Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa kehidupan manusia itu naik dan turun. Perjalanan hidup tidak selalu mulus dan datar, ada kalanya kita berada diatas, ya bahagia, semua mimpi dan harapan kita terwujud. Ada kalanya pula hidup kita berada dibawah, ya kita merasa lelah, sulit, dan galau setiap saat. Aku ingat kata-kata dari buku yang aku baca dirumah salah seorang saudaraku, "Hidup itu seperti roler coster". Ya, aku setuju, hidup itu seperti roler coster yang membawa kita naik, dan bisa tiba-tiba jatuh hingga membuat kita menjerit ketakukan, dan seketika juga terbawa tinggi hingga kita merasa lega. Dan kita tak akan pernah tau, lintasan seperti apa yang sudah menunggu kita didepan. Begitu tiba-tiba. Begitulah hidup.
Perjalanan hidupku yang sudah 25 tahun ini pun tak pernah lepas dari drama roler coster. Ya, aku makin paham bahwa hidup memang seperti itu. Menimpa siapapun meski tentunya dengan cara dan cerita yang berbeda. Aku kira semua orang mengalaminya. Perjalanan hidup yang terus berjalan ini membawa keinsafan yang lebih lagi bahwa naik turunnya hidup ini akan membuat cerita hidup manusia jadi berwarna, jadi lebih banyak cerita. Tidak monotan.
Tidak ada manusia yang lebih special. "Siapa aku yang hidupnya dikasih bahagia terus?". Aku bukan malaikat.
Jika aku baca kembali tulisan-tulisan di blog ini, sejak tulisan pertama hingga akhir-akhir ini, aku seolah bisa melihat kehidupanku dalam fase demi fase. Ketika aku membaca tulisanku sendiri, aku terbayang kembali sedang bagaimana kehidupan ku saat itu, sedang dimana aku, perasaanku waktu itu, sedang apa aku dan beserta alasan yang membuatku menuliskannya. Aku dapat melihat kehidupanku dari masa ke masa. Makin aku percaya bahwa roler coster kehidupan itu memang nyata dan aku meyakini pula roler coster masing-masing kita tidak hanya memiliki lintasan terjal kebawah, karena ini roler coster maka bersiaplah untuk terbawa lagi naik keatas.
Entah dalam sisi kehidupan yang mana ktia bisa melihat roler coster ini sedang berjalan. Mungkin dalam karir, kesehatan, persahabatan, asmara, atau keluarga. Semua punya ceritanya sendiri. Dan bisa jadi tiap sisi kehidupan itu saling terhubung dan mempengaruhi. Karir, misalnya, terhubung dengan kesehatan, persahabatan, dan mempengaruhi kehidupan keluarga dan asmara. Kesehatan berpengaruh terhadap karir tentunya, atau sebaliknya. Saling mempengaruhi dan saling terkait itu dapat menjadi satu lintasan roler coster kehidupan yang sedang kita naiki saat ini. Saat salah satunya naik, yang lain akan ikut naik, pun sama ketika salah satu turun, yang lain pun bisa jadi ikut turun.
Nah, disini aku melihat mungkin agak tidak adil jika teori nya saling terhubung dan terkait karena aku tau ada orang-orang yang dapat mempertahankan lintasan karir nya tetap tinggi meski sisi kehidupan lain tidak sebaik karir nya. Atau ada juga yang asmaranya kandas atau bermasalah, namun tetap mampu merawat karir, persahabatan, dan keluarga dengan sangat baik. Mungkin itu bagi orang-orang yang sudah berpengalaman atau ahli dalam mengelola roler coster kehidupannya. Orang seperti ini barangkali tidak hanya sebagai penumpang roler coster kehidupan yang hanya menutup mata saat roler coster melaju, orang seperti ini bisa jadi sudah tau lintasannya atau pola nya sehingga dapat mempersiapkan diri lebih baik dibanding yang lain.
Itu pasti membutuhkan pengalaman. Aku setuju bahwa pengalaman adalah sebaik-baiknya guru. Ia membuat kita tahu pola kehidupan, ia membuat kita paham bagaimana mengelola kehidupan ini lebih baik dan pengalaman pula yang dapat mempersiapkan diri kita untuk menghadapi sesuatu yang kita inginkan atau bahkan yang bukan kita inginkan.
Terakhir untuk mengakhiri tulisan ini, yang pasti aku percaya roler coster lintasannya tidak datar, ia akan turun memang, tapi pasti ia akan naik. Dan roler coster kehidupan, meski agak mengerikan pada saat tertentu, tapi itu membuat kita menjadi pribadi yang pemberani dan tangguh. Ya, serta yang terakhir aku sebutkan tadi, menjadi pribadi yang punya pengalaman sehingga tidak hanya pasrah pada lintasan roler coster tanpa usaha, melainkan mungkin malah bisa jadi driver pada roler coster kehidupan, tanpa keluar dari lintasan yang ada meski turunannya begitu curam.
Yang terpenting kita harus berani menaiki roler coster ini, bukan takut duluan atau melompat keluar saat roler coster melaju kencang. Jika itu terjadi, maka kita adalah pribadi manusia yang gagal.
-Catatan Perjalanan Hidup-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar