Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Senin, 25 November 2019

Mereka yang Telah Selesai dengan Dirinya Sendiri

"Seorang yang sukses adalah mereka yg telah selesai dengan dirinya sendiri", saya lupa siapa dan dimana persisnya saya pertama mendengar kalimat ini. Sepertinya saat pembekalan pelatihan intensif Pengajar Muda. Saya pun lupa persis kalimatnya, atau hanya intisari dari pidato seseorang, tapi kini kalimat ini begitu melekat dikepala saya.

Sekian tahun waktu itu berlalu, saya gak pernah "ngeh" dengan makna kalimat itu. Kalimat itu hanya berlalu begitu saja sekian tahun ini, bahkan saya gak ingat pernah mendengarnya.

Semakin dewasa seseorang, semakin bertambah usianya, semakin banyak pahit manis kehidupan yg ia rasakan. Semakin matanglah ia secara emosional dan sosial.

Namun hanya mereka yg bisa menghadapi manis pahit kehidupan dengan sempurna ketika ia benar-benar sudah selesai dengan lingkaran terkecil kehidupannya. Benar apa yg disampaikan kepada saya beberapa tahun lalu. Saya yakin itu dari Pak Anies, Gubernur DKI sekarang, dan seorang pendiri Indonesia Mengajar statusnya 6 tahun lalu.

Ia bisa mengatakan itu, saya yakin karena pasti ia sudah mengalaminya sendiri dan mengambil pelajaran dari pengalaman hidupnya.

Kalau kita ngomongin masalah dunia kerja, semakin tinggi posisi dan pengaruh seseorang, semakin berat beban profesionalnya. Ia akan menghadapi tekanan yg lebih besar, dinamika tim yg lebih luas, dan tanggung jawab mengelola target perusahaan yg makin membesar. Kondisi ini membutuhkan kematangan personal dan sosial yg baik dari seseorang.

 Kondisi personal datang dari dirinya sendiri dan lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga. Termasuk menurut saya adalah kadar keimanan dari hasil ibadah seseorang itu. Jika kondisi ini baik, kematangan personal yg berpengaruh terhadap performan di tempat kerja pun biasanya akan baik. Gak jarang saya mendengar cerita bahwa ada seseorang yg kinerjanya buruk karena faktor personal termasuk keluarga yg berantakan. Saya yakin Pak Anies dulu ngomong pesan yg diawal tadi karena ia merasakan itu. Ia matang secara personal, dari ibadahnya kepada Tuhan dan ia punya support maksimal dari lingkaran terdekatnya. Bagaimana seseorang bisa memimpin dg baik, jika dirinya dan keluarganya aja kacau balau. Ya kan?. Kehidupan personalnya seakan baik-baik saja. Saya bukan pengagum garis kerasa atau bahkan menjagokan dirinya ya, tapi itulah yg saya lihat. Ini faktor yg sangat besar dalam mendukung seseorang telah selesai dengan dirinya sendiri atau belum.

Selain faktor kematangan personal, kematangan sosial pun menjadi faktor seseorang sudah selesai dengan dirinya sendiri atau belum. Bagaimana hubungannya dengan saudara-saudaranya, dengan tetangga, dan kelompok masyarakat?. Jika ia bisa bersosialisasi dengan baik, berkontribusi dg baik pada lingkungannya, maka ia bisa dikatakan matang secara sosial.

Sukses seseorang telah matang dilihat dari bagaimana "menurut saya" ia menghandle dinamika personal dan sosialnya, maka semakin besar kemungkinannya dia akan sukses di karir profesionalnya.

Bagaimana ia bisa memimpin dan mengelola orang lain, lha wong mengelola diri sendiri dan keluarganya aja dia gak mampu?. 


-Catatan Perjalanan Hidup-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Jangan Baper - Jangan baper kalau kerja. Hubungan antar manusia di tempat kerja, entah dengan rekan, bawahan atau atasan, gak selamanya baik-baik saja. Hubungan kerja, sa...
    4 tahun yang lalu