Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Minggu, 23 Oktober 2016

Untukmu Nak#4 Semoga Bertemu Pada Waktunya

This morning I woke up and realized that soon I gonna be someone else. Someone who will have bigger responsibility to take care someone else in his shoulder. Grab my hand, and  don't  let it go. Never.

Gemerisik air yang membentur bumi terdengar seperti dentingan koin-koin yang terjatuh dari ketinggian. Berdenting naik turun, seperti orkestra alam yang sedang memainkan alunan musik didepan para penikmatnya. Aku terbangun dengan nafas tersengal. Aku mimpi aneh lagi malam ini. Masih pukul 3 pagi. Suara hujan diluar sana tidak cukup membuat tidurku nyenyak. Tidak cukup juga untuk membuatku kantukku kembali. Mataku sulit untuk aku pejamkan kedua kalinya. Aku menatap langit-langit kamar, tak ada apapun yang mampu kulihat, hanya gelap. Mimpi apa aku barusan tadi?, pikirku. 

Mimpi itu begitu aneh. Apa artinya?. Aku mengatur nafas dalam dalam, dan meyakinkan diriku sendiri bahwa itu hanya sebatas mimpi, bukan bertanda apapun dari alam semesta. Aku mungkin terlalu khawatir dengan bab baru dalam kehidupanku yang akan berganti. Hidup itu seperti buku. Terdiri dari Bab demi Bab yang mana setiap Bab-nya memiliki cerita yang berbeda. Bab 1: kelahiran, Bab 2: Balita, Bab 3: Sekolah, Bab 4, Menikah:, dan seterusnya hingga Bab terakhir dari setiap kehidupan adalah kematian. 

Ya, dalam hitungan minggu aku akan membuka Bab baru dalam kehidupanku. Seringnya, kita selalu berharap alur cerita dalam sebuah buku akan seperti apa yang kita harapkan, bukan?. Seperti saat kita membaca sebuah novel. Bab-Bab berikutnya membuat kita penasaran, dan tak jarang kita berharap ceritanya seperti apa yang kita inginkan. Bahkan kita ingin menjadi jauh lebih berkuasa dari sang penulis buku itu sendiri, jika kita bisa. Bab selanjutnya adalah misteri. Jika kita sudah tau cerita dari Bab selanjutnya, apakah kita masih tertarik untuk membuka lembar demi lembar buku itu?. Bisa jadi tidak, ya kan?. 

Aku memiringkan tubuhku ke kanan, dan terlihat tubuh yang bergerak naik turun seirama dengan dengusan nafasnya. Aku pegang kehidupan baru disana. Aku gerakan tanganku naik turun dengan lembut. Tak ada gerakan apapun. Mungkin ia sedang tertidur. Ialah sumber kekhawatiran sekaligus sumber kekuatanku untuk menatap masa depan. Menatap Bab demi Bab baru dalam kehidupan yang masih misteri. Apapun itu, apapun cerita dalam Bab selanjutnya, kuatlah. Itu saja. 

Aku coba pejamkan mata kembali untuk mencari rasa kantukku lagi. Aku peluk dan aku bisikan kata-kata itu lagi dan lagi "Nak, jadilah matahari untuk Ayah dan Bundamu". 

Semoga kita dipertemukan pada waktunya.

-Catatan Perjalanan Hidup-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    6 bulan yang lalu