Ini adalah perasaanku
sedalamnya untuk seorang wanita juara satu seluruh dunia: Ibuku.
Sejak aku kecil, kau
memang tidak pernah duduk disebelah kasur tempat tidurku, mengusap kepalaku,
dan mengatakan "selamat tidur". Kecupan di kening pun tidak pernah
kau berikan untukku. Bahkan, mungkin, itu semua tidak pernah terpikirkan oleh
dirimu. Aku juga tidak pernah mendengarkan cerita dongeng beraneka rupa sebagai
pengantar tidurku. Kau juga tidak pernah duduk disebelah kursi belajarku dan
menjelaskan bagaimana menyelesaikan PR-PR ku.
Tahukah kau Ibu, dulu,
saat hari pengambilan raport tiba, aku sangat berharap kau datang ke sekolah
dengan pakain terbaik dan mengambilkan raport itu untukku. Namun tak sekalipun
engkau datang kesekolah untuk mengambilkan raport itu untukku. Aku cuma ingin
seperti teman-temanku yang raportnya diambilkan oleh ibu mereka. Cuma
itu.