Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 01 Juni 2012

4,9 Tahun Bukanlah Waktu Yang Sebentar

Setelah namaku dipanggil, aku masuk kedalam ruangan. Dinginnya udara ber-AC semakin terasa menusuk kulit, keringatkupun semakin mengering. Aku duduk dan mendengarkan dosen pembimbingku sekaligus panitia sidang menyampaikan kalimat penutupannya. Aku menunduk dan cuma bisa memegang tanganku sembari terus berdoa dalam hati agar semuanya seperti yang diharapkan. Ruangan terasa hening sesaat. Suara dosenku mulai terdengar "Ya, setelah tim penguji bermusyawarah, kemudian sepakat bahwa selamat kepada saudara Panca, Anda sudah dinyatakan lulus". Alhamdulilah, aku bersyukur sekali dalam hati, tak henti-hentinya aku mengucap syukur. Akhirnya, aku sarjana juga, sarjana pertama yang dihasilkan dari hasil jerih payah orangtuaku sendiri. Aku naikan kepalaku dan memandang wajah dosen pembimbingku dengan senyuman teramah dan penuh kebahagiaan. Beliaupun melanjutkan "Anda baru lulus 51%, yang sisanya 49% adalah ketika Anda sudah melengkapi refisi dari para penguji. Setelah semuanya lengkap, baru Anda lulus 100%". Gelar sarjana sudah ada digenggaman tangan, refisi dari dosen penguji cuma masalah kecil saja. Tinggal tunggu waktu sampai semua tanda tangan dosen penguji aku dapatkan. InsyaALLAH.

"Silakan, kepada Professor Budi untuk memberikan wejangan kepada saudara Panca", demikian kata dosen pembimbing sekaligus panitia sidang sembari membersilakan Prof. Budi berbicara. Prof. Slamet Budi Prayitno adalah dosen pembimbing keduaku, dosen senior di fakultasku dengan pengalaman dan kapasitas keilmuaan yang tidak diragukan lagi. Beliau pernah menjabat sebagai Pembantu Rektor III, Pembantu Dekan III, dan kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Tengah. Dengan tata bahasa yang sangat halus dan baik, beliau memberikan wejangan atau pesan kepadaku. Kalimat pastinya aku tidak terlalu hafal, yang pasti aku masih ingat sekali intinya. Ini akan selalu aku ingat selamanya karena kalimat ini telah berhasil membuatku merinding dan berkaca-kaca. "Selamat kepada Panca, prestasi akademik Anda sangat memuaskan, dan hasil sidang ini juga sangat memuaskan. Anda telah berjuang dengan keras untuk meraih gelar sarjana dan sidang ini adalah tahapan paling akhir Anda selama berkuliah di kampus ini. Tentunya, orang pertama yang Anda hubungi setelah keluar dari ruangan ini adalah Ibu Anda. Karena beliaulah yang selalu mendoakan Anda setiap waktu demi kesuksesan Anda. Orangtua Anda bekerja keras agar Anda lulus menjadi sarjana. Kami, para dosen, juga berdoa agar Anda menemukan kesuksesan Anda setelah keluar dari kampus ini. Kami juga selalu siap membantu Anda setelah ini. Selama kuliah pasti Anda telah bertemu dengan banyak dosen dan pengalaman. Ada dosen yang baik dan ada mungkin yang kurang baik. Ada pengalaman yang baik dan ada juga yang kurang baik. Tapi, apapun itu, anggaplah semuanya baik dan jangan pernah lupakan almamater Anda. Selamat". 


Aku merinding dan ingin meneteskan air mata ketika dan setelah mendengarkan kalimat beliau. Kata demi kata dan getaran suara beliau mampu menusuk-nusuk hati dan memang benar, semua yang beliau sampaikan adalah apa yang aku pikirkan juga. Entah itu baik, entah itu buruk, anggaplah semuanya baik dan jangan pernah lupakan Almamater Anda. Aku cuma bisa menunduk, menahan air mata dengan suara detak jantung yang semakin menguat. Aku sungguh terharu biru. Ini adalah salah satu momen penuh makna dan paling membahagiaan yang pernah aku punya sepanjang hidup. Aku akan mengingatnya selamanya, dan nampaknya akan susah buatku lupa begitu saja dengan momen ini. Terimakasih Ya ALLAH atas semuanya. 


Akhirnya, aku bisa menelfon orang tua dan mengatakan bahwa aku lulus. Aku dengar suara Bapaku tersedak. Mungkinkah orangtuaku menangis mendengar kabar ini?Mungkin saja. Itu adalah momen yang sangat membanggakan karena orang tua menangis terharu saat mengetahui apa yang telah kita lakukan. Bukan menangis karena sedih, tapi menangis karena bangga dan haru. Membuat orang tua bangga adalah kepuasaan dan kebahagiaan tersendiri bagi seorang putra, iya kan?.


30 Mei 2012 adalah menjadi hari dimana aku dinyatakan lulus menjadi sarjana. Betapa senangnya aku setelah perjuangan selama ini yang cukup dibilang berdarah-darah. Sesuatu yang diraih dengan perjuangan, usaha keras, keringat, dan pemaknaan hidup memang pada akhirnya akan membawa sensasi dan perasaan tersendiri dibandingkan dengan sesuatu yang dicapai dengan biasa-biasa saja. Aku memandang isi dari perjalanan hidupku dikampus ini adalah istimewa. Semuanya, tidak terkecuali. Semuanya begitu indah dan sekaligus memberikan pembelajaran hidup yang sungguh luar biasa besar kepadaku. Aku belajar tentang kedewasaan, keikhlasan, kesabaran, kerja keras, jati diri, dan persahabatan di kampus ini; ya selama aku belajar di kampus ini. Undip telah mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan. Aku tidak cuma belajar dan memperdalam ilmu dunia dikampus, kampus bagiku juga adalah  pondok pesantren bagiku dalam memperdalam ilmu agama. 


4,9 tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi seseorang dalam meraih gelar sarjana. Idealnya adalah 4 tahun. Apakah aku menyesal?Jawabannya tidak sama sekali. Aku justru bersyukur, bahwa ternyata waktu 4,9 tahun-ku di kampus ini adalah masa terindah penuh ilmu dan pengalaman yang pernah aku punya sepanjang hidup. 4,9 tahun yang sungguh sangat istimewa. Aku juga semakin yakin akan satu hal bahwa, setiap keputusan yang kita ambil akan membawa konsekuensi tersendiri bagi hidup kita. Pada semester 6 aku pernah menulis bahwa aku akan lulus maksimal 5 tahun dan saat aku lulus, aku akan merasa puas dengan segala yang aku lakukan dan habiskan selama itu. Dan, kamu tahu?, Alhamdulilah, aku mendapatkannya. Aku lulus tidak lebih dari 5 tahun; 4,9 tahun, dan aku merasa sangat puas dengan apa yang telah aku lakukan di kampus ini. Saat wisudaku nanti, aku akan merasa sangat bangga. Hidupku penuh makna selama 4,9 tahun ini. Subhanallah, terimakasih Ya ALLAH. Aku sudah siap untuk menatap masa depan yang lebih cerah dan meraih mimpi-mimpiku yang lainnya. 


Namun 4,9 tahun adalah waktu yang terlalu cepat bagi seseorang untuk mengenal seutuhnya siapa dirinya, mengenal jati diri, visi, dan cita-cita hidup dunia akhiratnya. Karena proses pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri akan berlangsung sampai dirinya sendiri mati. Masa depanku adalah juga bagian dari proses penemuan jati diri yang seutuhnya. Tapi, bagaimanapun juga, 4,9 tahun waktuku dikampus telah banyak memberikan pondasi atau landasan dalam hati dan pikiranku tentang bagaimana melihat dunia ini. Bagaimanapun juga, 4,9 tahun telah sangat membantuku dalam menemukan pemahaman tentang segala sisi kehidupanku. Aku semakin mengenal siapa sebenarnya Panca Dias Purnomo, dari yang baiknya hingga yang buruk-buruknya. 


Mungkin, akan ada orang yang ketika diwisuda dan meraih gelar sarjana masih belum mengenal siapa dirinya, bingung mau kemana setelah wisuda, dan hampa atau kosong masa kuliahnya. Namun, bagiku, itu tidak akan pernah terjadi, karena selama mengabiskan waktu menjadi mahasiswa, aku banyak belajar tentang siapa diriku, belajar apa mimpi dan cita-citaku, dan mendapatkan makna hidup penuh warna keindahan didalamnya. Aku sungguh bersyukur diberi kesempatan kuliah dikampus Universitas Diponegoro. 


Semuanya bermula ketika aku memutuskan untuk kuliah saat di kelas 3 SMK. Aku diterima di Universitas Diponegoro melalui jalur Ujian Masuk. Orang tuaku menjual sawah untuk membiayai biaya masuknya. Aku sangat semangat belajar dan mendapatkan indeks prestasi yang memuaskan. Aku berkenalan dengan dunia aktivis sejak semester 1. Aku semakin mengenal Islam dan jati diri semenjak semester 1. Waktu pun berlalu, kemudian aku menjadi pengurus inti Rohis Jurusan di semester 4. Karenanya, aku merasa akhlak dan pribadi serta emosi-ku semakin membaik, tidak seperti sebelum aku mengenal dunia aktivis. Pemikiran dan wawasanku juga semakin luas. Di semester 6 aku menjadi Ketua BEM fakultas. Semester 7 aku menjadi Mahasiswa Berprestasi fakultas. Aku ingin bisa pergi keluar negeri sebelum lulus, dan Alhamdulilah aku mendapatkannya di semester 7. Aku juga menjadi pengurus inti BEM Universitas. Selama itu, aku banyak berbagi, diskusi, dan menulis untuk kemajuan jurusan dan fakultas di seluruh Undip. Ujungnya, aku dapat mempunyai banyak teman dan banyak kenalan. Banyak sekali pengalaman hidup tak ternilai harganya yang aku dapatkan selama ini di kampus. Alhamdulilah, Akhir yang begitu indah. 


4,9 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk menjadi sarjana tapi juga waktu yang sebentar untuk menimba ilmu dan pengalaman. Namun, langkah kaki harus diayunkan kembali. Anak tangga kehidupan harus dinaiki kembali. Setelah lulus, aku berharap semoga mimpi-mimpiku selanjutnya dapat terwujud, mulai dari: 1. Mengabdikan diri dengan mengajar anak-anak di pelosok negeri melalui Indonesia Mengajar selama satu tahun; 2. Melanjutkan study ke luar negeri (US, AUSY, EU); 3. Menikah dengan wanita yang sholehah; 4. Hidup dan bekerja di luar negeri kurang lebih 5 tahun; dan 5. Kembali ke Indonesia dengan mengabdikan diri di dunia jurnalistik, akademis, dan aktivis.


Aku yakin, langit mendengar suara hatiku saat menuliskan tulisan ini. Suatu saat, mimpi-mimpi itu akan terwujud. InsyaALLAH. Selangkah demi selangkah menuju kehidupan yang bahagia dan penuh ceria. Perjalanan hidupku yang penuh cerita dan makna. Terimakasih ya ALLAH. 


Kita akan mendapatkan apapun yang memang layak kita dapatkan. 


-Catatan Perjalanan Hidup-

4 komentar:

  1. Selamat Panca Dias Purnomo, S.Pi. :D
    Semoga apa yang engkau mimpikan dan kau cita-citakan segera terwujud kawan :D

    BalasHapus
  2. Terimakasih Bal, ayo dirimu segera menyusul Bal..to be Iqbal Bukhori, SE...
    :-D

    BalasHapus
  3. aku baru buka lagi blog mas setelah sekian lama..
    merinding aku baca postingan yang ini :')
    tertampar juga...udah 4 semester di sini, nggak punya apa apa, nggak ngapa ngapain.
    but anyway, congratulation, and thankyou, thankyou, thankyou for being someone i can look up to everytime i'm down.
    PDP rules!!! \m/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, thanks juga ya Aida^^, goodluck for your study too..

      Hapus

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu