Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 07 Desember 2012

Kelas 1 Suka Bintang (part 2)


Akhirya, sekitar minggu ke 2 aku mengajar di SD Waya, aku coba terapkan cara ini; memberi hadiah kepada murid yang melakukan kebaikan. Aku teringat kertas reward saat micro-teaching dulu. Sebelum masuk kelas, aku ingin membuat reward-nya terlebih dulu. Aku buka-buka lemari di ruang guru, dan aku temukan tumpukan kertas print HVS di lemari buku paket siswa. Belum ada instalasi listrik, dan printer di sekolahku, jadi aku harus memanfaatkan bahan yang ada di sekolah. Aku ingat, ada warisan krayon dari PM sebelumnya di kardus dekat lemari buku. Aku ambil kertas HVS tadi, aku lipat, dan sobek menjadi beberapa segi empat kecil-kecil. Aku ambil krayon, dan entah bagaimana langsung terpikir bintang. Aku gambar dan warnai bintang itu, sebaik yang aku bisa. 

Aku masuk ke dalam kelas dengan percaya diri. Aku akan membuat kalian tunduk pada keinginanku, hehehe. Aku tersenyum, menyapa semua muridku kelas 1 yang imut-imut itu. Setelah selesai berdoa, aku tunjukan kepada mereka bintang-bintang ditangaku. 

“Apa ini anak-anak?”. 
“Bintaaang”, jawab mereka kompak. 
“Siapa yang mau bintang ini?”. 
“Sayaaaaa” teriak mereka sambil semuanya mengangkat tangan. 
“Nah, karena tadi Pinda sudah memimpi kita semua berdoa, maka ia akan Bapak beri satu bintang ini”. Pinda, muridku, yang tadi memimpin berdoa tersenyum malu-malu ketika ia menerima bintang dariku. “Tepuk tangan untuk Pinda”.  Semua anak tersenyum dan menoleh ke Pinda. Aha, Mereka sepertinya sudah jatuh hati pada bintang-bintangku ini. 

“Bintang ini hanya akan Bapak berikan kepada mereka yang melakukan kebaikan”. Jelasku lagi. Aku lihat ke bawah meja siswa, dan aku temukan banyak sekali potongan-potongan kertas berserakan di lantai. Lantai juga penuh dengan pasir dan debu. Aku terus melihat ke arah bawah meja, sambil sesekali melirik ke arah anak-anak. Mereka belum bergerak, aku harus pancing mereka. “Sebelum belajar, ruangan kelas harus bagaimana ya?”. “Bersih pak”, jawab beberapa anak. Dan ajaib!. Satu anak langsung bergegas keluar dari meja mereka dan memungut kertas-kertas yang berserakan di lantai. Seketika itu juga, semua anak mengikuti. Haha, kena kalian ;-D. 

Beberapa anak pun mengambil sapu di ruang guru dan mulai menyapu lantai. Kemudian aku berdiri di luar kelas dan memandangi sepatu-sepatu mereka yang masih berserakan tidak rapi. Aku pandangi sepatu itu dan melirik lagi ke arah beberapa murid. Tanpa ada perintah, mereka langsung berlari, dan dengan cekatan merapikan barisan sepatu-sepatu mereka. Aku tersenyum puas melihat tingkah mereka di hari pertama aku tunjukan gambar bintang-bintang. Bintang ini mempunyai daya tarik luar biasa ternyata ;-D. 



Setelah semua bersih dan rapi, “Karena kalian semua sudah mau membantu Bapak membersihkan kelas dan merapikans sepatu, Bapak akan kasih kalian bintang ini satu satu”. Semua berteriak “yeeee” sambil senyum-senyum. Anak-anak ini memang suka bintang ya ;-D. Aku memberi muridku semua bintang untuk menghargai usaha mereka sekaligus sebagai pancingan agar mereka berbuat lebih esok hari. 

Aku juga memberi bintang kepada muridku yang tidak terlambat masuk kelas setelah jam istirahat. Anak-anak Waya, biasanya menggunakan jam istirahat untuk pulang kerumah dan makan. Anak-anak banyak yang tidak punya jam dirumah dan memang sudah budanya molor, sehingga masuk setelah istirahat yang seharusnya jam 10.00 bisa jadi jam 11.00. Aku sempat bingung bagaimana mengatasi kebiasaan ini. Jika anak-anak terus-terusan dibiarkan seperti ini, mereka akan kehilangan banyak sekali waktu belajar di sekolah. Saat awal mengajar, aku sempat pusing karena ketika aku masuk kembali ke kelas setelah istirahat, kelas kosong. Muridku belum kembali dari rumahnya. Padahal jarak rumah dan sekolah tidak lah jauh. Setelah aku memberi bintang kepada muridku yang masuk tepat waktu, perlahan-lahan mulai banyak muridku yang sudah duduk manis di kelas setelah jam istirahat usai. 

Agar yang terlambat dan melanggar tidak mengulangi perilakunya, aku juga memberikan kartu bergambar wajah orang sedang marah berserta tanduk iblis di kepalanya. Dan murid-muridku menamai itu sebagai kertas “Orang Jahat”. Saat ada murid yang terlambat atau melakukan sesuatu yang tidak baik, aku beri ia “Orang Jahat”. Aku harap mereka akan kapok dan sadar untuk tidak mengulangi perbuatan kurang baiknya lagi. 

Aku juga memberi muridku bintang jika mereka melakukan sesuatu yang baik tanpa aku minta. Seperti misalnya menyapu lantai saat jam istirahat atau membuang potongan kertas kedalam tempat sampah, atau merapikan sepatu tanpa diperintah. Aku berikan kertas bintang saat semua murid sudah masuk dan meminta semuanya bertepuk tangan untuknya. Perlahan-lahan, kelas selalu rapi dan bersih, sepatu tertata rapi diluar kelas, dan mulai banyak muridku yang tidak terlambat atau  bahkan pulang setelah istirahat selesai.

Namun yang paling aku suka adalah ketika melihat inisiatif mereka melakukan sesuatu dengan sendirinya tanpa aku minta. Seperti kemarin, ketika ada dua orang muridku yang menyapu kelas di jam istirahat tanpa diminta siapapun. Rasanya? sungguh bahagia. Sampai terakhir aku menulis tulisan ini, senjata berupa bintang ternyata sangat ampuh hasilnya. Cukup aku lihat ke arah sepatu atau lantai, maka anak-anak kelas 1 pun akan langsung berlarian merapikan dan membersihkannya ;-D. 

Aku berharap semoga kelak, mereka dapat memahami sopan santun dan sadar melakukan kewajibannya tanpa mengharap pemberian bintang atau bahkan pujian dari orang lain. 

Waya, 2 Desember 2012


-Catatan Perjalanan Hidup-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu