Seperti biasa, setelah dipersilakan masuk keruangan oleh moderator yang sebelumnya telah menyebutkan riwayat singkat hidupku, aku berjalan pelan kedalam ruangan, menggapai microphone dan menatap wajah-wajah penuh tanda tanya dan antusiasme dihadapanku. Entah sudah berapa kali aku melakukan hal yang sama seperti ini. Aku tidak pernah menghitungnya. Tapi, yang jelas, aku merasakan hal yang sama setiap kali aku melakukan hal ini. Perasaan optimis, semangat, dan penuh gelora aku rasai didalam hatiku, menjalar dalam urat nadiku dan tarikan nafasku. Rasa itu memenuhi setiap sudut hatiku, dan membuat urat nadi dialiri oleh darah semangat. Tenaga dan suaraku seperti tidak pernah mengenal lelah, bahkan sering kali aku lupa waktu hingga moderator sering mengingatkanku kalau waktuku sudah habis. Aku selalu melihat harapan baru, semangat baru, dan optimisme baru dalam setiap wajah yang aku lihat dihadapanku itu. Aku sebut itu sebagai pengabdianku untuk almamaterku tercinta, yang telah memberikanku banyak sekali hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Almamater yang telah mengenalkanku akan arti pertemanan, kontribusi, keikhlasan, dan yang telah membantuku menemukan visi, jati diri dan prinsip hidup.