Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Senin, 14 November 2011

KA Internal Lovely Note#2#Hidup adalah Ibarat Menaiki Anak Tangga

Seperti biasa, setelah dipersilakan masuk keruangan oleh moderator yang sebelumnya telah menyebutkan riwayat singkat hidupku, aku berjalan pelan kedalam ruangan, menggapai microphone dan menatap wajah-wajah penuh tanda tanya dan antusiasme dihadapanku. Entah sudah berapa kali aku melakukan hal yang sama seperti ini. Aku tidak pernah menghitungnya. Tapi, yang jelas, aku merasakan hal yang sama setiap kali aku melakukan hal ini. Perasaan optimis, semangat, dan penuh gelora aku rasai didalam hatiku, menjalar dalam urat nadiku dan tarikan nafasku. Rasa itu memenuhi setiap sudut hatiku, dan membuat urat nadi dialiri oleh darah semangat. Tenaga dan suaraku seperti tidak pernah mengenal lelah, bahkan sering kali aku lupa waktu hingga moderator sering mengingatkanku kalau waktuku sudah habis. Aku selalu melihat harapan baru, semangat baru, dan optimisme baru dalam setiap wajah yang aku lihat dihadapanku itu. Aku sebut itu sebagai pengabdianku untuk almamaterku tercinta, yang telah memberikanku banyak sekali hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Almamater yang telah mengenalkanku akan arti pertemanan, kontribusi, keikhlasan, dan yang telah membantuku menemukan visi, jati diri dan prinsip hidup.


Wajah-wajah itu yang selalu membuatku termotivasi dan optimis, seakan aku melihat masa depan kemajuan almamater ini akan diwarisi oleh setiap mereka. Mata yang bersinar seolah haus ilmu dan inspirasi itu yang seolah-olah memberi kekuatan sihir kepadaku untuk terus bersemangat, berbagi cerita dengan mereka. Aku sangat berbahagaia untuk membagikan apa yang aku punya kepada mereka. Aku pun tidak tahu, mengapa rasa ini sebegitu besarnya setiap kali aku menghadapi wajah-wajah baru itu, padahal sebelumnya aku belum pernah memiliki perasaan sebesar itu. Keinginan ingin mengabdi, menginspirasi, dan sekaligus bertanggung jawab terhadap masa studi mereka dikampus ini. Tanggung jawab untuk menunjukan dan menuntun adek-adek tingkatku agar mengerti dan menemukan jalan masa depan yang lebih baik dari kakaknya. Tanggung jawab yang belum pernah aku rasakan sebesar ini, semenjak aku menjadi bagian dari almamaterku tercinta: Universitas Diponegoro. Satu harapan besarku yang selalu tersimpan didalam dada ini, aku ingin mereka mewarisi impian-impian senior-senior mereka demi kejayaan almamater, bangsa, dan agama. 

Setiap kali aku berdiri dan mulai berbicara, kemudian menyapu pandang wajah-wajah penuh antusiasme mereka, potongan memori saat aku duduk dan memperhatikan seperti mereka selalu muncul didalam kepalaku. Aku masih ingat, empat tahun lalu, aku masih sama seperti mereka. Duduk dengan rapi, memakai baju hitam-putih, memakai name tag, dan memperhatikan seniorku bercerita panjang lebar. Aku dulu juga sama seperti mereka. 

Potongan memori itu membuatku sadar akan satu hal, bahwa hidup ini adalah proses untuk menaiki anak tangga yang lebih tinggi. Aku pun sadar bahwa aku sudah berada pada titik akhir perjalananku dikampus. Sebentar lagi aku akan mengakhiri proses menaiki anak tangga dalam fase hidupku di kampus ini (semoga, amin), dan aku akan keluar dari dunia kampus menjadi bagian dari masyarakat sosial dengan peran yang lebih besar lagi. Setelah itu, akan ada adek-adek tingkatku yang akan menginjakan kakinya di anak tangga yang aku injak sekarang. Begitulah proses hidup yang terjadi terus menerus. Itu lah proses regenerasi, proses kaderisasi, proses menaiki anak tangga yang semakin tinggi dan semakin tinggi. 

Aku sadar betul bahwa mereka yang ada dihadapanku ketika aku berbagi cerita dengan mereka, suatu saat nanti pasti akan ada yang menggantikannku melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan ini. Mereka, aku sangat berharap, mewarisi semangat ini, motivasi ini, dan gelora penuh optimisme bahwa setiap tahun energi baru yang diterima almamater ini akan menjadi kayu bakar dalam menjaga api kejayaan almamater. Mereka adalah generasi penerus kejayaan almamater. Sementara ketika mereka menggantikanku berdiri dan berbicara dihadapan adek-adek tingkatnya dua atau tiga tahun lagi, aku barangkali sudah berada di belahan lain di bumi ini. Melihat mereka dengan senyum penuh bahagia. Bahwa mereka telah mewarisi sesuatu dari kakak atau senior-senior mereka.

Proses menaiki anak tangga demi anak tangga demi mencapai impian atau posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya adalah keniscayaan. Ia akan selalu terjadi, namun setiap manusia mempunyai anak tangganya masing-masing. Menaiki anak tangga demi anak tangga menuju tempat yang lebih tinggi nantinya akan tergantung dari setiap manusia itu apakah akan menaikinya dengan cepat ataukah lambat. Cepat lambatnya menaiki anak tangga dalam kehidupan setiap manusia tergantung dari sejauh mana pengalaman dan bekal ilmu yang mereka punyai. Karena tidak hayal terkadang dalam menaiki anak tangga, kaki sering tergelincir atau malah ketakutan yang mendera diri sehingga memperlambat menaiki tangga kehidupan. Pengetahuan, pengalaman, dan kepercayaan diri lah yang mampu mempermudah manusia untuk menaiki anak tangga kehidupannya dan mencapai posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Ratusan adek-adek kelasku dihadapanku itu belum tentu nantinya akan berada pada level anak tangga yang sama bukan?Mungkin ada mereka yang masih tertinggal di anak tangga level bawah atau malah ada yang sudah menginjak anak tangga diatasnya.  Tapi, aku sangat berharap mereka berada pada level yang sama, yang lebih tinggi daripada level anak tanggaku sekarang pada saat mereke berumur seperti aku sekarang. Katakan aku sekarang berada pada anak tangga ke-14 pada umurku yang ke-22. Aku berharap adek-adek tingkatku ini akan berada pada anak tangga yang lebih tinggi dari 14 pada saat mereka berumur 22 tahun.  Semoga. 

Menjadi mahasiswa, selama kurang lebih 4-5 tahun, adalah bagian dari proses kehidupan yang sudah aku sebut seperti menaiki anak tangga. Tahun pertama menjadi mahasiswa tingkat I, kemudian tingkat II, tingkat III, dan akhirnya tingkat IV kemudian keluar dari fase hidup sebagai mahasiswa. Proses menaiki anak tangga dalam fase hidup mahasiswa ini yang perlu dipersiapkan dengan baik oleh setiap mereka yang memasuki fase itu. Selain itu, harus diberikan petunjuk bagaimana cara yang baik dan seharunya oleh mereka yang terlebih dahulu berada di fase anak tangga itu agar mereka dapat belajar dari pengalaman pendahulu mereka yang sudah pernah menaiki level anak tangga yang sama. Itu lah kaderisasi. Itulah regenerasi. Itulah yang harus dipersiapkan dan dikelola dengan baik. Agar anak tangga yang dinaiki menuju posisi yang lebih tinggi itu dapat dilalui dengan cepat dan tanpa hambatan. Kepada mereka yang berada pada posisi anak tangga lebih tinggi harus mengajari mereka yang berada di level anak tangga lebih rendah agar dapat menaiki level anak tangga diatasnya dengan sempurna. Demi mencapai posisi atau level kapasitas diri yang lebih tinggi. 

Merekalah adek-adek kelasku, adek-adek tingkatku mulai dari tingkat I, II, dan III yang selalu aku harapkan menjadi pewaris semangat dan inspirasi untuk kejayaan almamater di masa yang akan datang. Merekalah yang akan meneruskan. Merekalah yang akan menggantikanku, merekalah yang akan menginjak anak tanggaku yang sekarang ini aku injak. Begitulah hidup, terus beranjak dari anak tangga satu ke anak tangga yang lebih tinggi demi menggapai level hidup yang lebih tinggi. 

Teruslah menaiki anak tangga kehidupan dengan terus belajar tanpa henti,

By: Panca Dias Purnomo

2 komentar:

  1. Perasaan optimis, semangat, dan penuh gelora aku rasai didalam hatiku, menjalar dalam urat nadiku dan tarikan nafasku. - PDP, 2011

    Perasaan itu menular Mas. Menular setiap kali Mas melangkah masuk, menggenggam mikrofon, dan mulai berbicara. Saya cukup yakin, selain saya tentunya, banyak di antara kami yang merasa sepert setiap mendengar Mas berbicara. Banyak senior lain yang melakukan hal yang sama dengan Mas, tapi tidak banyak yang bisa meninggalkan kesan jauh setelah acara selesai seperti Mas. Mungkin karena Mas tulus, saya juga ngga tahu, tapi setidaknya untuk sementara ini itulah sebabnya kenapa saya selalu kagum sama Mas.
    Terima kasih untuk inspirasinya selalu:)

    BalasHapus
  2. Terimakasih adek,,,semoga ada secuil manfaat dari apa yang aku tulis dan ucapkan...^^
    Mari terus belajar...^^

    BalasHapus

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu