Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Sabtu, 20 Agustus 2011

"Semuanya Adalah Proses dan Akumulasi: We Will Get What We Deserve"


Semuanya adalah akumulasi: berawal dari nol, kemudian bertambah, terus bertambah dan sampai akhirnya nyawa meregang dari jasad ini. Semuanya membutuhkan proses, semuanya. Semuanya membutuhkan sebab atau pemicu. Semuanya, tidak terkecuali. Begitu sunatullahnya. Ingin mendapatkan nilai bagus, pemicu dan prosesnya adalah belajar dengan rajin dan disiplin.Ingin mendapatkan beasiswa, melengkapi formulir pendaftaran dan interview. Ingin menjadi juara, ya tekun melengkapi diri dengan syarat-syarat lomba, melengkapi persyaratannya, ikut lomba, bertarung percaya diri di hari H. Ingin melanjutkan sekolah di luar negeri, ya dengan menulis surat lamaran untuk professor, menguasai bahasa asing, tekun mencoba dan berusaha, hingga akhirnya mendapatkan beasiswa ke luar negeri. Mendapatkan banyak informasi mengenai program ke luar negeri, ya karena mempunyai jaringan di luar negeri. Semuanya tidak serta merta datang dan didapat begitu saja.

Ada seorang teman, yang begitu sukses meraih banyak gelar perlombaan dari berbagai tingkat dan bidang. Penghargaannya tidak terhitung jumlahnya dalam hal tulis menulis. Lomba menulis paper ilmiah, dia juara. Lomba menulis paper kewirausahaan, dia juara. Lomba menulis artikel keagamaan, dia juara. Lomba desain teknologi, dia juara. Perlombaan yang diikuti pun tidak hanya sebatas tingkat nasional semata, melainkan di tingkat internasional pun telah ia ikuti. Dan, asal kalian tau, ia peroleh kemampuan untuk membuat ide, konsep, menuliskannya, mengkomunikasikan ide itu dalam bahasa oral yang menarik, jago membuat desain, dll, ia peroleh saat ia di semester ke-5. Ia membutuhkan waktu sampai 5 semester untuk benar-benar memahami dan menemukan keunggulan terbesar dalam dirinya. Ia membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk semakin dalam menyadari bahwa dia mempunyai potensi besar yaitu sebagai seorang: ideation dan thinker. Dia baru menyadari itu, setelah dia bergelut di dunia perlombaan dan segala jenis kompetisi tulis menulis. Dia tidak peroleh itu dengan serta merta, tapi dengan perjuangan. Tidak terhitung barangkali, jumlah paper yang ia kirim untuk mengikuti lomba, maupun sekedar menjadi pemakalah seminar semenjak dia berada di semester 1. Setelah berbagai seluk beluk kompetisi ia ikuti, dengan disiplin, tekun, motivasi, dan percaya diri, akhirnya sedikit demi sedikit ia mulai merasakan jerih payahnya. Ia jadi juara. 2,5 tahun mungkin waktu yang pendek, tapi ia akan menjadi sangat panjang jika ia tidak ditemukan melalui self motivation atau motivasi diri yang sangat besar. Ia terus mencoba dan mencoba meski tidak jarang karyanya selalu tertolak. Ia terus mendaftarkan diri dengan karyanya meskipun lingkungan disekelilingnya tidak mengapresiasinya. Self motivation yang besar inilah yang membuat masa 2,5 tahunnya di kampus terasa istimewa, meski dipenuhi dengan perjuangan penuh darah. 2,5 tahun masa pencarian keunggulan diri. 

Ada lagi seorang teman yang bergelut dengan dunia usaha sejak di semester 1. Ia berjualan segala macam jenis barang pada awal ia merintis usaha. Ia juga menyambi kuliahnya denga kerja paruh waktu di beberapa bidang usaha. Intinya, ia ingin mandiri. Tidak tergantung uang kiriman orang tua. Dia dengan senang akan membawa barang-barang dagangan ke kampus dan menawarkannya kepada dosen dan teman-teman. Hingga setiap kali orang lain bertemu dengannya, barang dagannganya justru yang pertama kali ditanya, bukan kabar orangnya. Hingga akhirnya sampai di semester 7 dia benar-benar telah mandiri karena usaha percetakan dan desain merchandise yang semakin terkenal dan maju. Dia berhasil membiayai biaya SPP semesternya sendiri, membeli kebutuhan sehari-hari dengan uang hasil jerih payah sendiri, bahkan ia mampu mengirim uang untuk orang tuanya dirumah. Tidak jarang pula, hasil usahanya itu ia infak dan sumbangkan ke beberapa panti asuhan, pondok, dan beberapa acara yang diadakan oleh adek-adek kelasnya. Sering pula, karena ia sudah mempunyai cukup uang, ia mentraktir teman-temannya makan di warung makan. Kemandirian yang ia peroleh dicapai saat ia semester 7, 3 tahun ia merintis kemandiriannya itu. Dia membutuhkan waktu 3 tahun sampai akhirnya mimpi untuk membiayai kuliah sendiri dan tidak tergantung orang tua dapat dicapai. Lagi-lagi, ini adalah contoh kuatnya motivasi dari dalam diri untuk terus maju dan mencoba meskipun banyak usaha yang telah ia coba. Kemandirian ekonomi yang dicapai oleh teman yang satu ini tidak lepas dari adanya pemicu dan proses. 

Salah satu teman lagi, mempunyai ambisi untuk menjadi mahasiswa teladan di bidang akademik dan organisasi. Ia belajar dengan sungguh-sungguh setiap semesternya. IPK nya stabil, dan diatas rata-rata teman yang lain. Selain itu, ia aktif diberbagai macam event-event mahasiswa baik didalam kampusnya sendiri maupun di luar kampusnya. Ia juga menjadi pengurus aktif organisasi intra kampus dan aktif pula di organisasi pemuda di level nasional. Teman saya ini, dengan prestasi akademik dan organisasnya, berhasil diterima beasiswa yang cukup tersohor di Indonesia. Bahkan berkat kerjasamanya dengan teman-temannya dia mampu membuat organisasi sosial baru yang fokus memberikan bantuan beasiswa kepada anak-anak SMA. Berkat organisasinya ini pula, ia berhasil memperoleh penghargaan karena kontrbusi nyatanya kepada lingkunga. Dia membutuhkan waktu 3 tahun untuk menjadi dia yang sekarang. Aktifis kampus yang prestatif dan kontributif, tidak hanya untuk kampusnya, tapi juga untuk masyarakatnya. Prestasi, penghargaan, pengakuan yang ia peroleh ini pun tidak lepas dari adanya pemicu di awal masa kuliahnya dan juga proses perjuangannya menempuh jalan yang dipilih. 

Ketiga contoh teman saya ini, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk benar-benar menemukan keunggulan dan potensi yang mereka punyai. Keunggulan dan keberhasilan yang mereka peroleh tidak serta merta datang begitu saja, melainkan semuanya diperoleh karena akumulasi dari usaha, perjuanga, motivasi, dan ketekunan yang mereka kerjakan bertahun-tahun. Memang, mereka tidak akan sebatas selesai sampai disitu, tapi mereka pasti akan terus tumbuh dan berkembang. Terus berakumulasi, terus tumbuh untuk menjemput keberhasilan yang lain dimasa datang. Keberhasilan itu adalah akumulasi. Penghargaan itu adalah akumulasi. Dan, pengakuan akan potensi dan kapasitas dari orang lain juga adalah akumulasi. Akumulasi yang terus bertambah karena adanya self motivation sebagai pemicu proses keberhasilan dan kesuksesan. 

Siapa kita dimasa datang dapat dicerminkan dari siapa kita sekarang ini. Hari esok adalah akibat dari hari ini. Hari kemarin adalah sebab dari hari ini. Kita akan mendapatkan apa yang layak untuk kita dapatkan. Kita harus terus berusaha agar kita memang layak untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan itu. Dengan menumbuhkan motivasi diri, dengan terus meningkatkan kelayakan diri, dengan terus mencoba, dan dengan terus berproses, sampai akhrinya sesuatu yang diinginkan itu tercapai. Ibarat tetesan air yang kontinyu menetas sedikit demi sedikit kedam ember kosong, jika tetesan air itu terus seperti itu maka suatu saat (pasti) ember akan penuh terisi oleh air. Semuanya adalah akumulatif, pertambahan dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada, yang tadinya nol menjadi satu. Atau bahkan sebaliknya, yang dulunya 10 menjadi 9. Tergantung akumulasi positif atau negatif kah yang kita pilih. 

-"Mari terus berpicu, berproses, dan berakumulasi sampai kita layak mendapatkan sesuatu yang memang layak kita dapatkan. We will get what we deserve"-

by: panca dias purnomo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu