Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Senin, 19 Maret 2018

Coping with Stress

Hari menjelang sore dan mata sudah agak penat menatap layar laptop. Seharin ini berkutat menulis dan berimajinasi tentang proyek-proyek yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Kepala mulai senut-senut karena terlalu banyak menatap monitor. Perlu refresh otak dan mata terlebih dulu.

Aku keingat pernah download beberapa e-book menarik seputar pekerjaan. Jadilah aku pengen sekalian belajar, nambah wawasan sembari mencari inspirasi. Ada artikel menarik tentang bagaimana menangani stress, dan tetiba aku senyum-senyum sendiri karena mikir " Yeah, aku kayaknya pernah ada di fase-fase kayak gitu". Kemudian aku berpikir, yes I did survive, buktinya aku masih hidup sampai sekarang masih dalam mentally psikally health. I guess soo 😁

Merujuk dari artikel "Coping With Stress" tulisannya Naomi Soto, dkk yang entah aku lupa dapat dari mana artikel itu, menjelaskan secara ringkas dan praktis bagaimana menangani stress. Tapi ada hal dasar yang harus diketahui, yakni tentang apa itu stress dan sumbernya. Si penulis bilang begini " What is stress?. Everyone has stress. Stress is your body’s response to a change or difficult situation. It is a natural response". Semua orang pasti punya stress. Karena stress itu adalah respon alamiah ketika tubuh menghadapi perubahan atau situasi yang sulit.  Misalnya ketika kita harus pindahan rumah. Banyak barang yang harus dikemas, dirapikan, dipindahkan dst. Hal itu membuat kita stress. Semakin banyak orang mengalami stress, hal-hal kecil bisa membuat perubahan yang signifikan. Jadi lebih mudah marah, tersinggung, dan lain lain. Penyebab stress ini disebut stressor. Perubahan dalam hidup kita dapat menjadi stressor. Misalnya saat kita barus lulus kuliah, melamar pekerjaan sana sini belum dapat. Yang awalnya ada kesibukan, menjadi tidak. Ini menyebabkan stress. Apalagi putus cinta, di-PHK, hutang yang belum lunas dan lain lain.


Stress dapat berakibat buruk terhadap kesehatan. Gejala awalnya bisa jadi sangat remeh, misalnya sakit kepala, perut sakit, susah tidur. Gejala stress juga bisa muncul dalam sekala yang lebih besar, misalnya jatuh sakit, susah hamil, dll. Semakin lama hal ini akan membuat kesehatan menurun. Tidak jarang justru berakibat fatal, seperti kanker, strok, dan darah tinggi.

Respond kita terhadap stress juga beragam. Perasaaan kita akan menjadi beraneka rupa; sedih, khawatir, marah, takut, bingung, dan lain lain. Ya saat stress perasaan kita jadi galau. Respond perbuatan kita pun beragam; ada yang jadi sukanya menyendiri, gak bisa tidur, bahkan ada yang jadi merokok, minum obat terlarang, dan menangis terus menerus. Sejujurnya, aku pernah merasakan itu semua, dan well ketika mengingatnya aku tak hentinya ketawa sendiri.

Ada 4 cara untuk menanggulinya stress :
1. Menerima sumber stress
2. Menghindari sumber stress
3. Mengubah sumber stress
4. Mengubah diri sendiri terhadap sumber stress

Keempat ini adalah cari ampuh untuk menanggulangi stress. Aku kasih contoh pengalamanku sendiri ya. Waktu itu aku pernah mengalami stress, perubahan yang cukup drastis. Hal ini membuatku pernah hampir jatuh ke lubang depressi. Beberapa perubahan perilaku menyolok yang muncul dari diriku diantaranya adalah marah (angry), menyendiri (avoiding people), serta mudah tersinggung (sensitive). Ya waktu itu kerasa banget perubahannya, tapi terkadang kita gak merasakan perubahan perilaku kita. Kita berpikir apa yang kita lakukan itu benar. Ya itu adalah respond terhadap stressor.

Bukannya aku tidak sadar dengan perubahan itu, aku sadar bahwa lama-lama ada yang tidak beres dengan diriku. Akhinrya aku mulai mencari jalan untuk keluar dari stressor itu. Gimana caranya?. Aku mulai dengan cara nomor 2; mengindari sumber stress. Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengindari mengenai apapun tentang si sumber stress. Berusaha untuk tidak memikirkannya, tidak menjumpainya, dan sebisa mungkin tidak tau apapun mengenai sumber stress. Ibarat jumping to the another world. Perlahan-lahan, meski butuh waktu, akhirnya aku bisa menerima sumber stress itu. Ibarat hati telah berdamai dengan keadaan. Untuk sesuatu yang tidak bisa lagi diubah, hal yang paling penting untuk menghadapinya ya dengan menerimanya. Jika tidak mampu mengubahnya, maka terimalah. Kematian, kehilangan misalnya.

Cara untuk mengubah sumber stress adalah dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan lain yang membuatmu tidak memikirkan sumber stress itu sebagai sumber stressmu lagi.

Kekuatan diri sendiri menjadi obat terampuh untuk menangani stress. Ubah cara berpikir kita saat menghadapi sumber stress. Saat kita ada masalah keuangan misalnya, jangan jadikan itu sebagai sumber stress. Berpikirlah mengenai penghasilan tambahan, dan berusaha untuk menutup kesulitan itu. Dan fokus ke masa depan. Selalu positive dan tidak mudah menyerah. Mindset kembali memainkan peran yang penting.

Masih dari artikel yang sama, berikut adalah cara yang baik untuk menghadapi stress :

  • ü  Exercise releases tension from the body.
  • o   Having a support system of family and friends helps you
  • ü  feel better.
  • o   Let go of negative thoughts with positive self-talk.
  • o   Do something relaxing, like deep breathing, stretching,
  • ü  listening to music, reading, or a hot bath.
  • o   Learning more about stress helps you cope better.
  • o   Being flexible lets you try and learn new things.
  • o   Writing in a journal helps you think about your feelings.
  • o   A hobby you enjoy may make you feel better.
  • o   Get a good night’s sleep.
  • o   Prioritize your time and know your limitations.
  • o   Simplify your life.
  • o   Focus on one task at a time.
  • Do not compare your life to others


Salam jauh stress!!!

1 komentar:

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu