Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Rabu, 09 November 2011

KA Internal Lovely Note#1#Hidup adalah Belajar

Aku beberapa hari ini sedang membaca buku tentang seorang Dahlan Iskan, direktur utama PLN 2009-2011 yang sekarang telah menjadi menteri BUMN. Buku itu bukan berisi tulisannya sendiri, melainkan kumpulan dari tulisan-tulisan beberapa orang anak buahnya, kolega, dan sahabat semasa dia menjadi wartawan dan pimpinan redaksi sebuah koran nasional. Kenapa aku tertarik membaca tulisan tentang Dahlan Iskan?Karena aku masih ingat semasa beliau diangkat menjadi Dirut PLN sekitar pertengahan tahun 2009, banyak sekali pihak yang menolak dan meragukan kemampuan Dahlan Iskan karena beliau dianggap tidak mempunyai basic keilmuan yang mumpuni dalam menangani masalah kelistrikan. Tapi, keraguan bahkan cibiran banyak orang itu, termasuk anak-anak buahnya sendiri di PLN, ternyata mampu beliau jawab dengan hasil kerja luar biasa. Beliau berhasil mengatasi masalah pemadaman listrik bergilir di Indonesia, meningkatkan jumlah sambungan listrik, dan berhasil menerangi beberapa daerah terluar yang belum pernah tersalur listrik negara sebelumnya. Dan itu beliau lakukan dalam waktu kurang dari 2 tahun.
Dengan penampilan dan pembawaan yang santai, non-formal, ramah, dan tidak jaim (jaga image), beliau berhasil menjawab semua kritikan dengan prestasi yang cukup mengesankan. Sehingga kritikan dan cemoohan perlahan berubah menjadi rasa hormat dan penghargaan kepada PLN. Dari beberapa tulisan yang ada di buku tersebut, aku dapat mengambil beberapa kesimpulan besar yang-menurutku-membuat beliau bisa mengatasi permasalahan kelistrikan di Indonesia dalam waktu singkat, diantaranya adalah: 1. Kerja keras dan cepat, 2. Kreatif, think out of the box, 3. Beroentasi masalah dan target, 4. Menghargai saran dan masukan dari bawahan, 5. Dekat dengan bawahan. Point 4 dan 5 tersebut, menurutku, adalah bagian dari kemampuan beliau dalam mengelola SDM (sumber daya manusia) yang ingin aku sedikit singgung dalam tulisan ini. Selama beliau menjabat sebagai Dirut PLN, beliau telah berkunjung ke hampir seluruh anak perusahaan PLN dan seluruh tenaga pembangkit listrik yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia serta bertemu dengan pagawai dan teknisi lapangan di daerah-daerah. Ada satu tulisan dari seorang teknisi lapangan PLN di salah satu daerah di Papua yang mengatakan sangat senang bisa bersalaman meskipun tangannya dipenuhi oli dan berbicara langsung kepada Dahlan Iskan selaku Dirut PLN, yang sebelumnya belum pernah ada Dirut PLN yang berkunjung ke tempat itu. Dirut perusahaan besar negara saja mau seperti itu, apalagi pimpinan lembaga mahasiswa, harus jauh lebih mau turun kebawah dan berbincang menggali saran masukan secara langsung kepada bawahannya, bukan begitu para calon pemimpin?(setidaknya pemimpin rumah tangga, hehehe).

Selain itu, ada program inspirasional lainnya dari Dahlan Iskan yang disebut “CEO notes”. CEO notes ini berisikan tulisan-tulisan Dahlan Iskan yang ditujukan kepada seluruh pegawai PLN dari tingkat bawah hingga direksi yang berisikan tentang pesan, motivasi, dan inspirasi. Selain dapat dibaca oleh seluruh pegawai PLN didaerah, mereka juga dapat memberikan tanggapan berupa ide dan masukan melalui notes tersebut. Salah satu pegawai PLN di Papua bahkan menulis bahwa “CEO notes”, terbukti mampu meningkatkan semangat, motivasi, dan kepercayaan diri pegawai PLN karena mereka merasa diperhatikan dan dihargai oleh pimpinan utama mereka meskipun hanya lewat tulisan. Aku tidak bermaksud melebih-lebihkan seorang Dahlan Iskan, dan meng-alai-kan kinerjanya, tapi program “CEO notes” tersebut yang membuatku semakin sadar bahwa kedekatan, penghargaan, dan perhatian seorang pimpinan dalam organisasi, meskipun hanya dalam bentuk tulisan, ternyata sangat berpengaruh  terhadap motivasi kerja dan kepercayaan diri bawahannya. Karena itu, kalian cukup tahu alasan kenapa aku memberi nama tulisan ini dengan “KA Internal Lovely Note” kan?^_^. Sebenarnya, konsep seperti itu pernah aku lakukan saat aku menjadi ketua BEM di fakultasku tahun lalu (cieeee#gaya banget yach…hehe), yang aku beri nama “Surat Cinta untuk BEMers FPIK#1,2, dst”. Siapapun kalian, semoga bisa mencontoh inspirasi dari Bapak Dahlan Iskan yang saat ini telah naik jabatan menjadi Menteri BUMN (pengen kan???^^.).

By the way, Aku baca buku tersebut dalam perjalananku menuju tanah Sunda di Jawa Barat. Apa yang kira-kira kebanyakan orang pikirkan saat menuju ke tanah Sunda?hemmm, mungkin kebanyakan kalian akan menjawab: “banyak awewek gelis, ceweknya cakep-cakep” (mohon maaf, bener kan?^^). Sayangnya, itu bukan yang pertama kali aku pikirkan (#minta ditimpuk sandal…hehe). Sejenak ketika aku menaiki bus, aku langsung teringat dengan kisah Prabu Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit dengan Putri Dyah Pitaloka dari Kerajaan Sunda Galuh yang kisahnya aku baca di novel berjudul Gajah Mada (Ada yang sudah pernah baca?) karya Langi Kresna Hariadi. Prabu Hayam Wuruk berencana akan memperistri putri kerajaan Sunda yang terkenal kecantikannya itu. Putri Dyah Pitaloka berserta keluarga yang saat itu akan menuju Majapahit untuk menghadiri undangan Prabu Hayam Wuruk ternyata dibantai ditengah jalan oleh pasukan Majapahit atas komando patih Gajah Mada karena dianggap akan menyerbu kerajaan Majapahit. Mesti kalian sudah pernah tahu cerita itu kan?cerita sejarah jaman SD dulu ^^. Dari cerita itu, kemudian aku menghubungkannya dengan “mengapa gadis-gadis Sunda terkenal cantik-cantik ya?” (jangan GE-ER ya yang dari Sunda..hehe). Mungkin, menurutku, karena gadis-gadis Sunda saat ini masih ada hubungan darah dengan Putri kerajaan Sunda yang akan dilamar oleh Prabu Hayam Wuruk. Putri Kerajaan Sunda yang kecantikannya membuat prabu Hayam Wuruk tergila-gila yang kemudian mewariskan kecantikannya kepada gadis-gadis Sunda sampai sekarang ini. Hehe, mungkin saja bisa terjadi kan?.

Saat bus mulai berjalan, waktu berlalu hingga bus memasuki kawasan pepohonan lebat di pinggiran jalan, membuat aku berpikir bahwa hidup akan berasa begitu indah jika filosofi hidup ini bisa seperti daun yang hijau yang aku lihat diluar sana. Aku teringat pelajaran IPA waktu SD dan SMP dulu. Daun adalah tempat melakukan fotosintesis. Bahan makanan diangkut dari akar menuju kedaun, kemudian daun menyerap sinar matahari dan mulai melakukan fotosintesis. Daun mengeluarkan oksigen sebagai hasil dari fotosintes yang kemudian digunakan oleh seluruh mankhluk di bumi untuk bernafas. Daun yang sudah layu akan jatuh ketanah, kering, kemudian terdekomposisi menjadi zat hara bersama tanah. Zat hasil penguraian daun mampu menyuburkan tanah dan menjadi sumber pangan bahkan bagi bakteri dan tumbuhan lainnya. Sungguh luar biasa peran daun, baik saat dia hidup maupun saat mati. Hidup dan matinya daun ternyata sangat besar manfaatnya bagi kehidupan makhluk Tuhan yang lain. Begitu pula seharusnya hidup manusia, keberadaan kita didunia ini haruslah benar-benar membawa manfaat bagi kehidupan makhluk Tuhan yang lain. Selama hidup, kita harus terus menebar manfaat, sehingga pada saat kita mati, manfaat yang kita tinggalkan didunia masih dirasa oleh makhluk lain yang masih hidup.  Begitulah filosofi hidup daun. Aku kemudian teringat perjalananku menuju Jakarta suatu saat dengan kereta. Jalur kereta di Pantai Utara Jawa melewati pinggiran laut, sehingga kita bisa melihat secara jelas samudra luas Laut Jawa. Perjalanan diatas rel kereta yang dibangun Belanda pada masa kolonial sekitar tahun 1800-an tersebut mampu memberi pelajaran hidup yang sangat berarti. Samudra yang aku lihat setiap kali berangkat dari Semarang-Jakarta atau sebaliknya, mengingatkanku tentang isi sebuah artikel yang pernah aku baca, bahwa hiduplah seperti filosofi samudra atau lautan. Samudra tidak pernah meluap kelebihan air meskipun setiap hari air sungai bermuara kepadanya. Hidup jangan pernah menjadi sombong meskipun setiap hari ilmu selalu bertambah. Samudra juga tidak pernah kekurangan air meskipun setiap hari airnya diambil untuk kebutuhan manusia dan penguapan sebagai awal proses hujan. Hidup harus selalu bisa memberikan ilmu dan manfaat kepada orang lain tanpa ada batas yang menghambat. Hidup seperti filosofi samudra, tidak pernah habis dan tidak pernah kekurangan, tidak pernah kehabisan ilmu dan tidak pernah sombong karena bertambah ilmunya. Subhanallah. Di sepanjang perjalanan itupun, aku lihat berpetak-petak sawah yang mulai menguning warnanya. Aku pun teringat filosofi tanaman padi, semakin tua semakin merunduk. Semakin bertambah usia, ilmu, dan gelar, justru harus semakin rendah hati dan tidak sombong. Betapa indah dunia ini.

Belajar dari segala kehidupan di sekitar kita. Kehidupan di sekitar kita adalah sumber ilmu paling melimpah. Sumber ilmu untuk belajar memaknai hidup. Belajar tentang segalanya. Kita hanya cukup membuka mata, dan menyadari bahwa disekeliling kita adalah ciptaan Tuhan yang menakjubkan, seperti lagunya Maher Zain “Open Your Eyes”: “look around your side, you can see the wonder, spread in front of you….You just have to open our eyes, our heart and our mind…”. Juga seperti kata August Rush “the music is all around; all you have to do is just listen”.

Mereka yang bertambah bijaksana dan bertambah ilmunya setiap hari adalah mereka yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap hal kecil yang mereka alami di dunia ini. Termasuk salah satunya adalah berorganisasi dikampus. Berorganisasi adalah bagian dari belajar memaknai kehidupan. Belajar memang tidak sekedar dikelas dan mendengarkan dosen, karena sejatinya belajar adalah tentang seluruh dunia ini dan peristiwa yang ada didalamnya. Yang nantinya membedakan kualitas output seseorang dengan orang lainnya dalam berorganisasi, meskipun organisasinya sama, adalah keinginan dan kepandaian mereka dalam mengambil ilmu dan pelajaran dari setiap aktivitas yang mereka lalui dalam berorganisasi. Kemampuan mengambil manfaat dan ilmu dari setiap detik kejadian yang dialamai itulah yang disebut sebagai belajar. Berorganisasi adalah bagian dari proses pembelajaran yang kita lalui dalam hidup. Hidup ini adalah belajar setiap detiknya, belajar menjadi lebih baik. Belajar secara aktif, mencoba menemukan ilmu dan manfaat yang terkandung didalam setiap peristiwa, kemudian mengaktualisasikannya.

Segala peristiwa yang kita lalui jika kita mampu menghubungkannya dengan peristiwa lainnya yang pernah kita lalui atau dengan cerita dan perkataan orang lain, serta buku yang pernah kita baca, pasti akan membuat peristiwa itu mempunyai makna dan arti yang lebih. Tidak hanya berlalu begitu saja, melainkan dapat menambah kebijaksanaan dan ilmu yang kita punya setiap hari.

Hidup adalah belajar,

Merekalah yang sukses yang dapat menyerap segala ilmu dan manfaat dari setiap detik peristiwa yang terjadi dalam hidupnya…..dan kemudian bertambah lebih baik…..

Organisasi adalah sarana untuk belajar, belajar lebih baik setiap hari, belajar lebih bijaksana dan dewasa………

Selamat belajar teman-teman ^^

By: Panca Dias Purnomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu