Jujur, bagi saya, pemikiran begini sungguh sangat aneh dan sorry I say: silly. Mereka pikir bekerja di gedung tinggi, itu prestis?. Atau mereka kira gajinya juga tinggi setinggi lantai gedung apa ya. I can not understand people thinking that way. Yes, some of the top executive and high amount paid employees working in those high building, but do you know how many of them?. It's not many, dibanding dengan total populasi karyawan yg ada di perusahaan itu. Saya jamin. Piramida organisasi selalu berlaku dimana mana. Mayoritas ya di kurva normal gajinya, setinggi apapun dirimu ada di gedung gedung itu.
Dia mungkin berpikir begitu karena dia gak pernah merasakan bekerja di area yg serba hijau, tanah yg luas, lapang, dan gak tersekat sekat oleh tembok. I used to work on this kind of work environment, meski mungkin bagi orang kantoran di Jakarta kerja di pinggiran Jakarta itu "gak prestis", tapi c'mon saya gak pernah ngerasain macet dan padetnya jalanan, saya masih bisa liat pohon rimbun dan hijau, dan yang penting, meski didalam ruangan, saya masih menghirup udara segar bukan AC. Musim covid gini, sirkulasi udara segar non AC terbukti kan lebih bagus.
Saya kerja baru sekitar 3 bulan di salah satu area elit perkantoran gedung tinggi di Jakarta, dan saya ngomong begini bukannya gak bersyukur, tapi karena gak pengen ada orang yg berpikir kerja di gedung tinggi itu prestis tersendiri. Saya pernah kerja di pinggiran Jakarta, dan sekarang kerja di pusat bisnis Jakarta. Beda banget memang rasanya. Tapi jujur, setiap hari liat gedung tinggi dan padatnya mobil, itu stress bros. Sejauh apapun lu jalan di kantor, hanya ketemu tembok dan tembok. Liat keluar jendela kaca, gedung tinggi yg lain. Liat kebawah, sumpeknya kota Jakarta. Keluar beli makan, mahal setengah mati. Menghirup udara segar? Apanya yg segar di Jakarta ?!. Hidupmu kalau lagi jam kantor yg disitu situ aja. Makanya survey terbaru banyak orang suka model kerja sekarang yg hibrid, alias setengah wfh setengah wfo. Memang butuh variasi, dan saya termasuk yg mendukung model kerja begini.
Makanya, saya bilang, sama aja mau kerja dimana aja, di kantor model apa aja, selama lu dapat nafkah dari cara lu yg halal, so be it. Be blessing. Konyol aja menilai value pekerjaan hanya dari jumlah lantai kantornya.
Yg penting, INGAT, duitmu itu halal, bukan nyolong, korup, nipu, atau pesugihan. Kerja yg halal itu ibadah. OK!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar