupnya. Teman baru yang akan menyejarah. Teman baru yang sebenarnya hanya sementara yang akan membantu Undip menjadi semakin dewasa, matang, dan menjadi manusia yang ideal dengan kekayaan pribadi dan ilmunya. Teman baru sementara karena hanya sebentar mereka akan menemani Undip dalam beberapa tahun kedepan. Rata-rata hanya 4-6 tahun saja, waktu yang cukup singkat. Teman baru ibarat energi baru, semangat baru, yang membuat manusia semakin hidup dan berarti. Layaknya seorang manusia yang mendapatkan teman baru, Undip pun mungkin setiap tahun merasa mendapatkan energi baru yang berharap mampu menjadikannya menjadi manusia yang lebih matang dari sebelumnya. Kita semua adalah sumber ketenangan dan kebahagiaan almamater kita.

Teman yang saling mengisi kisah hidup antara satu dengan yang lainnya. Saling memberi saran dan masukan demi perbaikan diri masing-masing. Memori kenangan bersama dengan teman Undip tercinta pasti akan selalu terukir didalam diri setiap mahasiswanya. Masih ibarat manusia, Undip mempunyai banyak sekali sumber daya yang ia berikan kepada seluruh teman-temannya setiap saat. Ilmu pengetahuan, agama, kematangan pribadi, keterampilan, pengalaman, dan tidak terkira banyaknya manfaat lain yang selalu temannya Undip ambil dari diri Undip sendiri. Undip selalu mengulurkan dan membuka tangan kepada temannya untuk mengambil sebanyak-banyaknya sumber daya yang ia punya. Ia berikan kepada siapa saja yang ingin mengambilnya. Dan Ia selalu tersenyum manis dan bahagia setiap saat melihat temannya meraih banyak prestasi: menjuarai karya tulis, menjadi delegasi ke luar negeri, menjadi juara lomba olahraga, atau pun menjadi ketua lembaga. Ia pun dengan ikhlas akan senang melihat temannya menjadi lebih tahu banyak hal daripada sebelumnya, lebih dewasa daripada sebelumnya, dan menjadi lebih sholeh dan sholehah daripada sebelumnya. Undip membantu dengan ikhlas setiap temannya untuk menjadi manusia sutuhnya. Ya, lebih matang dari hari ke hari. Undip telah memberikan banyak sekali hal bermanfaat kepada kita, kita pun telah banyak sekali mengambil manfaat dari diri Undip sendiri.

Undip, disanalah kita bisa menemukan makna kata teman sejati. Teman yang dengan senang membimbing temannya untuk menjadi orang yang jauh lebih baik. Teman tempat kita mendapatkan segalanya. Kita belajar menemukan visi hidup saat kita berteman dengan Undip. Ia membantu kita untuk melihat masa depan, ia membantu kita menunjukan jalan kebaikan, ia menunjukan kepada kita sikap seorang dewasa, ia menempa kita menjadi manusia yang sabar dan ikhlas. Ia mendidik kita memaknai hidup ini lebih dalam. Ia lah Undip, sang teman sejati. Akankah kamu lupa akan hal itu?

Semoga kita menyadarinya, bahwa segala apa yang kita raih ini tidak terlepas dari bantuan sang Undip, teman baik yang bahagia melihat kamu berprestasi. Sebagai teman yang baik, akankah kita hanya mengambil manfaat teman kita sendiri tanpa memberikan timbal balik bermanfaat kepadanya?Apakah kita sudah memberikan yang terbaik yang kita punya untuk perbaikan diri teman sejati kita, Undip?ataukah kita hanya sekedar cuek dan tidak mau tau dengan kondisi almamater sekaligus teman kita ini?cobalah renungkan semuanya kawan, sejauh mana kontribusi kita dalam membangun perbaikan kepada almamater tercinta kita ini. Sudah sebaik apa prestasi yang kita berikan kepada teman yang sudah memberikan semuanya kepada kita. Atau mungkinkah masih ada diantara kita yang menganggap Undip tidak memberikan apa-apa?Semoga tidak. Karena cobalah lihat dirimu yang dulu sebelum kamu berkenalan dengan Undip, pasti ada sejengkal kemajuan yang ada didalam diri sekarang ini.

Undip telah memberikan segalanya untuk kita, bahagia dan senang melihat kita berprestasi. Kita telah mengambil banyak hal dari Undip: ingat kamu tidak bisa menikmati indahnya tanah Eropa atau Amerika jika kamu tidak berteman dengan Undip, kamu tidak bisa menjadi seperti sekarang tanpa peran darinya. Dengan segala fakta tentang kondisi teman sejati kita, Undip, saat ini.....masihkah kita egois dengan hanya memikirkan kebaikan untuk diri sendiri saja?sedangkan teman sejati kita tanpa henti memberikan kebaikan-kebaikannya kepada kita?Tidak sedihkah jika kamu nantinya melihat Undip menangis karena ia kamu sakiti?karena kamu tidak memberikan apa-apa kepadanya, meski hanya sekedar sebuah kata penghargaan dan cinta?Maulah pastinya kalian melihat Undip menangis haru dan bahagia dengan rasa penuh terimakasih sekaligus kehilangan saat kamu diwisuda nanti?berikan lah yang terbaik dan berkontribusilah untuk Undip dengan segala jalan dan cara yang kita punya dan bisa, Undip akan merasa kehilangan saat kamu diwisuda karena kamu tidak akan lagi berada disisinya, menemaninya, dan membantunya berdiri semakin tegak suatu saat nanti.


Undip almamaterku,
Aku bangga dan cinta kepadanya,
Aku berikan kontribusi terbaiku untuk kemajuanmu, teman
Kepada almamaterku tercinta, terimakasih

Panca DP
*)Komisi Ahli Bidang Internal BEM KM Universitas Diponegoro


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu